Sejak dipastikan menjadi tuan rumah PD 2010, Afsel langsung membenahi transportasi
BACA JUGA: Afsel, Empat Pekan Jelang Dimulainya Pesta
Pembangunan bandara, jalan raya, rel kereta cepat dan bus antarkota dilakukanSementara sebelumnya, jalan raya di Afsel dinilai sebagai salah satu jalan paling berbahaya di dunia
BACA JUGA: Tidur dan Cuci Baju Sendiri, Makan di Kantin
Meski hanya terdapat sekitar 9,2 juta kendaraan, tapi kecelakaan lalu lintas sangat tinggiNah, di saat Afsel sedang disorot terkait kesiapan transportasi, justru kecelakaan lalu lintas dengan jumlah korban besar terjadi Rabu (5/5) lalu
BACA JUGA: UBER CUP : Dahaga Juara Semakin Panjang
Sebuah bus yang penuh penumpang terbalik dalam perjalanan menuju Cape Town.Tragedi bus naas itu memakan 23 korban jiwaPemerintah Afsel melalui juru bicaranya mengakui bahwa bus tersebut sejatinya tidak layak jalan dan dilarang beroperasiNamun, kejadian ini telah memperpanjang daftar kecelakaan lalu lintasSetiap tahun rata-rata sekitar 14 ribu orang tewas di jalanan Afsel.
Selain bus antarkota, selama ini, yang menjadi andalan transportasi adalah mini bus yang mengangkut sekitar 16 penumpangPengelolaannya sangat tidak profesional, serta tidak ada tempat pemberhentian yang regulerItulah trasportasi utama di Afsel.
Sementara untuk transportasi pada PD 2010, yang bakal menjadi andalan adalah kereta cepat dan busway, yang di Afsel dikenal dengan nama Rea Vaya atau juga Bus Rapid Transportation (BRT)Sayang, fasilitas itu hanya ada di tiga kota, yaitu Johannesburg, Cape Town dan Pretoria.
Untuk itu, pada PD 2010 ini, pemerintah Afsel berencana mengoperasikan kereta cepat antarkotaBeberapa di antaranya sudah beroperasi, tapi belum mampu menghubungkan banyak kota di AfselKendala utamanya adalah rel yang belum terhubung.
Saat ini, pembangunan rel terkendala dengan pemogokan tenaga kerjaSebanyak 18 ribu pekerja berencana melakukan mogok nasional demi menuntut kenaikan gajiMereka menuntut kenaikan gaji sebesar 15 persenHanya saja, pemerintah setempat mengaku hanya sanggup (menaikkan) sebesar 11 persen.
"Sejujurnya, kami tidak memanfaatkan Piala DuniaKami semua tak ingin aksi seperti ini terjadi tatkala Piala Dunia berlangsungKami tak mau melakukannyaKarena itu, sebaiknya segera dicari solusinya," ujar Patrick Craven, juru bicara Serikat Pekerja Afsel pula(ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buang Memori Buruk 1992
Redaktur : Tim Redaksi