Air Mata Terus Mengalir, Baju Jubah Saya Basah dengan Keringat Takut Dosa

Kamis, 28 Januari 2016 – 09:45 WIB
Khatib Sarbini Aly. FOTO: Lombok Post/JPNN.com

jpnn.com - Menghafal ayat-ayat suci Alquran bukan tanpa cobaan. Berbagai ujian harus dilalui. Namun kesungguhan hati membuat Khatib Sarbini Aly berhasil melewati rintangan. Kini ia semakin mantap menggapai sukses sebagai penghafal Alquran.

SIRTUPILLAILI, Mataram - Lombok Post/Grup JPNN

BACA JUGA: Polisi Hebat, Jemput Anggota Kelompok Bersenjata Hanya Ditemani Seorang Staf

Di Pondok Pesantren Al-Aziziyah Khatib Sarbini kecil terus belajar menghafal. Sementara di kampung halamannya Abian Tubuh, Mataram keluarga sangat senang dengan perkembangan sang anak. Roker nakal yang kini belajar menghafal Alquran.

Baru tiga bulan lebih mondok, Bulan Ramadan tiba. Keluarga meminta remaja kelahiran 1 Januari 1987 ini pulang kampung menjadi imam salat tarawih. Sontak, ia pun kaget. Sarbini lagi-lagi harus menolak dijadikan imam salat tarawih. 

BACA JUGA: Nyonya Tua Nan Cantik Makin Memikat

“Saya tidak mau karena saya mikir kok bisa bajingan seperti saya jadi imam and gak mungkin secepatnya itu dosa saya akan diampuni pikir saya,” tutur Sarbini.

Keesokan hari, seorang utusan keluarga datang ke pondok pesantren menyampaikan pesan sang ibu. Mereka meminta dirinta menjadi imam tarawih dengan bacaan satu juz. Sementara pada saat itu hafalannya baru dapat satu juz setengah. Karena itu panggilan sang ibu, sang roker tidak berani menolak.

BACA JUGA: Kisah Haru Mengentaskan Anak Jalanan Hingga Berurusan dengan Polisi

“Pada malam ke-27 Ramadan seorang roker, peminum, penjudi dan pemakai jadi imam,” kenang Sarbini.

Rakat demi rakaat salat tarawih dilalui, ia melantunkan ayat demi ayat dan sampailah pada rakaat witir. Saat berdoa kunut, banyangan dunia kelam dan dosa yang sudah diperbuat muncul. Hatinya tersentak, bergetar mengingat semua yang sudah dilakukan.

“Tetesan air mata terus mengalir di mata saya, baju jubah saya basah dengan keringat takut dosa,” tutur pria yang hobi bola ini.

Liburan sudah selesai, Sarbini kembali ke pondok menjalani hari-hari sebagai santri penghafal. Juz demi juz dilewatinya, ujian silih berganti, tiba-tiba darah keluar dari mulut, kepala dan dari mata. Namun ia tidak hiraukan,  ia juga tidak pernah ceritakan pada orang tua atau saudara. Saat hafalan baru 15 juz, Sarbini jatuh sakit. ”Saat itu saya drop,” katanya.

Namun setelah itu, semua normal tidak ada gangguan sedikit pun. Ia berpikir sendiri kalau darah yang keluar itu adalah perbuatan saya yang kotor semasih menjadi anak brutal.

Menurutnya, perubahan yang terjadi pada dirinya samata-mata merupakan hidayah yang datang dari Allah. Dari kecil ia tidak pernah diajarkan menghafal, karena orang tuanya bukan orang besar, bukan kyai atau tuan guru. Namun dengan dirinya sekarang bisa menghafal Alquran dan Hadist.

“Berarti beliau sekarang adalah Maulana Sykh H Aly Akbar,” ujarnya.

Salah satu hal yang memotivasi dirinya menghafal adalah anak yang menghafal Alquran bisa memberikan syafaat kepada sepluh keturunannya masuk surga. Penghafal juga akan memberikan mahkota yang lebih terang dari cahaya matahari.

Sarbini hidup di lingkungan bebas, saudara-saudaranya semua sarjana kesehatan, tidak ada yang memiliki latar belakang tuan guru tapi sekarang saya akan mengubah itu menjadi keluarga Alquran. Tidak heran, ia semakin gigih menimba ilmu memperdalam hafalan dan pengetahuan Islamnya.

Sarbini tamatan pondok tahfizd Alquran Al-Aziziyah Kapek Gunungsari, dan S1 ia juga selesaikan di Ponpes Al-Aziziyah jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Sekarang sedang belajar di Makkah Al-Mukarromah jurusan kitab.

Ia mengambil dua study. Study yang pertama di Madrasah Solatiya tempat Maulana Syekh Pancor menimba ilmu,. Study yang kedua di Mahad Tahfizd Alquran di Masjidil Harom, Makkah Al-Mukarromah.

Sampai saat ini bujang yang hobi bergaul ini belum menikah. Bahkan ia punya komitmen tidak akan menikah sebelum sukses menimba ilmu. Selain itu, orang tua belum izinkan nikah kalau belum menjadi manusia, dan tidak diberikan pacaran sebelum ia selesai study.

“Itu dari dulu sampai sekarang, tapi Alhamdulillah saya akan menyelesaikan dan rampung semua study insya Allah setahun lagi,” katanya.

Ia memiliki keyakinan Allah tidak akan mengubah nasib seseorang sebelum manusia mau mengubah dirinya sendiri. Sarbini memiliki banyak impian untuk membangun kampung halamannya. Beberapa rencana sudah disiapkannya bila sudah lulus dalam study di Makkah nanti.(lombok post/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berubah jadi PNS Pusat? Masa Harus Tinggalkan Gaji Rp 78 Juta?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler