Aji Santoso "Protes" Timo

Rabu, 25 Mei 2011 – 11:25 WIB
Suporter Bonek. Foto: Dok.JPNN

MALANG - Pelatih Persebaya 1927, Aji Santoso meradangTactician berusia 41 tahun itu bereaksi keras terhadap pernyataan head coach Persema, Timo Scheunemann yang melontarkan alasan kegagalan timnya menjadi jawara paro musim Liga Primer Indonesia (LPI) akibat dirugikan jadwal kompetisi yang menurutnya ‘memihak’ kubu Bajul Ijo (julukan Persebaya).

Pernyataan tersebut diungkapkan pelatih berkebangsaan Jerman tersebut usai Persema ditahan imbang Persibo Bojonegoro di Stadion Gajayana, Minggu (22/5) lalu

BACA JUGA: Turunkan Pemain Yang Aktif Berlatih


Kegagalan mengamankan angka penuh di laga home terakhir skuad berjuluk Laskar Ken Arok tersebut, memuluskan langkah Arek-Arek Suroboyo meraih titel kampiun putaran pertama meski hanya bermain seri menghadapi Batavia Union di Stadion Siliwangi pada waktu bersamaan.

Saat itu Timo terang-terangan menyebut faktor sukses sang rival tak lebih dari ‘keberuntungan’
Persebaya, kata Timo, memperoleh jatah partai kandang lebih banyak

BACA JUGA: Krisis Pemain di Lini Belakang

Salah satu yang dipermasalahkan adalah saat Solo FC harus melakoni laga kandangnya justru di markas Green Force (sebutan lain Persebaya), Stadion Gelora 10 Nopember, 9 Mei silam lantaran panpel Solo FC tidak mendapat jaminan keamanan dari kepolisian


Alhasil, tim asal Jawa Tengah itu malah bernasib tragis meski berstatus sebagai tuan rumah

BACA JUGA: Pemerintah Hanya Bisa Berjanji

Mereka dihajar dua gol tanpa balas oleh Nico Susanto dkk’’Andai pertandingan itu benar-benar digelar di tempat netral, saya percaya hasinya akan lainPaling tidak, Solo FC bisa menahan imbang Persebaya,’’ sesal Timo kala itu.

Entranador berlisesni A UEFA tersebut kembali melontarkan argumen serupa saat tim besutannya dipaksa merelakan predikat juara paro musim jatuh ke genggaman Persebaya 1927.  ‘’Ya, kita memang nomor dua karena kalah agregat golTapi ingat, kita tahu Persebaya diuntungkan lebih banyak pertandingan di kandang merekaSo, jangan heran bila mereka di puncak,’’ koar mantan pelatih timnas putri proyeksi SEA Games 2008 tersebut.

Komentar miring itulah yang lantas menuai reaksi keras dari Aji SantosoPria kelahiran Kepanjen, 6 April 1970 tersebut tak terima sukses timnya dianggap bak suatu kecurangan terencana

‘’Faktanya kita sama-sama memainkan sembilan laga home dan sembilan laga awaySaya hafal betul tiap mendampingi tim bertandingTolong diteliti lagiSaya rasa apa yang dikatakan coach Timo tidak benar,’’ sergahnya berapi-api.

Mantan penggawa Persema era tahun 2000-an itu menyayangkan pelatih sekaliber Timo tak mau mengakui keunggulan lawannya secara jantan.  ‘’Harusnya mereka bisa akui keunggulan kita secara gentleBukannya malah menyebutkan satu per satu faktor non teknis seperti itu,’’ timpal mantan bek kiri timnas tahun 1990-1999 tersebut.

Sejumlah faktor non teknis memang sempat diutarakan kubu Persema pasca dihajar 0-4 oleh Persebaya yang saat itu bertindak sebagai tuan rumah laga ke-18 kedua tim
Salah satunya mengkambinghitamkan kondisi psikologis pemain yang tidak siap mental bermain disaksikan puluhan ribu Bonekmania (suporter Persebaya)

‘’Kalau itu diucapkan anak-anak SSB (sekolah sepak bola), mungkin wajarTapi Persema diperkuat pemain senior macam Bima Sakti, M Kamri plus empat pemain asingJelas alasan tersebut tak ada relevansinya,’’ imbuh Aji berang.

Menurut pelatih yang namanya berkibar saat membela Persebaya tersebut, keberhasilan timnya tak lepas dari konsistensi permainan sejak awal hingga akhir putaran pertama

‘’Persema terus memimpin hingga pekan ke-16Tapi nyatanya kita bisa menelikung mereka menjelang akhir kompetisiItu semua karena kita tampil konsistenSaya selalu tekankan kepada para pemain untuk menjaga konsistensi permainan,’’ bebernya kepada Malang Post (grup JPNN).

Aji juga memaparkan bahwa kunci sukses Bajul Ijo menjadi pemuncak klasemen akhir paro musim tak lepas dari kegigihannya mempertahankan karakter permainan tim sejak awal liga digulirkan

’’Saya termasuk pelatih yang tidak suka mengubah karakter bermain timJadi sejak awal hingga akhir tetap konstanYang kerap berubah hanya taktik dan strategi, karena bergantung kekuatan lawan yang dihadapi,’’ pungkasnya bersemangat(tom/avi)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Empat Laga, Target Rp 3,6 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler