Akbar: JK Harus Fokus

Kamis, 26 Juni 2008 – 14:58 WIB
Akbar Tandjung. Foto: Manado Pos.
MANADO — Ketua Umum DPP Partai Golkar M Jusuf Kalla harus fokus mengurus partaiSekalipun sulit mengingat posisinya sebagai Wapres, langkah ini harus dilakukan JK  agar Golkar bisa berbuat banyak di Pemilu 2009

BACA JUGA: Pj Gubernur Kaltim Tunggu Keppres

Ini dikatakan mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Ir Akbar Tandjung saat berdialog dengan kru redaksi Manado Post (grup JPNN), Rabu malam (25/6) di Manado

“Golkar harus introspeksi

BACA JUGA: Travo Lampu Runway Bandara Dicuri

Dan sekalipun sulit, Jusuf Kalla harus memfokuskan diri mengurus partai agar Golkar bisa berbuat banyak di Pemilu 2009,” kata Akbar

Politisi berpengalaman yang tampil berani meski dicaci pasca tumbangnya orde baru tapi masih sukses mengantarkan Golkar runner up Pemilu 1999 itu memprediksi, parpol berlambang pohon beringin akan kalah di Pemilu 2009 bila usulannya tak diakomodir.   
Akbar sempat menyentil perjuangannya bersama Golkar sejak menjadi Ketua Umum pada Munaslub 1998

BACA JUGA: 17 Nelayan Thailand Keracunan di Pontianak

Sekalipun Golkar dihujat dan dicaci, ia tampil meyakinkan masyarakat tentang paradigma baruHasilnya, di tengah keroyokan tapi Golkar masih menjadi pemenang kedua Pemilu 2009Bahkan, lewat kerja keras mengurus parpol akhirnya pada Pemilu 2004, Golkar sudah kembali sebagai pemenang.   
Atas dasar itu, saat ini menurut Akbar, Golkar harus introspeksiIa menunjuk kekalahan beruntun calon Golkar di beberapa pemilihan gubernur (Pilgub)“Kita (Golkar) hanya menang di Gorontalo dan Sulawesi BaratYang lain kan kita gabung,” katanya mencontohkan.  
Menurutnya, kekalahan Golkar di beberapa wilayah, antara lain Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, diakibatkan ketidakseriusan JKSebagai ketua umum mestinya ada upaya menciptakan langkah-langkah strategis baru memenangkan PilkadaSebab, bagaimanapun juga JK akan dimintai pertanggungjawaban di Munas Golkar 2009
Ia memprediksi Golkar masih akan menelan kekalahan pada putaran terakhir Pilgub, seperti Jawa Timur dan Bali“Sudah sangat bersyukur kalau Golkar bisa menang 50 persen di Pemilu,” ujarnya seraya menyebut, parameter keberhasilan memimpin partai adalah PemiluSebab, Pilkada lebih dominan karena figur sekalipun menggunakan kendaraan parpol.  “Jadi diperlukan keberanian untuk mengoreksi diri secara lebih mendalam,” tukasnya.
Dalam silahturahmi dengan Manado Post, Akbar ikut menyampaikan konsepnya tentang politik, sosial dan ekonomi dari berbagai spektrum“Salah satu yang penting kita harus memberdayakan segala potensi yang dimiliki masyarakat tanpa membeda-bedakan latar belakang untuk menjadi sebuah kekuatan,” katanya“Ini salah satu kerinduan saya terhadap republik ini,” tambahnya. 
Lantas, apa kendaraan politik Akbar? Menurut Akbar, dirinya tetap berharap kendaraan GolkarBukan apa-apa, Akbar masih yakin Golkar bisa berbuat banyak asalkan dilakukan berbagai pembenahanUntuk itu, Akbar masih berharap bersama Golkar untuk mewujudkan cita-citanya“Niatan ini dengan tulus dan ikhlas untuk menyumbangkan ide dan gagasan riil untuk bangsa dan negaraMudah-mudahan pengalaman saya selama ini bisa memberikan sesuatu yang berarti dalam perubahan bangsa ini,” kata Akbar.
Saat ditanya, celah mana yang bisa dimasuki dari Partai Golkar untuk Pilpres 2009, dengan sederhana ia menjawab konvensiSekalipun Jusuf Kalla di beberapa kesempatan telah terang-terangan menyatakan tidak ada lagi konvensi
Yang pasti, selama ini Akbar sudah melakukan komunikasi politik dengan sejumlah partai, termasuk dengan Sutiyoso“Tapi belum ada deal-deal,” katanyaKhusus dengan SBY, malah sudah dua kali bertemu“Banyak yang mengaitkan karena posisi saya sebagai Ketua Barindo dimana Barindo itu dekat dengan Partai DemokratTapi sekali lagi, belum ada pembicaraan lebihTermasuk nama saya masuk sebagai 1 dari 5 Cawapres PDIP mendampingi Megawati, saya belum ada pembicaraan,” tambahnya.  
Sementara, bedah buku The Golkar Way, buku yang sempat menggegerkan politisi-politisi Golkar, mendapat sambutan hangat dari seluruh lapisan masyarakat Sulut yang hadir di acara gagasasn Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Manado dan Korps Alumni HMIDalam pengantarnya, Akbar menerangkan apa yang melatarbelakangi dirinya untuk meneliti Golkar sebagai objek disertasi doktoral
Menurutnya, buku itu mencoba menjawab fenomena Golkar di masa transisi pasca jatuhnya rezim orde baru“Menarik, karena Golkar sebagai partai yang dekat kekuasaan, kemudian jatuh, tetapi Golkar masih bisa survive (bertahan, red),” ujar Akbar selaku Dewan Pembina Barisan Muda Indonesia.
Kesimpulannya, lanjut Akbar, Golkar mampu mendayagunakan kelembagaan partai, yakni infrastruktur politik, platform partai, dan sumberdaya manusiaKemudian, Golkar mampu beradaptasi dengan lingkungan politik saat ini yang sering berubah, lingkungan yang sedang mengalami turbulensi politik.
Selanjutnya, bedah buku yang menghadirkan dr Bert Supit (Sejarawan), Drs Max Rembang MSi (Pengamat politik Sulut) dan dr Taufiq Pasiak (Intelektual Muda Sulut) sebagai pembahas, dipandu oleh Suhendro Boroma (Pemred Manado Post).
Dr Bert Supit yang mendapat kesempatan pertama langsung melontarkan kritikannyaMenurut Bert, sesuatu yang dia cari selama ini tidak dibahas dalam buku tersebut“Saya tidak menemukan sesuatupun pembahasan mengenai konsep carakter building (pembangunan karakter, red),” tegasnyaNamun, ia bangga dengan karakter politik yang dipunyai sang penulis, dimana mampu mengantar Golkar keluar dari kepungan pembubarannya.
Lain lagi Drs Max RembangIa memuji isi buku karya Akbar TandjungMenurutnya, di bawah kepemimpinan Akbar Tandjung, Golkar mampu memainkan manajemen konflik“Ke depan, Golkar akan lebih baik lagi jika dipimpin kembali Akbar Tandjung,” ucapnya.
Selain dua hal tadi, beda buku The Golkar Way menurut dr Taufiq Pasiak, menghasilkan ilmu baruAdaptabilitas, kompleksitas, otonomi dan koherensi, semuanya ada dalam tubuh golkar“Buktinya eksistensi golkar  saat ini masih ada bahkan masih sebagai partai besar,” ujar Taufik yang juga Ketua Harian Presidium KAHMI Sulut.
Menanggapi tanggapan yang berbeda dari para pembahas, Akbar menilai, reformasi merupakan tindak lanjut atas krisis yang terjadi di IndonesiaMenggaris bawahi bidang politik, Akbar ke depan optimis adanya perubahan kualitas demokrasi di IndonesiaJika parpol berjalan sesuai dengan fungsi, yakni melakukan rekrutmen politik dan pendidikan politik“Fungsi tersebut dapat membawa bangsa ini merebut cita-citanya, sebagaimana tertuang dalam mukadimah UUD 45,” pungkasnya.(cw-06)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesawat Indonesia Jatuh di Perbatasan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler