Akibat Bencana Asap, Ibu Lahirkan Anak Autisme

Kamis, 15 Mei 2014 – 20:43 WIB

jpnn.com - WAKIL Gubernur Kaltim Mukmin Faisyal menyebut, banyak perusahaan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) di tanah Kaltim, mulai sektor perkayuan hingga sumber daya mineral.

Catatan Pemprov Kaltim, terdapat tiga pengguna hak pengusahaan hutan (HPH) sebagai pemanfaatan hasil hutan.
Sedangkan berdasar data Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kaltim, terdapat 239 izin aktif memanfaatkan sumber daya mineral di Benua Etam.

BACA JUGA: Sidang Tuntutan Kasus Penganiayaan Bocah Adit Ditunda

Dikatakan Mukmin, banyaknya izin usaha memanfaatkan SDA di provinsi ini mesti dapat pengawasan sehingga dampak negatif dapat dihindari.

Di sisi lain, menanggapi ancaman bencana asap yang diprediksi menerpa Kaltim pada Mei hingga Oktober, diperlukan pula peran perusahaan.

BACA JUGA: Mantan Wakapolri Bersaksi di PN Palu

“Perlu ada kesiapsiagaan semua pihak mulai pemerintah, dunia usaha, dan lembaga swadaya masyarakat,” terangnya.

Mukmin membeberkan bahwa pada 2010 jumlah titik panas di Kaltim mencapai sekitar 1.115 titik. Sementara tahun 2011 menjadi 1.501 titik dan 1.782 titik pada 2012. Pada 2013, titik panas turun jadi 248 sementara hingga Mei 2014, jumlah titik api ada 327.

BACA JUGA: Pamit Nagih Utang Caleg, Pulang jadi Mayat

“Pengendalian kebakaran hutan adalah urusan bersama antara pemerintah. Baik provinsi maupun kabupaten/kota,” sebutnya.

Dikatakan, kawasan hutan produksi dan lindung merupakan kewenangan pemda. Sementara hutan konservasi, jadi kewenangan Kementerian Kehutanan melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) maupun Balai Besar Taman Nasional.

Sementara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif menyebut, penanggulangan bencana asap di Kaltim sudah maksimal mulai dari penggunaan software hingga tingkat terbawah.

Dia mengingatkan agar pencegahan terus ditingkatkan. Bencana asap bisa berdampak buruk terhadap perekonomian daerah, seperti tren inflasi macam terjadi di Kalimantan pada 2007.

“Selain banyak tekanan ekonomi, hubungan internasional pun juga kena dampaknya,” sebut dia. Namun yang lebih diwaspadai, bencana asap bisa berdampak buruk terhadap generasi penerus.

Berdasar hasil studi, diketahui jika ibu hamil yang menyerap asap dari kebakaran hutan, bayi dalam kandungan terancam mengidap autisme.

“Bahkan, telah ditemukan di Riau bahwa secara statistik, anak autisme di sana lebih besar,” jelas dia. (*/zal/k9)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Gini Masih Ada Warga yang Tertipu dengan Undian Palsu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler