JAKARTA - Direktur Yayasan Prasasti Perdamaian Noor Huda Ismail menilai korban yang paling menderita dari serangkaian aksi terorisme adalah para perempuan"Termasuk istri-istri orang yang disebut polisi sebagai teroris itu," kata Huda yang aktif melakukan pemberdayaan terhadap keluarga mantan kombatan itu
BACA JUGA: Hubungan Mahfud-Refly Memanas
Abu Tholut misalnya mempunyai tujuh anak
BACA JUGA: Abu Tholut Siapkan Skenario Culik Pejabat
"Saat diumumkan sebagai DPO dia juga mempunyai anak bayi yang baru saja lahirBACA JUGA: Sultan Tolak Mobilisasi Rakyat Jogja
Hal yang sama juga dialami Utomo Pamungkas, salah satu senior Huda di Ponpes Ngruki, Solo, Jawa Tengah- Istrinya yakni ukhti Titin juga harus hidup bersama anak-anaknya tanpa suami," katanyaUtomo divonis seumur hidup karena dianggap ikut terlibat dalam perencanaan Bom Bali 1
Tentu, selain istri teroris, istri korban juga menderitaHuda mencontohkan keluarga Haji Cholil Maksum yang ditemuinya di BaliMenantunya bernama Imawan, korban serangan bom bunuh diri 12 Oktober 2002 yang tewas di tempat kejadian
Jenazah Imawan ditemukan dalam keadaan tidak utuh di ruang kemudi mobilnya yang saat kejadian sedang terjebak macet di jalan Legian, tak jauh dari ground zeroAlmarhum Imawan adalah suami Eka LaksmiDalam perjalanan pernikahan mereka, dianugerahi dua anak laki-laki. Imawan eninggalkan si sulung yang berusia tiga tahun dan si bungsu yang masih berusia satu tahun.
"Mbak Eka ini sekarang hidup bersama orangtuanya dan membesarkan sendiri anak-anak tanpa ayahJadi aksi-aksi terorisme merugikan bagi semuanya, perempuan dari sisi pelaku juga perempuan dari sisi korban," katanya(rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terima Gratifikasi Diancam Turun Jabatan
Redaktur : Tim Redaksi