JAKARTA - Wakil Kapolri Komjen Jusuf Manggabarani akan resmi memasuki pensiun. Sesuai Undang Undang Kepolisian, Jusuf yang lahir tahun 1953 itu memasuki masa purna tugas karena telah memasuki batas kerja 58 tahun
Mabes Polri berencana mengumumkan siapa pengganti orang nomor dua di tubuh Korps Bhayangkara Polri hari ini
BACA JUGA: Golkar Pilih Bela Nurdin Halid
"Besok (hari ini) ada keterangan," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar, Minggu (27/2).Komjen Pol Jusuf Manggabarani lahir di Makassar 11 Februari 1953. Ia adalah lulusan Akpol tahun 1975 dan dalam pernah bertugas di Dili, Timtim (sekarang Timor Leste) sebagai pasukan khusus anti gerilya BKO Korem mulai pangkat Letda sampai Kapten (sekarang AKP)
Sejak 1976 sampai 1982, Jusuf Manggabarani menjabat Kasat Sabhara Polwiltabes Makassar dan kemudian Dansat Brimob di Makassar dengan pangkat mayor (sekarang Kompol)
BACA JUGA: Menhan Puji Kapal Perang Buatan Batam
Pada tahun 1982 sampai 1988, ia masuk Sespim, kesatuan Gegana kemudian mengambil Sesko ABRISelanjutnya, dari tahun 1988 sampai 1994 menjabat Kapolwiltabes Makassar, Kapolwiltabes Bandung, Wakapolda Sulsel, Dansat Brimob
BACA JUGA: UU KEK Legalkan Gubernur Monopoli Pertambangan
Jusuf pernah juga menjabat Kapoda NAD dan Kapolda Sulsel (1994-2002)Pada 2004 menjabat Kadiv Propam, pada 2005 sebagai Irwasum, dan Wakapolri pada 2010Meski sebagai perwira tinggi Polri, Jusuf dikenal sebagai pribadi yang mampu memisahkan kepentingan jabatan dan kepentingan pribadiSalah seorang putranya (anak ketiga), Edi Sabhara Manggabarani kini bertugas di kesatuan elit Densus 88 Mabes Polri
Boy Rafli menjelaskan, pengganti Wakapolri sudah dipilih oleh Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi PolriJabatan ini sesuai UU Kepolisian, tidak membutuhkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat" Mekanismenya memang seperti itu," katanya.
Beredar tiga nama yang disebut-sebut kuat menggantikan JusufYakni Komjen Nanan Soekarna, Komjen Fajar Prihantara, dan Komjen Imam SudjarwoNanan sekarang menjabat sebagai Isnpektur Pengawasan Umum, Fajar sebagai Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan, dan Imam sebagai kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan PolriNama Imam (Akpol 1980) cukup kuat dan sempat masuk bursa calon Kapolri bersama Inspektur Pengawasan Umum Komjen Nanan Soekarna
Anggota DPR dari Komisi III Syarifudin Suding menilai dari sisi angkatan, lulusan Akpol 1980 lebih berpeluang"Sebab, Kapolrinya sudah 78, kalau sama-sama 78 tentu agak kurang pas," katanya kemarin
Secara terpisah, Ketua Presidium Indonesian Police Watch Neta Sanusi Pane mengatakan dirinya mendapat informasi bahwa yang akan menjadi Wakapolri justru bintang dua"Itu memang mungkin, tidak ada masalahNanti akan ada promosi kenaikan pangkat," katanya
Dari beberapa bintang dua, nama yang cukup mencorong adalah Irjen OegrosenoKapolda Sumatera Utara ini dinilai cukup berprestasi dalam mengungkap jaringan perampok Bank CIMB Niaga di Medan durasi Agustus-September 2010 laluSaat itu, Oegroseno turun langsung memimpin perburuan di lading-ladang sawitDia juga pernah menjadi Kadivpropam Polri dan dikenal sebagai figur yang tegas.
Neta menyebut jelang pengumuman Wakapolri, banyak kepentingan luar yang bermain dan mencoba mempengaruhi independensi Polri "Sebab posisi Wakapolri ini sangat strategisDia menentukan sidang penetuan pangkat anggota, dan juga mengurusi proyek-proyek pengadaan internal Mabes PolriTapi, kewenangan mutlak ada pada Kapolri," katanya(rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Siapkan Unit Kerja Khusus Papua
Redaktur : Tim Redaksi