Aksi 1.000 Lilin Tegang, Digeruduk Penolak, Massa Kocar-kacir

Senin, 15 Mei 2017 – 06:02 WIB
BATAL NYALAKAN LILIN. Rencana menyalakan seribu lilin di Bundaran Digulis Untan, Pontianak, batal total lantaran keberatan sekelompok masyarakat yang datang dan menolak aksi tersebut, Minggu (14/5). Foto: Achmad Mundzirin/Rakyat Kalbar/JPNN.com

jpnn.com, PONTIANAK - Ratusan massa aksi berkostum merah berkumpul di Taman Digulis Untan, Pontianak, Kalbar, jelang senja, Minggu (14/5). Mereka merencanakan aksi seribu lilin sebagai bentuk dukungan kepada Ahok.

Namun, lilin batal dinyalakan, lantaran sekelompok lantaran sekelompok masyarakat mendadak datang dan menolak.

BACA JUGA: Aksi Bela Ahok Mengarah ke Deklarasi Minahasa Raya Merdeka

Achmad Mundzirin, Iman Santosa (Pontianak), Kurnadi (Bengkayang)

Pasukan Polri-TNI yang sudah siaga melakukan pengamanan dengan kekuatan penuh, bertindak sigap menguasai situasi yang menegang.

BACA JUGA: Aksi Bela Ahok Usung Slogan Torang Samua Basudara

Padahal, aksi yang akan dimulai pukul 16.00 diperkirakan akan seru dan dipastikan jalanan macet. Namun, datang sekitar 20-an pemuda mempertanyakan tujuan aksi.

Suasana jadi hangat dan mereka bersitegang. Akhirnya aparat kepolisian meminta komunitas warga mundur dan situasi berhasil diredam.

BACA JUGA: Aksi Bela Ahok dan Teriakan Minahasa Harus Merdeka

Pukul 17.11, aksi kembali dimulai. Tidak dengan menyalakan lilin, hanya berdoa disambung dengan menyanyikan “Indonesia Raya”. Atraksi ini disebut oleh pesertanya dengan sebutan Aksi Untuk NKRI.

Habis nyanyi, aparat polisi dan TNI pun meminta mereka bubar, alasannya, tidak boleh ada aksi sampai malam sesuai Perkap Nomor 9 Tahun 2008 pada pasal 6 ayat.

Waktu yang dibolehkan untuk beraksi di muka umum hanya boleh dari pukul 06.00 hingga pukul 18.00.

Untungnya ketegangan yang terus meningkat antara kelompok penyala lilin dengan 20-an warga penolak tidak sampai terjadi benturan fisik. Semua berakhir dengan aman dan mereka pun membubarkan diri.

Awak Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group) yang sudah standby di lokasi sebelum pukul 16.00 melihat sejumlah atribut peserta aksi lilin diamankan polisi, dimasukkan ke mobil patroli.

Namun langkah itu dibantah pihak kepolisian, yang mengaku tidak ada atribut peserta aksi yang diamankan.

"Tidak ada," kata Kabag OPS Polresta Pontianak Kompol Jovan R Sumual, kepada sejumlah wartawan di Bundaran Digulis Untan Pontianak, Minggu (14/5).

Virus aksi karangan bunga, balon, dan disusul menyalakan lilin oleh para peserta aksi bertujuan untuk solidaritas terhadap Ahok yang divonis hakim dua tahun penjara dalam kasus penistaan agama, juga dibantah oleh Kabag Ops.

"Ini kegiatan masyarakat. Informasinya itu pengibaran bendera dan menyanyikan lagu nasional, serta solidaritas untuk NKRI, ini kita lihat dari selebaran yang ada," dalih Jovan.

"Apapun kegiatan perkumpulan masyarakat, pasti kita amankan. Termasuk ini," sambung dia.

Berkaitan dengan ada tidaknya pemberitahuan, ada izin atau tidaknya kegiatan itu, Jovan menyatakan akan mengecek fungsi Intel Polresta Pontianak. "Nanti saya tanyakan dulu ke Intel," ujar mantan Kasat Lantas Polresta Pontianak itu.

Ternyata, wartawan, yang langsung konfirmasi ke pihak intelijen Polresta Pontianak di Bundaran Untan, mendapat jawaban bahwa kepolisian tidak ada mengeluarkan izin unjukrasa pada hari Minggu (14/5) untuk lokasi Digulis Untan Pontianak tersebut.

Karena ratusan massa sudah berkumpul, Jovan tidak langsung membubarkan mereka yang sempat berdoa dan bernyanyi itu. Ia memilih untuk menegaskan batas waktu. Jika lewat dari pukul 17.30 massa tidak bubarkan diri atau selesai, aksi itu akan dibubarkan.

"Lewat dari batas waktu tentu akan dibubarkan, karena ini sudah diatur oleh UU," tegasnya.

Jovan pun mengimbau masyarakat untuk tenang dan tidak terprovokasi. Katanya, masyarakat yang bersuku dan berbangsa di Kota Pontianak merupakan sesama warga negara Indonesia.

"Kita Polri dan TNI ada di barisan terdepan untuk menjaga atau melakukan pengamanan, agar suasana tetap kondusif," imbaunya.

Setelah aksi bakal menyalakan lilin untuk bersimpati kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dibubarkan polisi, ternyata ada lagi kelompok yang mau coba-coba seusai waktu magrib.

Sebagian massa mencoba bertahan, ditambah yang terus berdatangan dengan rencana aksi menyalakan lilin. Berlangsung hingga pukul 19.00.

Khawatir kelompok masyarakat lainnya juga bereaksi dengan massa yang bertambah pula, polisi dan TNI akhirnya membubarkan paksa.

Mereka bersikeras bertahan di sekitar lokasi. Kendaraan taktis Polda Kalbar berupa water cannon bergerak untuk menembakkan air, membuat massa yang tersisa bubar tunggang langgang dari Taman Digulis.

Massa terdesak ke lapangan parkir taman dan halaman kantin Untan. Aparat keamanan terus menghalau massa yang masih coba berada di lokasi dan menyuruh mereka semua pulang. Massa akhirnya menurut dan memilih membubarkan diri.

Bundaran Untan yang berada di jalan utama Pontianak pun mengalami kemacetan karena menjadi tontonan warga sekitar.

Kawasan pun kembali disterilkan dari aksi. Massa yang baru datang untuk mengikuti aksi juga dihalau. Polisi kemudian menutup areal parkir Taman Digulis dan jogging track.

Sebuah mobil polisi memblokade jalan masuk ke areal parkir. Setiap orang yang hendak masuk dihalau oleh anggota kepolisian yang berjaga.

“Malam ini Taman Digulis ndak buka,” ujar anggota kepolisian yang berjaga dari orang-orang yang hendak berbelok ke halaman parkir.

Joko, salah seorang saksi yang berada tak jauh dari lokasi menyebut bahwa aksi 1000 lilin memang telah dibubarkan dari sore. “Ini masih ada yang ngeyel sama dengan ada yang mungkin baru datang,” ujarnya.

Ia menyebut sore tadi memang sempat datang beberapa orang yang menolak pelaksanaan aksi tersebut. Namun tidak sampai terjadi bentrok fisik dari kedua massa.

“Tadi sih polisi pun ndak izinkan aksi 1000 lilinnya, jadi disuruh bubar,” kisahnya.

Sementara itu, Untung Sidupa, dari Komunitas Aksi 1000 Lilin, mengatakan bahwa aksi tersebut bertujuan untuk merawat NKRI. "Dan doa bersama itu saja dan nyanyi tadi," ungkapnya.

Perihal rencana aksi yang akan menyalakan lilin, Untung membenarkannya, namun karena ada keberatan dari sejumlah pihak, akhirnya dibatalkan. "Tujuannya merawat NKRI itu saja," dalihnya.

Sampai lepas magrib, anggota polisi dan TNI serta sejumlah alat berat masih siaga di taman dan sejumlah titik disekitarnya. Menjelang pukul 19.00 sudah hampir tak ada lagi kerumunan massa aksi yang tersisa di lokasi. Barulah kepolisian dan TNI mulai mengendorkan pengamanan di lokasi dan sekitarnya.

Dandim Kota Pontianak Kolonel Inf. Jacki Ariestanto yang ditemui di Bundaran Digulis Untan dengan anggotanya yang bersenjata lengkap mengatakan kehadirannya mem-back up pengamanan kepolisian.

"Kami juga mengantisipasi informasi aksi yang berpotensi terjadinya gesekan dengan kelompok lain. Seperti daerah-daerah lain yang juga sudah ada kejadian serupa. Maka dari itu kita antisipasi bersama Polri agar Kota Pontianak tetap kondusif," tegas Jacki kepada sejumlah wartawan.

Dandim juga memantau media sosial (medsos) yang tidak kondusif di mana terjadi saut menyaut berkaitan dengan perbedaan. "Saya minta masyarakat tetap tenang dan menahan diri. Tidak terprovokasi," harapnya.

Kata Jacki, Kota Pontianak memiliki sejarah ratusan tahun dengan harmonisasi berbagai etnis sudah hidup bersama, dengan toleransi yang selalu terjaga selama ini.

Sementara itu, di kawasan utara Kalbar, tepatnya di Samalantan, Kabupaten Bengkayang, 300 lilin dinyalakan di Tugu Pancasila.

Tujuannya, memberikan dukungan moral untuk Ahok. Sekitar 300 warga Dusun Samano, Desa Samalantan, dan beberapa warga Kecamatan Monterado berdoa bersama dan menyanyikan lagu nasional Sabtu (13/5) malam dari pukul 20.30 hingga pukul 21.30.

Albertus Rodi selaku koordinator bersama temannya Ison Lineker, Pijai, Yosepin Pamera, juga sebagai pembantu kegiatan Amal Solidaritas Mendukung Bebaskan Ahok.

“Hadir sekitar 300 orang berdoa menurut kepercayaan masing masing dan menyalakan lilin sebagai simbol terang yang menghalau kegelapan sebagai bentuk dukungan bebaskan Ahok,” katanya.

Begitu memasuki acara puncak, lampu padam tetapi tidak menyurutkan semangat warga. Acara tanpa orasi karena sudah malam dan khawatir mengganggu warga Samalantan yang ingin istirahat. (moh)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sedang Duduk di Warung Kopi, Bambang Diciduk Polisi


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler