jpnn.com, MANADO - Keinginan mendirikan Minahasa Raya Merdeka bergema di tengan aksi bela terdakwa penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Wacana yang digulirkan aktivis saat aksi sejuta lilin di Manado, Sulawesi Utara untuk Ahok, Rabu (10/5) malam mendapat sambutan dari sebagian warga Minahasa.
BACA JUGA: Aksi Bela Ahok Usung Slogan Torang Samua Basudara
Sebagian besar netizen hanya membahas Minahasa Raya merdeka. Alasan sebagian karena ketidakadilan hukum yang dirasakan minoritas.
Malah, di salah satu akun di facebook bernama Minahasaland telah menyatakan akan mendeklarasikan Minahasa Merdeka, di halaman Kantor Gubernur Sulut, Senin (15/5) pagi.
BACA JUGA: Aksi Bela Ahok dan Teriakan Minahasa Harus Merdeka
“Referendum Minahasa Merdeka. Tempat kantor Gubernur Sulut, pakai hitam-hitam ikat kepala merah. Info ini sekaligus undangan untuk rakyat Minahasa.” Demikian bunyi seruan yang mulai menjadi viral di media sosial.
BACA JUGA: Ahok Tidak Ditahan tapi Disandera
Radar Manado (Jawa Pos Group) melaporkan, tanggapan ingin memisahkan diri terus bermunculan. Hampir semua akun di FB menyatakan ingin mendirikan Minahasa Merdeka.
Bahkan di akun dengan nama Minahasaland lengkap dengan simbol bendera warna merah biru ditaburi 9 bintang.
“Kalau Ahok masih ditahan saya voting untuk Minahasa Merdeka. I yayat U Santi,” kata George Pangerapan New kepada Radar Manado.
Namun ada juga netizen yang kurang sependapat untuk mendirikan Minahasa Merdeka gara-gara kasus Ahok. Pemilik akun Devid Richard Ochotan dan Ronny Palar menolak ada gerakan merdeka lantaran mengingat perjuangan leluhur Minahasa merebut kemerdekaan.
“Ketika ada masalah harus kedepankan akal sehat, cari solusi. Mari kita lawan oknum dan kelompok radikal berkedok pro rakyat,” tukas Devid.
Wacana dan desakan memisahkan diri tanah Minahasa dari NKRI dianggap sah-sah saja oleh sejumlah tokoh Minahasa.
Bagi mereka Minahasa suatu saat harus otonom. Hanya saja untuk saat ini, apalagi dengan alasan kemarahan akibat Ahok ditahan, dirasa tidak tepat.
Tokoh masyarakat Minahasa Dolfie Kotambunan menegaskan bahwa untuk Minahasa merdeka belum bisa sekarang ini.
“Sekarang kita rasa belum tepat. Suatu saat akan ada gerakan Minahasa merdeka,” kata Panglima Laskar 4 Pilar Kebangsaan Sulawesi Utara (Sulut).
Gerakan ini akan tiba waktunya, ketika semua anak Minahasa menghendaki untuk referendum seperti di Timor Timor.
“Kalau memang itu dikehendaki oleh anak bangsa Minahasa, why not alias mengapa tidak,” tegas Kotambunan.
Sementara itu, Kepala Kesbang Pol Sulut Steven Liow membantah ada rencana deklarasi Minahasa Raya di kantor gubernur Sulut.
Steven yang dekat dengan ormas dan organisasi pemuda belum mendapat informasi dari mana pun.
“Rencana deklarasi belum ada izin,” kata Liow.
Sementara itu, Wakil Ketua Deprov Sulut Wenny Lumentut saat diminta tanggapannya soal referendum Minahasa Merdeka mengatakan, sebagai wakil rakyat berprinsip bahwa Indonesia didirikan oleh founding father.
"Pendiri negara dengan 4 pilar kebangsaan," tandasnya.
Wenny mengajak agar semua elemen masyarakat untuk menjaga, rawat serta amankan bersama keutuhan NKRI selalu dalam kondisi yang baik.
"Tindakan atau paham radikalisme kita lawan. Khususnya di Sulut agar selalu tercipta suasana rukun dan damai antar umat beragama yang ada di Sulut," harapnya.
(ndo/but/art)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerakan Matikan 1000 Lilin, Akun Facebook Milik Gubernur Sulsel Diretas
Redaktur : Tim Redaksi