jpnn.com, MANADO - Gerakan aksi bela Ahok menjalar setelah majelis hakim Pengadilan Jakarta Utara menjatuhkan hukuman dua tahun penjara kepada terdakwa penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Selasa (9/5).
Sehari setelah penahanan gubernur DKI nonaktif itu, berbagai daerah menggelar aksi solidaritas dan simpati kepada Ahok.
BACA JUGA: Ahok Tidak Ditahan tapi Disandera
Di Manado, Sulawesi Utara, digelar aksi sejuta lilin di kawasan bisnis Boulevard tepatnya depan IT Center.
Radar Manado (Jawa Pos Group) melaporkan, aksi ini juga dilakukan di Minahasa Utara, tepatnya di depan terminal Airmadidi.
BACA JUGA: Gerakan Matikan 1000 Lilin, Akun Facebook Milik Gubernur Sulsel Diretas
Sambil memasang lilin, para Ahokers menyanyikan lagu pahlawan. Sambil sesekali ada yang berorasi menggugah warga yang melintas jalan.
Di kawasan Boulevard ratusan orang memadati depan IT Center sampai depan Hotel Arya Duta.
BACA JUGA: Yakin Mau Menghapus Pasal Penodaan Agama? Nih Risikonya
Rata-rata mengenakan pakaian warna hitam. Dengan lilin menyala di masing-masing orang, mereka bernyanyi, gantian orasi sambil menggugah masyarakat yang lewat.
Semakin malam suasana di pusat kota makin padat. Karena banyak yang bergabung jantung ekonomi Kota Manado macet total.
Puluhan Polisi Lalu Lintas (Polantas) terpaksa putar otak.
Gang-gang yang menghubungkan jalan Piere Tendean dan jalan Sam Ratulangi dijadikan searah menuju jalan Sam Ratulangi guna meminimalisirkan kemacetan.
“Bebaskan Ahok, bebaskan Ahok. Kita pakai hitam sebagai simbol keadilan telah mati,” seru aktivis perempuan Jull Takaliuang di panggung orasi, Rabu (10/5) malam.
Jull yang dikenal pembela kaum papa begitu bersemangat mengajak warga untuk keadilan telah mati dibunuh radikalisme. Kata dia, hari ini Ahok jadi martir.
“Angkat lilin lebih tinggi sebagai semangat tidak akan menyerah,” seru Jull yang mengenakan blues dan celana hitam.
Menurut dia, ketika minoritas dijajah, mari kita lawan bersama. Keadilan bagi sama bagi semua orang dan semua agama. “Keadilan telah mati telah dibunuh radikalisme,” tandasnya.
Jull sempat menyentil kalau keadilan tidak ditegakkan, maka sudah saatnya Minahasa merdeka.
“Minahasa harus merdeka,” tukasmya.
Selain orasi, para pendukung Ahok membacakan puisi mendukung Ahok. Diiringi lagu nasional dipuja bangsa, seorang aktivis perempuan membaca puisi berjudul Semangat Pak Ahok.
“Ohh Pancasila, buktikan kepada masyarakat. Buktikan kesaktianmu. Semangat pak Ahok,” katanya.
"Save Ahok. Hukum di Indonesia makin mengerikan. Sejarah kelam di negara beragama," teriak salah satu peserta aksi Romario Koleangan. (ndo/radarmanado)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 6 Fakta Penolakan Fahri Hamzah di Manado (3/habis)
Redaktur : Tim Redaksi