JAKARTA – Koalisi Masyarakat Anti Kekerasan (KMAK) melakukan monitoring terhadap penanganan kasus penganiayaan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW), Tama S LangkunKMAK bersiap-siap membentuk tim investigasi agar kasus penganiayaan salah seorang penyorot 'rekening gendut' perwira Polri itu cepat terbongkar.
“Upaya penanganan kasus penganiayaan terhadap aktivis ICW telah memasuki dua minggu sejak kejadian
BACA JUGA: Istana Bantah Tolak Bocah Korban Gas Elpiji
Namun, pihak kepolisian hingga saat ini belum menemukan siapa pelaku, maupun apa motif dibalik penganiayaan terhadap aktivis antikorupsi ituKesimpulan untuk membentuk tim investigasi itu hasil kesepatan Ketua Dewan Etik ICW Dadang Trisasongko, Ketua LBH Jakarta Nurkholis, Haris Azhar dari Kontras, Adit dari Imparsial, dan Ketua Komnas HAM Ifdal Kasim.
Menurut Febri, dalam perkembangannya, muncul dua kekhawatiran dalam pengungkapan kasus ini
BACA JUGA: WTP Bukan Jaminan Bebas Korupsi
Pertama, pihak kepolisian tidak berhasil menemukan siapa otak pelaku maupun motif penganiayaan.“Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, dalam kasus pembunuhan aktivis HAM Munir maupun kasus kekerasan atau ancaman terhadap aktivis antikorupsi di beberapa daerah lain, pihak kepolisian juga tidak berhasil mengungkap siapa dalang kasus pembunuhan, maupun tindakan kekerasan atau ancaman tersebut,” bebernya.
Persoalan tidak terungkapnya kasus itu, lanjut Febri, antara lain disebabkan adanya intervensi pihak tertentu yang menginginkan kasus tersebut tidak menyentuh ke aktor intelektual
“Kedua, kasus penganiayaan ini diarahkan kepada masalah pribadi Tama
BACA JUGA: Cyrus dan Poltak Bakal Bebas
Upaya ini dilakukan untuk mengaburkan ataupun mengalihkan isu bahwa penganiyaaan ini tidak terkait dengan kerja-kerja investigasi yang dilakukan oleh TamaPadahal kami memiliki keyakinan bahwa penganiayaan yang dilakukan kepada Tama terkait dengan upaya Tama, juga ICW dan Koalisi LSM untuk mengungkap dan melaporkan dugaan rekening gendut milik perwira tinggi Polri yang dinilai mencurigakan, ke Satgas Mafia Hukum dan ke KPK,” beber dia.Febri mendorong dilakukan proses peradilan yang adil (fair), yang dilakukan oleh pihak Kepolisian“Tujuannya, agar bisa mengungkap siapa aktor dan motif dibalik penganiyaan terhadap Tama, maka kami minta pihak Komnas HAM untuk melakukan monitoring proses peradilan tersebut,” pungkasnya.(gus/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Kecam Menko Kesra dan Menteri ESDM
Redaktur : Tim Redaksi