Aktivis Pemberdayaan Masyarakat Luncurkan Novel

Judulnya "Serenade Dua Cinta"

Kamis, 29 Januari 2009 – 16:01 WIB
Ade Nastiti
JAKARTA- Industri sastra Indonesia tampaknya semakin menggairahkanFaktanya, dalam beberapa tahun terakhir ini muncul berbagai novel fenomenal yang dihasilkan anak negeri

BACA JUGA: Megawati-Sultan Cuma Pemimpin Simbolik

Sebut saja, Ayat-ayat Cinta dan Laskar Pelangi yang sudah difilmkan dan meraup untung miliaran Rupiah itu.

Belum habis masa edar kedua novel hebat itu, para penikmat novel di Indonesia bakal kembali disuguhi karya yang tak kalah apik
Novel baru ini hasil karya seorang aktivis pemberdayaan masyarakat yang juga mantan wartawati, Ade Barokah atau dalam dunia sastra, wanita ini lebih dikenal dengan sebutan Ade Nastiti.  Judulnya Serenade Dua Cinta (SDC) yang diterbitkan Lingkar Pena Publishing House (LPPH).  Rencananya, novel tersebut diluncurkan Jumat malam (30/01) di Hotel Bumi Wiyata Depok

BACA JUGA: Boni: SBY Ibarat Supir Bajaj



Sesuai dengan judulnya, serenade sendiri diambil dari kata bahasa Inggris yang berarti nyanyian atau senandung, novel ini bercerita tentang senandung dua cinta yang menyelimuti Hening, tokoh utama dalam cerita tersebut.

Sebagai mana penulisnya, Hening merupakan penjelmaan seorang wanita yang dulunya bekerja sebagai wartawan tapi kemudian merubah haluan profesinya menjadi aktivis pemberdayaan masyarakat
Wanita muda ini berjuang membangun dan memberdayakan masyarakat di daerah terpencil, tepatnya di Kabupaten Ngada, Flores NTT.

Ade Nastiti yang dihubungi JPNN, Kamis (29/01) mengakui bahwa setting cerita tentang aktivis perempuan yang berjuang sebagai fasilitator masyarakat merupakan konsep yang baru dan segar.

“Serenade Dua Cinta adalah cerita khas manusia Dunia Ketiga yang hidup di persimpangan

BACA JUGA: Tidak Kooperatif, Billy Dituntut Empat Tahun

Semacam  occident-orient di mana nilai-nilai, tradisi dan keyakinan lokal-ketimuran harus berhadapan dengan nilai-nilai dan ide-ide global,” terang Ade Nastiti berpromosi.

Ditambahkan, kelebihan novel ini disajikan dalam dialog-dialog tentang isu-isu developmentalism, environmentalism, gender, kemanusiaan, filsafat, teologi  sampai masalah praktis seperti korupsi dan poligami“Semuanya dibalut dalam konteks kerumitan lokal khas Indonesia semacam kesukuan, adat istiadat, kekeluargaan, serta relijiusitas,” kata wanita yang sehari-hari beraktivitas sebagai Program Planning and Liaison Manager di Partnership for Governance Reform ini.

Sementara itu, Sekjen Asosiasi Pelaku Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (APPMI), Grace M Palayukan menyebutkan bahwa novel Serenade Dua Cinta merupakan gambaran perjuangan para aktivis pemberdayaan masyarakat di daerah yang sangat menantangSehingga diharapkan menjadi inspirasi bagi para fasilitator di seluruh Indonesia.

”Sebuah kisah pencarian dan cinta seorang Hening di tengah perjuangan memberdayakan masyarakatnya dan kecantikan salah satu panorama di wilayah timur IndonesiaInspirasi bagi para fasilitator masyarakat di seluruh negeri,” kata Grace.

Peluncuran buku ini sendiri dilangsungkan di tengah-tengah acara pertemuan nasional fasilitator pemberdayaan masyarakat seluruh di Indonesia.(fuz/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir Rugikan Negara Rp10 T Per Tahun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler