Aktivitas LGBT Mencoreng Nama Kota Wisata Batu

Selasa, 01 Agustus 2017 – 06:39 WIB
Aktivitas LGBT Mencoreng Nama Kota Wisata Batu. Foto Radar Malang/JPNN.com

jpnn.com, BATU - Plt Sekretaris Daerah, Kota Batu, Jawa Timur, Achmad Suparto mengaku geram adanya aktivitas Lesbian, Gay, Biseks dan Transgender (LGBT) yang marak akhir-akhir ini. Menurutnya, keberadaan orang-orang yang berperilaku menyimpang akan mencoreng wisata yang ada di daerahnya.

”Batu adalah kota wisata keluarga. Kalau ada gay di sini, pasti (namanya) akan tercoreng,” kata Suprapto seperti yang dilansir Radar Malang (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Sebelum Pemandian Panas, Ada Grup Persatuan Gay Universitas Brawijaya

Lihat: Kaum Gay Kumpul di Pemandian Air Panas

Pernyataan Suprapto berkaitan dengan nama Batu yang dicatut oleh kaum gay. Sebelumnya nama Universitas Brawijaya juga diseret.

BACA JUGA: Kaum Gay Kumpul di Pemandian Air Panas, Ada yang Lagi…Hiii

Kota yang mendeklarasikan diri sebagai Kota Wisata Batu (KWB) ini juga dicatut namanya dalam komunitas gay. Pencatutan nama tersebut terdapat di media sosial.

Penelusuran Radar Malang mendapatkan dua temuan. Yaitu, di Facebook (FB) dan Instagram (IG). Dari dua media sosial tersebut, yang paling ramai adalah di grup FB, yakni ada 5 grup. Antara lain, We Are Gay Kota Wisata Batu, Ikatan Gay Batu (Igaba), Gay Boys Kota Batu, Gay Bisex Kota Batu Pujon, dan Gay/Bisex kota_Batu_Malang.

BACA JUGA: Trump Tidak Sudi Transgender Mengabdi di Militer

Di antara lima akun tersebut, yang memiliki jumlah anggota terbesar adalah Igaba dengan 1.223 akun. Grup tersebut memiliki tiga orang admin atau pengelola akun. Di antara orang yang jadi admin itu juga berdomisili di Kota Batu. Foto-foto yang diunggahnya semakin menguatkan dugaan ini, karena banyak spot dalam foto-foto itu diambil di Kota Dingin.

Tercantum juga sebuah keterangan dalam grup tertutup tersebut. Yaitu, forum diskusi dan mencari sahabat, baik itu gay atau tidak, atau hanya sekadar ingin tahu dan penasaran. Serta, ada pesan khusus agar tidak mudah melakukan seks kepada orang yang baru dikenal.

”Ini sesuatu yang jelas-jelas harus kita perangi,” kata Suprapto.

Dia melanjutkan, keberadaan grup Igaba bisa saja sebuah hoax yang bertujuan untuk menjatuhkan kredibilitas Kota Batu sebagai kota wisata. ”Batu adalah kota wisata keluarga. Kalau ada gay di sini, pasti (namanya) akan tercoreng,” ujar dia.

Menurut dia, selama ini Kota Batu tidak memiliki masalah. Keluarga, dalam hal ini istri, biasa melepas suami dengan tenang. Sebab, tidak ada aktivitas maksiat.

”Tapi, kalau kemudian ada isu yang mengarah ke sana, maka harus diperangi, supaya isu tidak berkembang. Ini contoh kecil yang harus diwaspadai,” jelas mantan kepala badan kepegawaian daerah ini.

Dalam hal ini, Suparto berharap pihak RW dan RT jadi yang terdepan dalam melakukan pencegahan.

”Masyarakatlah yang membuat Kota Wisata ini maju. Kesadaran itu yang sangat utama,” imbuh dia.

Terpisah, Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto mengaku sudah mengetahui keresahan pemkot terkait isu gay yang sudah berkembang. Untuk itu, pihaknya akan melakukan penyelidikan.

”Saya perintahkan bagian reserse untuk melakukan penelusuran,” ujarnya.

Dia menambahkan, sejauh ini memang belum ada laporan resmi dari pemkot maupun masyarakat.

Namun, pihaknya akan tetap melakukan penyelidikan. Sebab, isu ini dianggap sudah cukup meresahkan. (radarmalang/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gay Curi Kartu Kredit Pacar, Dipakai Beli Sepatu dan Perawatan Kecantikan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler