Alat Pendeteksi Kantuk Karya Siswi Purwokerto Diincar Perusahaan Tambang

Rabu, 25 November 2015 – 09:02 WIB
Nurin Jannatin dan Kamila Sedah Kirana. Foto: Radarmas/JPG

jpnn.com - DUA siswi SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, yakni Nurin Jannatin (17) dan Kamila Sedah Kirana (16), menorehkan prestasi membanggakan.

Mereka berhasil membuat alat yang mampu mendeteksi kantuk yang ditempelkan pada jaket. Hasil temuannya tersebut saat ini dilirik oleh salah satu perusahaan tambang di Kalimantan, dan sedang dalam proses uji coba.

BACA JUGA: Kisah Mengharukan Guru Pedalaman, Rela Pinjam Uang Demi Bertemu Jokowi

-------------

MAULIDIN WAHYU SETIYA PUTRA, Purwokerto

BACA JUGA: Kisah Lukisan di Ruangan Bung Karno yang Tak Pernah Bergeser dari Tempatnya

-------------

Setiap sekolah mempunyai cara untuk mengembangkan minat dan bakat anak didiknya. Tak terkecuali, SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto yang mewajibkan siswanya membuat karya ilmiah sebagai salah satu syarat kenaikan kelas. Berawal dari itulah Nurin Jannatin dan Kamila Sedah Kirana, siswi yang duduk dibangku kelas XII itu mampu menciptakan sebuah alat pendeteksi kantuk.

BACA JUGA: Menangis Meraung-raung, Bersimpuh di Teras Mapolres, Malah Ditertawakan

"Waktu kelas XI naik ke kelas XII harus buat karya ilmiah. Kebetulan kita ambil Fisika, dan dari situlah kita mulai mencari masalahnya, angka kecelakaan yang tinggi, dan akhirnya kita memutuskan membuat alat deteksi kantuk," kata Nurin saat ditemui Radarmas (Jawa Pos Group) di sekolahnya, Selasa (24/11).

Menurut Kamila rekan se-tim Nurin, alat pendeteksi kantuk memang sudah ada sejak lama, namun memiliki harga yang sangat mahal. Misalnya helm anti kantuk buatan luar negeri dengan menggunakan gelombang syaraf otak yang ditaksir memiliki harga jutaan rupiah.

Sementara alat pendeteksi kantuk karya siswi IPA I ini, dengan memanfaatkan denyut nadi yang dalam pembuatan alatnya hanya memerlukan dana Rp 500 ribu.

Alat tersebut sengaja dirancang khusus untuk pengendara, seperti mobil atau motor. Media yang digunakan berupa jaket yang dipasangi alat yang berisi sensor denyut nadi. Komponen alat yang dibuat pun cukup sederhana, berupa sensor denyut nadi, procesor arduino uno, out put motor DC (getar)/ buzzer (suara).

"Kita berharap alat ini dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk menghindari kecelakaan lalu lintas yang kerap terjadi akibat pengendara bermotor yang mengantuk. Sehingga dapat memberikan rasa aman kepada para pengendara," ujar perempuan kelahiran 26 Februari 1999 itu.

Kamila menjelaskan, jika seseorang dalam keadaan mengantuk maka denyut nadinya akan berdetak lebih lambat dibandingkan pada saat orang tersebut dalam keadaan tidak mengantuk atau sedang terjaga.

"Dalam keadaan mengantuk denyut nadi berdetak kurang dari 60bpm (beats per minute). Pada saat itu alat ini akan memberikan peringatan kantuk berupa suara dan getaran yang diharapkan memberikan efek kejut agar pengendara dapat terjaga kembali," ungkapnya.

Hasil temuan tersebut, tambah Nurin, sempat diikutkan dalam kontes yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Meski tidak menjadi juara, namun hasil temuannya tersebut mendapatkan apresiasi yang sangat baik. Dan karena kemampuan itu pula, pekan lalu mereka berdua diundang ke salah satu perusahan tambang terbesar di Kalimantan untuk mempresentasikan hasil temuannya.

"Sekarang sedang diuji coba di sana," kata perempuan kelahiran 30 Januari 1998. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ugir, Mahasiswa Peternak Jangkrik, Omzet Rp 16 Juta per Bulan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler