BACA JUGA: Pembayaran Bunga Utang Membengkak
Corporate Communications Manager Alfamart Didit Setiadi menyatakan, perseroan sudah menunjuk penjamin pelaksana emisi
BACA JUGA: Industri Butuh 76 Juta Ton Batubara
”Kalau underwriter memang sudah ditunjukDidit menegaskan, Alfamart menginginkan agar proses menjadi perusahaan go public ini bisa terlaksana secepatnya
BACA JUGA: Modal Bank Indonesia Terancam Susut
”Kami ingin terlaksana semester dua ini,” ujarnyaNamun, dia masih belum bisa menjelaskan secara detail tentang rencana tersebut, baik terkait berapa persen saham yang dilepas dan berapa target perolehan dana IPOSaat ini, saham perseroan dimiliki PT Sigmantara Alfindo (60 persen) dan PT Cakrawala Mulia Prima.Proses melantai ke bursa itu, sambung dia, sebagai bagian dari ekspansi perseroan”Hingga akhir tahun, kami akan terus menambah gerai minimarket,” ujarnyaPer 2007, jumlah gerai minimarket Alfamart mencapai 2.266 gerai di seluruh Indonesia”Hingga Juni 2008, jumlah gerainya sudah naik menjadi 2.505 gerai,” terangnya
Meski optimistis, Didit mengakui jika sektor ritel masih dihantui inflasiDengan menurunnya daya beli masyarakat, tingkat konsumsi mereka juga turunAkibat, pembelian mereka ke gerai-gerai ritel juga menyusut”Misalnya, dulu masyarakat selalu belanja beras 5 liter, sekarang mencari yang 2,5 literDampaknya, revenue kami bisa menurun,” terangnya.
Selain itu, inflasi akibat kenaikan harga BBM juga membengkakkan biaya operasional perseroan”Biaya distribusi naik hampir 50 persenJuga biaya listrik,” katanyaKarena dapat mengurangi keuntungan, perseroan menerapkan sejumlah antisipasi”Misalnya, distribusi barang berangkat lebih pagi agar tidak terkena macet.”
Secara terpisah, analis saham Meredian Capital Hendra Bujang menyatakan, masuknya Alfamart ke lantai bursa masih akan diapresiasi investor, meski sektor ritel sejatinya masih dibayangi oleh kenaikan inflasi yang berada di luar ekspektasi”Alfamart punya fundamental yang cukup baikNamun, ancaman inflasi bisa sedikit melemahkan jika tidak diantisipasi,” ujarnya
Dia melihat inflasi bisa memperlambat pertumbuhan ritel, namun bukan berarti pertumbuhan sektor ini akan melambatHendra melihat, selama ini pertumbuhan sektor ritel sangat pesat di JawaPadahal, masyarakat di Jawa-lah yang paling kena dampak inflasi karena mayoritas bergerak di sektor industri pengolahan yang sedang lesuApalagi, persaingan antarperitel di Jawa sangat ketat
Karena itu, pertumbuhan sektor ritel ini akan ditopang oleh gerai-gerai mereka yang ada di luar Jawa”Tumbuhnya perekonomian di luar Jawa akan dimanfaatkan pelaku industri sektor ini,” ujarnyaMasyarakat di luar Jawa yang mengandalkan sektor primer yang sedang booming bakal cenderung meningkatkan konsumsinya seiring naiknya pendapatan(eri)
Omzet Industri Ritel Nasional
Tahun Omzet
2005 Rp 42 T
2006 Rp 50 T
2007 Rp 58,5 T
2008 Rp 69 T *)
*) : Proyeksi
Sumber: Aprindo
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Minyak Turun Drastis
Redaktur : Tim Redaksi