Alhamdulillah...,Kenaikan Tarif Listrik Rumah Tangga Ditunda

Jumat, 03 April 2015 – 06:10 WIB
Foto: Muhammad I Ama/Fajar/JPNN

jpnn.com - JAKARTA –  PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sejak dua hari lalu atau per 1 April 2015 menaikkan tarif untuk lima golongan, mulai rumah tangga besar, bisnis, industri, gedung pemerintah, hingga penerangan jalan umum.

Sementara itu, tarif R-1 dan R-2 untuk golongan rumah tangga kecil dan sedang masih tetap dan direncanakan naik akhir tahun ini.

BACA JUGA: Pemkab Jayapura Fasilitasi Pabrik Semen Pertama di Papua

Dirut PLN Sofyan Basir mengusulkan penundaan kenaikan tarif rumah tangga itu saat melakukan rapat dengan Kementerian BUMN semalam.

Selain tidak ingin membebani rakyat dengan tarif baru, PLN berhasil melakukan berbagai efisiensi. Ada uang triliunan rupiah yang bisa digunakan untuk menekan kenaikan tarif. ’’Mungkin bisa kami tahan sampai Desember,’’ ujarnya Kamis (2/4).

BACA JUGA: Menteri Rini Ternyata Lebih Suka Kabur Sambil Nyengir

Sebelum ini, dua golongan itu direncanakan mendapat penyesuaian harga karena tidak lagi mendapat bantuan dan mengikuti harga nonsubsidi, yakni Rp 1.465,89 per kWh. Namun, Presiden Jokowi sempat meminta penundaan setelah ada fluktuasi harga bahan BBM awal Januari. Penundaan tersebut berlaku tiga bulan dan rencananya diterapkan bertahap pada Mei.

Mantan bos Bank BRI itu mengaku sudah menyampaikan usulan tersebut kepada Menteri ESDM Sudirman Said dan DPR. Khusus untuk parlemen, dia yakin mendapat dukungan. ’’Itu niat PLN. DPR pasti setuju lah karena konstituennya rakyat,’’ imbuhnya.

BACA JUGA: Ini Alasan Pertamina Naikkan Harga Elpiji 12 Kg

Lebih lanjut dia menjelaskan soal efisiensi yang telah dilakukan PLN. Sofyan mencontohkan pembangkit PLTU di Medan yang beroperasi akhir April ini bisa menyediakan listrik sampai 300 mw. Pada akhir Juni, kapasitasnya diperkirakan bisa 800 mw.

’’Efisiensinya per tahun bisa Rp 6 triliun–Rp 7 triliun,’’ sebutnya. Contoh lain adalah PLTU Buleleng, Bali, yang bulan depan disebutnya mulai mengalirkan listrik. Begitu berjalan sesuai rencana, pembangkit dari diesel bisa dimatikan sehingga ada penghematan konsumsi BBM.

Berdasar hitungan PLN, efisiensi dari PLTU Buleleng mencapai Rp 3 triliun–Rp 4 triliun per tahun. Jadi, dari dua pembangkit itu saja, PLN menghemat Rp 9 triliun–Rp 11 triliun dalam setahun.

’’Hal-hal seperti itu yang mendukung untuk tidak menaikkan tarif bagi masyarakat kecil,’’ urainya.

Namun, di luar tarif R-1 dan R-2, kenaikan tarif tetap diberlakukan. Berdasar situs resmi PLN yang diunggah kemarin, tarif listrik untuk golongan rumah tangga besar atau R-3/TR 6.600 VA ke atas serta golongan B-2/TR 6.600 VA hingga 200 kVA naik dari Rp 1.426,58 menjadi Rp 1.465,89.

Untuk golongan bisnis besar, yakni B-3/TR di atas 200 kVA, dan golongan industri menengah I-3/TM di atas 200 kVA, tarifnya naik dari Rp 1.027,26 menjadi Rp 1.055,47. Tarif listrik golongan industri besar atau I-4/TT 30.000 kVA ke atas naik dari Rp 965 menjadi Rp 991,60. Tarif listrik golongan gedung pemerintah besar atau P-1/TR 6.600 VA hingga 200 kVA naik dari Rp 1.426,58 menjadi Rp 1.465,89.

Tarif listrik golongan P-2/TM di atas 200 kVA naik dari Rp 1.027,16 menjadi Rp 1.055,47. Tarif listrik golongan P-3/TR naik dari Rp 1.426,58 menjadi Rp 1.465,89. Sementara itu, tarif listrik golongan L/TR, TM, serta TT naik dari Rp 1.501,46 menjadi Rp 1.542,84.

Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun menjelaskan, kenaikan tarif tenaga listrik kali ini disebabkan kenaikan harga ICP (Indonesia crude price) dan kurs dolar AS terhadap rupiah. ”Kenaikannya karena ICP naik, kurs juga,” ucap Benny. (dim/c6/kim)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Elpiji 12 Kg Naik, Pemerintah Bisa Apa...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler