Ali Sadikin pun Tak Sudi Pulau Bersejarah itu Karam

Jumat, 12 Februari 2016 – 07:01 WIB
Sebuah kapal besar sandar di Pulau Onrust, 1926. Dok.KITLV.

jpnn.com - PADA ZAMAN DAHULU…bolehlah Onrust disebut bagai pulau terbesar di gugusan Kepulauan Seribu, sebelah Utara Jakarta. Kini, sebagian besar pulau itu telah karam. 

Dulu, luasnya lebih kurang 12 hektar. Kini hanya lebih sedikitlah dari jarak "sepelemparan batu". 

BACA JUGA: Sebelum Tanjung Priok Jadi Pelabuhan

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

Merujuk pitutur rakyat yang lahir dan pernah tinggal di Pulau Onrust, di samping fungsinya sebagai penjara, Onrust adalah Rumah Sakit Karantina bagi penderita lepra. Agar tak tertular, penduduk Onrust wajib disuntik tiap bulan. 

BACA JUGA: Kunci Rahasia VOC di Pulau Onrust

Itu pada masa-masa awal kemerdekaan Indonesia. 

Tak jauh dari Onrust, ada pulau tak berorang. Di sinilah pasien Onrust yang meninggal dikuburkan. Sekali kirim bisa lima orang sekaligus. Karena asal timbun, bila datang ombak besar, sisa-sia mayat itu bermunculan.

BACA JUGA: Pulau Onrust...Galangan Kapal Terbaik di Zamannya

Aromanya…huuu silahkan tanya ke orang-orang tua di sekitar Muara Angke yang pernah tinggal di Onrust. 

Dulu namanya Pulau Sakit. Kini, jadi Pulau Bidadari. 

Ali Sadikin Juga

Onrust mulai ditinggalkan penduduknya awal 1960-an, menyusul dipindahkannya karantina penyakit lepra ke Tanjung Priok oleh Departemen Kesehatan Indonesia.  

Saat sepi "tak bertuan", pada 1968 kabarnya terjadi penjarahan besar-besaran. Orang-orang menjarah sejarah. 

Tak ada kata terlambat. Untuk menyelamatkannya, Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin segera menerbitkan Surat Keputusan yang menetapkan Pulau Onrust sebagai pulau bersejarah, 1972. 

Tujuh tahun kemudian…

Dirjen Kebudayaan, Depdikbud Jakarta mulai menapaki penelitian terencana terhadap Pulau Onrust, pulau yang menjadi titik tolak VOC membangun Batavia (Jakarta)

Penelitian yang dimulai Dirjen Kebudayaan pada 1979 itu, "dasarnya adalah sebuah survey untuk mempersiapkan Onrust sebagai suaka budaya," tulis Geofano Dharmaputra dalam Bengkel Kapal dan Pemukiman di Pulau Onrust, termuat dalam Sunda Kelapa Sebagai Bandar Jalur Sutra

Berdasarkan dokumen bertajuk Laporan Perjalanan ke Pulau Onrust Kecamatan Pulau Seribu Jakarta Utara bulan November 1979, terbitan DSP Dirjenbud, Kanwil Depdikbud Jakarta, 1979, rekomendasi dari penelitian itu ditindaklanjuti dengan:

Pertama, pembersihan dan penertiban lingkungan suaka mulai 1980 hingga 1981.

Kedua, eskavasi survey pada 1981.

Ada yang menarik saat eskavasi dilakukan. 

Peneliti mencari bukti dan sekaligus lokasi kincir angin macam di Amsterdam yang terdapat di pulau itu, sebagaimana dilukiskan Johannes Rach pada  1779.  

Tim menemukannya. Sebuah fondasi bata di kedalaman 85 cm. Bertumpukan dengan fondamen lain yang sejaman dengan sisa-sisa bangunan yang masih ada di permukaan.

Tak hanya itu. Banyak temuan-temuan lain yang menggembirakan. 

Paling tidak, menurut Dirman Surachmat dalam Peninggalan Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, membuktikan, bahwa peta dan lukisan Pulau Onrust yang dibuat pada zaman baheula itu ternyata…

"Menggambarkan keadaan fisik bangunan yang sebenarnya pada waktu itu," tulisnya di makalah yang disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Arkeologi II, Ciloto, Jawa Barat, 1983.

Rekomendasi yang ketiga, pemugaran sejumlah bangunan sepanjang 1981-1982.

Keempat, pengembangan dan peningkatan potensi pariwisata Pulau Onrust. 

Sayangnya, hingga hari ini, hingga pulaunya menyusut, potensi pariwisatanya belum betul-betul diberdayakan. 

Nah, dengan masuknya wilayah Kepulauan Seribu menjadi 1 di antara 10 distinasi wisata prioritas yang diumumkan Presiden Jokowi tempo hari, kira-kira bagaimana kelanjutan sejarah pulau bersejarah itu? (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Pers Nasional Tanpa Harmoko? Entah...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler