Sebelum Tanjung Priok Jadi Pelabuhan

Rabu, 10 Februari 2016 – 18:50 WIB
Dermaga apung di Pulau Onrust, 1880. Foto: Dok.KITLV.

jpnn.com - PULAU Onrust yang kini lengang pernah padat penduduk di zaman kolonial. Saking padatnya, lahan kosong pun langka. 

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

BACA JUGA: Kunci Rahasia VOC di Pulau Onrust

Setelah digasak habis untuk kedua kalinya oleh armada perang Inggris pada 1806, Onrust jadi pulau hantu. 

Kosong tak berpenghuni hingga Pemerintah Hindia Belanda dibawah Gubernur Jenderal Van der Capellen kembali membangun Onrust pada 1827.

BACA JUGA: Pulau Onrust...Galangan Kapal Terbaik di Zamannya

"Kegiatan di pulau itu baru dapat pulih dan lancar pada 1848," tulis Geofano Dharmaputra dalam Bengkel Kapal dan Pemukiman di Pulau Onrust, termuat dalam Sunda Kelapa Sebagai Bandar Jalur Sutra.

Sejak saat itu, lanjutnya, kapasitas barang yang bongkar muat mencapai 3200 ton tiap tahun. 

BACA JUGA: Hari Pers Nasional Tanpa Harmoko? Entah...

Dan fungsi awalnya sebagai galangan kapal juga dikembalikan. 

Jumlah kapal yang diperbaiki dalam satu ketika dapat mencapai tiga buah.

Pada 1856, sarana perbengkelan ditambah lagi dengan sebuah dok terapung yang memungkinkan perbaikan kapal di laut.

Dermaga kayu 1803 yang dihancurkan Inggris pada 1806, dibangun lagi dengan batu bata yang lebih kokoh. 

Inner harbor (pelabuhan dalam) juga diperbaiki dan diperluas. Pertahanan pulau diperkuat dengan tiga buah benteng meriam. 

Kian pulih, memasuki 1864, bangunan rumah untuk orang Belanda di Pulau Onrust kian banyak. 

Akibatnya, lahan kosong pun makin langka.     

"Tahun itu, Onrust jadi tempat kecil yang sangat sibuk dan padat bangunan," papar Geofano, sejarawan yang mendalami kajian tentang Pulau Onrust. 

Sayonara Onrust

Koran Java Bode, edisi 2 April 1870 menurunkan berita, pada 1883 peranan Onrust sebagai pelabuhan dipindahkan ke Tanjung Priok yang mulai dibangun sejak 1744.

Sementara waktu, Pulau Onrust kembali lengang.

Nah, pulau ini kembali diberdayakan pada 1911. 

Lain dari yang dulu, kali ini Onrust difungsikan sebagai penjara dan karantina orang sakit lepra.

Masa ini, terdapat 12 barak, rumah dokter, rumah bidan, 5 buah gudang, kantor dan sarana pelabuhan. 

Fungsi itu bertahan sampai 1939. Dan Onrust kembali ditinggalkan Belanda. 

Ketika Jepang datang dan berkuasa, fungsinya sebagai penjara diteruskan. 

Dan di zaman Indonesia merdeka, pimpinan DI TII, S.M Kartosuwiryo, pejuang antikolonial yang memilih belok kanan di persimpangan jalan, dieksekusi dan dimakamkan di Onrust. 

Maka, di samping tapak-tapak kolonial, satu di antara view yang akan Anda dapati bila bertandang ke pulau yang berjarak lebih kurang 14 km dari Jakarta ini adalah "Makam Keramat"--begitu tulisan di muka makam Kartosuwiryo.  

Rinai mulai menyirami ketika kapal yang beta tumpangi hendak bertolak dari pulau itu. 

Pergumulan aroma tanah ditimpa hujan, semilir angin laut dan puing-puing di Pulau Onrust serta deru mesin kapal, kembali melambungkan khayal ke masa kolonial, masa-masa ketika pulau ini super sibuk sebagai galangan kapal terbaik di masanya.

Sayonara Onrust… (wow/jpnn)

Berita terkait:

Pulau Onrust...Galangan Kapal Terbaik di Zamannya

Kunci Rahasia VOC di Pulau Onrust

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Liem Sioe Liong Sang Penyelundup


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler