BACA JUGA: PPATK Curigai Aliran Dana Asing
Namun, di lain pihak dia menggunakan powernya menekan DPD dan DPC se Jawa Timur untuk mendukung Andi Mallarangeng,”kata pengamat politik dari Geschellschaft fuer Technische Zeichen (GTZ) Cecep Effendy kepada wartawan di Jakarta, Senin (19/4).Menurut Cecep, langkah Ibas di Jawa timur jauh dari kesan demokratis
BACA JUGA: Atasi Politik Uang, KPK Siap Bantu Bawaslu
Kalau pun harus mendukung salah satu calon, ia tetap harus tampil netralBACA JUGA: Mantan Guru Calon Incumbent Diintimidasi
Menurut Cecep, tim pemenangan Andi lebih memanfaatkan keluguan politik Ibas“Sebagai politisi pendatang baru, Ibas begitu saja mengikuti kemauan tim Andi,”ujar Cecep.Cecep berpendapat apa yang dilakukan Andi bersama timnya saat ini tidak lebih dari cara-cara orde baruMenekan konstituen melalui keluarga yang menjadi simbol kekuatan partai. "Kalau zaman orde baru menjual keluarga CendanaNah, kalau sekarang Andi menjual keluarga SBY.” Kalau cara-cara ini didiamkan akan menjadi siklus, dan kembali ke masa lalu"Sebagai partai baru, dengan politisi-politisi yang relatif masih segar seharus PD bisa tampil lebih modern dan berbeda dengan partai-partai lama yang cenderung bertahan dengan gaya-gaya tradisionalnya."
Cecep mengharapkan SBY sebagai ketua dewan pembina, dapat memberikan ruang yang sama terhadap semua kader-kader terbaiknyaMemberikan kesempatan kepada kader terbaiknya, yang memang memiliki kemampuan memimpin, dan didukung oleh suara mayoritas DPD dan DPC. “Keluarga SBY seharusnya juga menghindar untuk didekati oleh calon-calon ketua umumIni seperti orde baru saja cukup mendekat ke keluarga penguasa tanpa harus kerja keras mendapatkan posisi.Seharusnya calon ketua umum itu bekerja untuk partai dan bukan hanya bekerja untuk menarik perhatian dukungan keluarga,” tegasnya.
Kesemuanya ini menurutnya akan berdampak pada citra PD dan citra pemerintahan sekarangSBY yang digadang-gadangkan sebagai seorang yang demokratis ternyata membiarkan perilaku yang tidak berpikir jangka panjangPerilaku intimidasi untuk mendapatkan kekuasaan dan jabatan adalah perilaku jangka pendek yaitu perilaku menghalalkan segala cara“Mungkin saja cara ini berhasil mungkin juga tidak, tapi yang jelas secara jangka panjang ini sangat merugikan PD sendiriOleh karena itu seharusnya seluruh calon ketua umum menyepakati cara-cara mendapatkan kekuasaan dengan demokratis yang transparan dan tanpa kepentingan pribadiPD harus menjadi contoh partai reformis,” tegasnya(aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendagri Diminta Desak Pemda Cairkan Dana
Redaktur : Auri Jaya