Ambil Kayu untuk Rumah Ibadah, Kaki Didor Brimob

Senin, 09 Desember 2013 – 02:00 WIB

jpnn.com - KENDARI - Hanya gara-gara mengambil kayu untuk membuat rumah ibadah, kaki Nasruddin, 22, warga Desa Sarimukti, Kecamatan Langgikima, Kecamatan Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), ditembus timah panas dari senjata milik oknum Brimob. Kehadiran oknum Brimob di hutan desa itu diduga bertugas sebagai tenaga pengamanan kawasan tambang milik PT Pertambangan Bumi Indonesia (PBI). Penembakan itu terjadi, Sabtu (7/12) sekitar pukul 10.00 WITA di kawasan hutan Desa Sarimukti.     

Menurut pengakuan korban, saat ditemui di RS Bhayangkara,  penembakan itu berawal, saat korban bersama lima rekannya, Adianto, Doni, Anto, Ibrahim dan Opik mengambil kayu dalam hutan yang telah ditebang sebelumnya. Kayu yang mereka ambil untuk pembangunan rumah ibadah di desa itu dan warga diperintahkan oleh pemerintah desa setempat. Baru tiga batang kayu yang diambil, aknum Brimob yang melintasi di TKP langsung menegur mereka. 
    
"Saya langsung ditegur kenapa ambil kayu dalam hutan. Anggota itu marah dan kasar, sehingga saya melawan. Awalnya dipukulkan pakai senjata, sehingga saya terjatuh. Saat bangun, saya langsung tarik parang dibelakang saya‚" kata Nasruddin, masih dalam kondisi terbaring lemas.

BACA JUGA: Bobol Kamar Kos di Siang Bolong

Awalnya anggota itu memberikan tembakan peringatan satu kali tapi korban tetap melawan. Tak pelak sang Brimob menembal kaki kanan Nasruddin hingga tembus belakang. "Polisi itu hanya sendiri dan berpakaian biasa. Hanya saja pakai sepatu laras. Saat penembakan, lima rekan saya tak bisa berbuat apa-apa," katanya lagi. 
    
Setelah korban sudah terbaring lemas karena tembakan, rekannya pun mengevakuasi. Nasruddin lantas dibawa ke Puskesmas desa setempat yang jaraknya sekitar 3 km. 

Salah satu saksi yang ada di TKP, Adianto mengakui bahwa pihaknya telah sering diperingatkan oleh aparat agar tidak menebang dan mengambil kayu dalam hutan yang diduga masuk dalam salah satau wilayah pertambangan milik PT PBI. "Kala itu Nasruddin mengangkat pertama kayu. Jadi dia (Nasruddin) yang dilihat pertama kali‚" jelas Adinto saat ditemui di  RS Bhayangkara.
 
Keluarga korban begitu  kesal dengan tindakan kepolisian yang langsung melakukan penembakan. Mestinya, harus diperingati secara baik-baik agar korban tidak melakukan perlawanan. Pasalnya, tugas kepolisian seharusnya melindungi masyarakat,  bukan malah dijadikan sebagai musuh. "Pelakunya harus proses hukum. Siapa pun dia sebagai penegak hukum (polisi)," kata Yodi, kakak korban.

BACA JUGA: Bos Rental Dibunuh Rampok

Salah satu dokter di RS Bhayangkara mengaku, korban menderita luka tembak pada kaki dengan diameter, 10 x 6 dengan dalam 12 cm. Korban mengalami pendarahan, hingga kondisinya melemah. "Jadi kami harus operasi karena luka tembak itu tembus ditulang," ungkap salah satu dokter yang enggan menyebutkan namanya, saat ditemui di RS Bhayangkara.
    
Kasat Brimob Polda Sultra, Kombes Pol Uden Kusuma Wijaya membenarkan adanya kejadian penembakan itu. Namun, pihaknya menilai adanya proses penembakan karena korban melakukan proses ilegal logging dalam kawasan hutan. Pihak kepolisian sudah sering melakukan peringatan dan teguran, namun menurutnya tidak pernah diindahkan.

"Saat ditegur, malah melakukan perlawanan pada anggota, dengan mencabut parang, sehingga demi keselamatannya anggota, korban ditembak‚" jelas Uden, mantan Kasar Brimob NTT itu saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, kemarin (8/12).
    
Lalu, apakah oknum Brimob itu akan diberikan sanksi karena telah melakukan penembakan pada warga, Uden  menegaskan terkait dengan pemberian sanksi, itu belum bisa ditentukan, karena pihaknya masih akan bekerja melakukan penyelidikan terhadap penyebab penembakan itu. (cr4/lan/mas)

BACA JUGA: Asal Nuduh untuk Merampas

BACA ARTIKEL LAINNYA... Barang Bukti 13 Ton Solar Raib di Mapolres Barelang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler