Anak Pejabat, Hardi dan Fitri Sukmawati Cari Uang Sendiri

Kamis, 19 April 2018 – 09:29 WIB
Hardi, Sheila, dan Fitri (kanan), merintis usaha mandiri. Foto: Mesya Mohamad/JPNN.com

jpnn.com - Menyandang status anak petinggi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tidak membuat Eko Hardi Saputra dan Tri Fitri Hardi Sukmawati berleha-leha.

Di usia muda keduanya mulai merintis bisnisnya. Mereka membuktikan, anak zaman now harus bisa mencari uang dengan usaha mandiri.

BACA JUGA: Mengejar Rusa Misterius, Pemburu Tersesat di Hutan 15 Hari

Mesya Mohamad, Jakarta

AWALNYA, Hardi, sapaan akrab Eko Hardi Saputra ini hanya senang kopi. Saking senangnya, dia dan istrinya, Sheila Nabila, ikut dalam komunitas pecinta kafe.

BACA JUGA: Hasrat Kuat Syam dan Ayu Melakukan Pernikahan Dini

Setiap bepergian, yang dituju pasangan ini adalah kafe. Sudah puluhan kafe yang disambangi keduanya, dari biasa hingga terkenal seperti Starbuck, Coffee Bean, Coffee Shop, Kopi Tiam, dan lainnya. Namun, keduanya merasakan ada yang kurang dengan kopi-kopi tersebut.

"Rasanya masih kurang. Rasa kopi asli tidak terasa," kata putra pertama Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi saat ditemui di sela-sela bazar peringatan Hari Kartini besutan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbud yang diketuai Ny Budiarti, di Jakarta, Rabu (18/4).

BACA JUGA: Amoroso Katamsi Belajar Gaya Pak Harto Merokok Cerutu

Ingin mendapatkan cita rasa kopi asli, pria kelahiran Jakarta, 24 Oktober 1987 ini pun berkelana ke sentra kopi. Secara otodidak dia memelajari bagaimana mendapatkan kopi bercita rasa tinggi. Dimulai dari pemilihan biji kopi yang baik, pengolahan hingga penyajian.

Dari sini Hardi dan istrinya tercetus ide membuat kopi khas yang punya rasa dan aroma asli. Dengan modal Rp 80 juta, Hardi mulai mengembangkan bisnis kopinya pada Desember 2017.

Ingin tampil beda, Hardi sengaja memilih sendiri biji kopi yang akan diolah. Bahan bakunya diambil langsung dari petani kopi di Jawa Barat, Flores NTT, dan lainnya.

Hasilnya, Kopi Hardi memang beda dengan lainnya. Dengan komposisi 70 persen Arabica dan 30 persen Robusta, Kopi Hardi memang sangat khas. Tak heran belum sampai 4 bulan, Hardi bisa menjual 700 botol kopi susu. Per botolnya, Hardi memasang harga Rp 24 ribu.

"Tahap awal saya produksi kopi susu yang langsung konsumsi. Enggak nyangka juga penggemarnya banyak, makanya pengunjung Kafe Kopi Hardi di Karawaci minta agar bisa didaftarin di Gofood. Insyaallah kami daftarin biar yang lain bisa menikmati Kopi Hardi," ujar pria yang sehari-harinya sebagai ketua harian Yayasan Pandu Pertiwi.

Melihat besarnya minat akan kopinya, Hardi pun berencana memproduksi dalam bentuk sasetan. Itupun produksinya terbatas karena personilnya hanya lima. Hardi beralasan, kopi produksinya harus terjaga kualitasnya. Itu sebabnya dia belum berani memproduksi besar-besaran.

Untuk proses pemilihan biji kopi hingga pengolahan, Hardi sangat selektif. Tidak banyak tangan yang dipercayakan.

"Saya enggak mau pelanggan kecewa. Sekarang banyak yang kepincut Kopi Hardi, ini harus dijaga. Kalau saya bilang Kopi Hardi jauh lebih enak daripada kopi bermerek karena produksi kami memang biji kopi pilihan dan bukan ampas kopi," bebernya.

Cita rasa tinggi Kopi Hardi juga diakui para pengunjung. Inung Kurnia menyebutkan Kopi Hardi memang beda dan sangat enak. "Lasagnanya itu loh enak banget dan memang beda. Harga Rp 24 ribu per botol murah untuk ukuran kopi seenak ini," ujar penggemar kopi ini.

Kafe Kopi Hadi di Karawaci berdampingan dengan toko brownies. Pemiliknya adalah adik Hardi, Tri Fitri Hardi. Sama seperti kakaknya, Fitri enggan jadi PNS. Dia lebih memilih jadi pengusaha kue dan kecantikan.

Fitri memulai usaha dengan membuat cupcake. Biar menarik, cupcake ini dikemas dalam botol. Usaha ini berkembang dengan menambah varian brownies. Rasa brownies Fitri sangat berbeda, cokelatnya berkualitas tinggi sehingga saat dimakan tidak eneg dan pahit.

"Ini sih cuma iseng-iseng sambil kualiah kan. Eh ternyata banyak yang suka dan pesan. Ya sudah saya bikin toko kue persis di samping kafe kakak saya, Kopi Hardi. Selain itu kuenya juga saya pasarkan secara online," tuturnya.

Satu pesan yang disampaikan kakak beradik ini, untuk meraih sukses tidak harus menjadi PNS. Sukses bisa diraih dari hobi yang ditekuni dan dikelola sepenuh hati. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Pernikahan Dini di Bantaeng, Pesta Telanjur Digelar


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler