Andalkan Diskont, Bukan Value

Kamis, 21 Oktober 2010 – 10:34 WIB

JAKARTA - Sektor ritel moderen termasuk departemen store masih identik dengan program-program diskonMereka harus menerapkan program itu untuk menggaet pelanggan meski harus tergerus marjinnya

BACA JUGA: Gudang-Garam Masuk Bisnis Penerbangan

Direktur Servis Ritel The Nielsen Indonesia Yongky Susilo mengemukakan, sektor ritel merupakan sektor yang bermain di margin tipis
Karena itu, jika peritel hanya bermain diskon untuk menggaet pelanggan maka imbasnya margin yang diperoleh makin tipis.

"Seharusnya membangun value, bukan hanya diskon

BACA JUGA: Bank BUMN Raup Laba Terbesar

Kalau fokus pada diskon margin makin tipis," kata Yongky di acara peluncuran buku Retail Rules di Jakarta.Ia menjelaskan, membangun value atau nilai bisa terus dikembangkan peritel
Artinya, aspek service atau layanan ke pelanggan menjadi hal utama

BACA JUGA: Koreksi IHSG Terus Berlanjut

Yongky mencontohkan pengembangan value bisa dikembangkan dalam sistem delivery barang ke rumah-rumah pelanggan bagi yang berbelanja ke toko ritel.

Yongku mencontohkan value bisa juga dalam memberikan perhatian atau follow up bagi pelanggan yang telah membeli produkBisa dilakukan dengan cara mengontak kembali pelanggan menanyakan produk yang telah dibelinya apakah sesuai harapan, memberikan update informasi dan lain-lain"Intinya adalah loyalitas," katanya.

Yongky menambahkan, pengembangan value sangat penting, karena saat ini ada kecenderungan para konsumen justru sudah tak tertarik lagi berbelanja di ritel moderen termasuk hypermarketPadahal pada masa awal kemunculannya orang sangat tertarik berbelanja dengan alasan rekreasi dan lain-lain"Perlu ingat juga bahwa retail is very detail," katanya.

Yongky menjelaskan bahwa para peritel juga harus sadar bahwa bisnis ritel sangat memperhatikan sesuatu yang detailIa mencontohkan masalah turunnya suhu pendingin udara pada produk beku akan mempengaruhi kerugian, juga dalam hal cara pemotongan daging yang tepat dan sebagainya"Koin saja bisa menjadi masalah," katanya.

Meski demikian, Kata Yongky, perkembangan pertumbuhan sektor ritel tahun ini dan tahun depan dipastikan mengalami pertumbuhan dua digitImbasnya sektor ini mampu menyerap tenaga kerja cukup besar setiap tahunnyaPada 2010, pertumbuhan sektor ritel diperkirakan mampu tumbuh 11-13 persenBahkan tahun depan dengan ditopang penambahan gerai-gerai sektor ritel akan tumbuh sampai 13-15 persen"Sektor ritel sedikitnya menyerap tenaga kerja 20.000 orang per tahun," katanya

Dijelaskan, dengan pertumbuhan yang terus menggeliat, sektor ritel akan terus banyak menyerap tenaga kerjaAngka serapan tenaga kerja 20.000 orang per tahun, hanya dihitung dari kategori minimarket yang bertambah 2.000 gerai per tahun"Itu belum dihitung dari kategori hypermarket," katanya.
Dari sisi penjualan, tahun 2010 ini penjualan ritel di Indonesia berdasarkan 65 kategori yang dihitung Nielsen kurang lebih akan tembus mencapai Rp 100 triliunSementara tahun depan dipastikan ada penambahan hingga Rp 15 triliun"Tahun depan ditentukan dari ekspansi took karena masih banyak peluang di luar Jawa," katanya(lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sehari, PLN Tambah Sejuta Sambungan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler