Anders Behring Breivik, Aktor Penyerangan di Norwegia

Ganti Profesi, Tinggalkan Ibu, Sewa Lahan Luas di Pinggir Kota

Minggu, 31 Juli 2011 – 09:19 WIB
OSLO - Penampilan dan perjalanan hidup aktor dua tragedi di Norwegia, Anders Behring Breivik, 32, tak berbeda dengan para pemuda lainnya di negara ituTinggal di permukiman kelas menengah atas, menuntut ilmu di sekolah yang cukup bergengsi, dan bergaul layaknya anak muda Eropa

BACA JUGA: Kadhafi Dituding Bunuh Panglima Pemberontak

Tetapi, saat Breivik mulai menginjak 25 tahun, semua berubah.

"Semua (pengeboman kantor pemerintahan di Oslo dan penembakan para peserta perkemahan pemuda) ini saya lakukan untuk menyelamatkan Norwegia dan Eropa Barat dari budaya Marxis dan dominasi muslim," papar Breivik, seperti ditirukan seorang pejabat pengadilan, saat hearing pertamanya pekan lalu.

Itu sebabnya putra tunggal pasangan Jens Breivik dan Wenche tersebut sama sekali tak menyesal telah melakukan serangan ganda yang menewaskan 77 orang pada 22 Juli lalu tersebut
Bahkan, dia tak mau mengaku bersalah meski telah mengakui segala perbuatannya.

Kian terbukanya masyarakat Eropa terhadap Islam, baik dari segi agama maupun budaya, membuat Breivik cemas

BACA JUGA: UE Bikin Formula Tangkal Pembantaian ala Breivik

Apalagi, Norwegia juga tidak lepas dari fenomena itu
Jumlah pemeluk muslim di Norwegia semakin bertambah belakangan ini

BACA JUGA: Korut Ancam Buang Aset Korsel

Breivik lantas menyalahkan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Jens Stoltenberg.

Dia menilai, Partai Buruh di bawah Stoltentenberg yang mengendalikan pemerintahan gagal membendung dominasi Islam di negerinyaSebagai putra seorang diplomat karir dari Partai Buruh, Breivik pun merasa kecewaKarena itu, dia lantas merancang serangan ganda yang menggemparkan Eropa dan seluruh dunia pada Jumat pekan lalu itu.

Untuk melancarkan dua aksi di lokasi yang terpaut dua jam itu, Breivik melakukan persiapan sekitar sembilan tahunPaling tidak, itulah yang dia ungkapkan dalam buku harian bertajuk 2083: A European Declaration of Independence miliknya.

Dalam tulisan setebal 1.516 halaman itu, dia menyatakan bahwa Eropa sedang dilanda Islamisasi"Pergaulannya" dengan situs-situs ekstrem kanan membuat pria kelahiran 13 Februari 1979 itu makin radikalSebagai pemeluk Kristen konservatif, sempat muncul ide di benaknya untuk menyelamatkan Norwegia dari gejala IslamisasiLalu, dia mulai menyusun rencana penyelamatan yang diklaimnya wajib dilakukan.

"Saya satu-satunya oposisi dalam topik xenophobia dan Islamophobia sebuah situs ekstrem kanan yang juga diikuti BreivikKami sempat berdebat di sanaTapi, dalam forum itu, komentar-komentar yang dia unggah biasa sajaTidak ada yang ekstrem," ungkap Lars Buehler, pakar terorisme Norwegia.

Breivik seperti air tenang yang sangat menghanyutkanKewajarannya dalam bersikap dan berpendapat selama ini justru sukses mengecoh semua orangKarena itu, tak heran jika tidak seorang pun menaruh curiga kepada dia.

Termasuk saat dia mulai merancang dua aksi mematikan dari kediamannyaSebagai langkah awal, Breivik ganti profesi dari pegawai di sebuah call center menjadi petaniUntuk mengelola pertaniannya, dia pun rela meninggalkan rumah yang dihuni bersama sang ibuDia lantas menyewa sebuah rumah dengan lahan yang cukup luas di pinggiran ibu kota (Oslo) dan mendirikan Breivik Geofarm.

Profesi baru sebagai petani-lah yang lantas memberi dia akses luas untuk membeli berbagai bahan kimia dari luar negeriKhususnya, PolandiaMei lalu, sebuah perusahaan pemasok bahan-bahan kebutuhan pertanian mengirimkan enam ton pupuk kepada BreivikSaat memesan, lajang yang pernah menjalani wajib militer itu mengaku butuh banyak pupuk untuk menumbuhsuburkan sayur-mayur dan buah-buahan yang dia tanam.

Belakangan, diketahui bahwa pupuk itu dia gunakan sebagai bahan pembuat bomBreivik sengaja meracik bom dari areal pertaniannyaKarena itu, pada salah satu bagian buku hariannya, dia menuliskan ketakutannya saat melihat polisi berkeliaran di sekitar lahan pertaniannya"Di mana saya harus bersembunyi jika suatu saat mereka (polisi, Red) kemari dan menggeledah tempat ini," tulis Breivik dalam buku yang kini dijadikan barang bukti oleh kepolisian.

Ketakutan Breivik ternyata tidak terbuktiPolisi yang berkeliaran di areal pertanian itu, ternyata, tak mengendus rencana busuknyaSambil meracik bom, dia pun bisa tetap memantau perkembangan Islam di negerinya lewat internet.

Lima hari sebelum melancarkan aksinya, menurut koran The Independent, Breivik juga sempat membuat akun di situs jejaring sosial Facebook dan TwitterSelain itu, dia juga mulai mempersiapkan senjata yang akan dia gunakan untuk beraksi dalam serangan kedua di Pulau Utoeya.

Soal kepandaiannya menembak dan kepemilikan senjata, Breivik pun sudah mempersiapkan sejak lamaPada 2005, dia sengaja bergabung dengan sebuah klub menembakDari sana, dia pun belajar banyak soal senjataEnam tahun kemudian, Breivik sukses mengantongi izin kepemilikan senjataPilihannya jatuh pada senapan semiotomatis Glock 17Dalam aksi keduanya di pulau yang berjarak 90 menit jalan darat dari Oslo itu, dia menggunakan peluru khusus yang disebut dum-dum.

"Saya telah menuntaskannya," ujar Breivik puas sesaat setelah diringkus aparat usai melancarkan dua aksinyaKepada Hakim Kim Heger, dia menegaskan bahwa dua serangan itu telah sukses mengirimkan peringatan kuat kepada masyarakat untuk mewaspadai Islamisasi di EropaTetapi, dia tak sadar bahwa aksi kejinya justru menewaskan puluhan warga Norwegia yang berkeyakinan sama dengan diaTidak hanya muslim atau kaum imigran yang dia sebut sebagai antek Islamisasi.

Aksi nekat Breivik juga menorehkan luka mendalam di hati sang ayahJens yang bercerai dengan Wenche sejak 1980 dan kini tinggal di Prancis itu menyesalkan perbuatan sang anakMantan diplomat Norwegia yang tak pernah lagi berkomunikasi dengan Breivik sejak sang putra berusia 15 tahun itu juga merasa malu.

"(Dua insiden) itu benar-benar mengerikanAkan lebih baik jika dia bunuh diri daripada melakukan semua kebodohan ini," sesal sang ayah dalam wawancara dengan koran Daily Telegraph pada Kamis (28/7) lalu(BBC/DT/hep/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PM Norwegia Janjikan Perubahan Lebih Terbuka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler