Kadhafi Dituding Bunuh Panglima Pemberontak

Sabtu, 30 Juli 2011 – 14:18 WIB
BENGHAZI - Panglima perang pasukan pemberontak Libya, Jenderal Abdel Fatah Younes tewas tertembak Kamis (28/7) waktu setempatHingga saat ini kematiannya masih tertutup misteri

BACA JUGA: UE Bikin Formula Tangkal Pembantaian ala Breivik

Namun kelompok anti pemerintah menuduh Muammar Kadhafi berada di balik serangan tersebut.

Younes ditembak mati oleh kelompok geng bersenjata setelah diperintahkan mundur dari garis depan oleh Dewan Transisi Nasional (NTC) untuk dimintai keterangannya terkait dengan isu-isu militer.

Pembunuhan terhadap Younes dan dua tentara lainnya itu menimbulkan pertanyaan besar terkait adanya perpecahan di jajaran petinggi militer pemberontak
Bahkan ketika mereka mengupayakan kemenangan atas pasukan Kadhafi sebelum Ramadan tiba.

"Dengan duka cita yang mendalam, saya mengumumkan kematian Abdel Fatah Younes, pemimpin tertinggi pasukan pemberontak kita," ujar Kepala NTC Mustafa Abdel Jalil dan sebuah pernyataan pers di Benghazi, ibu kota pemerintahan pemberontak Libya.

"Pelaku pembunuhan sudah ditangkap," tambah Abdel Jalil dengan suara berat, tanpa menjelaskan lebih lanjut soal penangkapan pelaku

BACA JUGA: Korut Ancam Buang Aset Korsel

Dia menambahkan, akan ada tiga hari masa berkabung untuk menghormati Younes.

Seorang saksi mata mengungkapkan, sekitar 200 orang peziarah memberikan penghormatan terakhir kepada Younes kemarin pagi (29/7) di sebuah vila milik sang jenderal di Benghazi.

Pembunuhan terhadap mantan menteri dalam negeri dan orang nomor dua rezim Kadhafi yang membangkang Februari lalu, telah memunculkan rumor luas bahwa Younes telah ditangkap dan dibunuh oleh kelompok pemberontak sendiri dengan alasan berkhianat.

Seorang tokoh senior oposisi di Benghazi, kemarin (29/7) menyatakan bahwa Kadhafi berperan di belakang pembunuhan tersebut
Laporan awal dari Tripoli menyatakan bahwa Younes dibunuh atas perintah Kadhafi sebagai upaya menekan kelompok pemberontak agar mundur dari Brega, kota strategis kaya minyak di timur Libya

BACA JUGA: PM Norwegia Janjikan Perubahan Lebih Terbuka

"Semua indikasi mengarah kepada Kadhafi," terang seorang sumber pejabat Libya, kepada Agence France-Presse.

Sumber tersebut mengesampingkan dugaan adanya perpecahan di tingkat petinggi militer pemberontak atau di antara suku-suku pendukung oposisi"Saya rasa masalah ini akan berlalu begitu saja tanpa ada konsekuensi besar di belakangnyaKarena rakyat tahu (mempermasalahkan kematian Younes) itu hanya akan menguntungkan Kadhafi dan saat ini rakyat tidak suka dengan KadhafiBahkan sukunya tahu ini adalah jebakan yang dibuat Kadhafi untuk menciptakan masalah," tandasnya.

Dua pemimpin Suku Al-Obeidi, suku yang sama dengan Younes, mendampingi Abdel Jalil saat mengumumkan pembunuhan tersebutSkenario bahwa sedang terjadi pertikaian di antara kelompok pemberontak bisa memunculkan permasalah baru kepada sejumlah negara Barat yang telah mengakui NTC sebagai pemerintah resmi di Libya.

Sejumlah pemimpin pemberontak berupaya mematahkan spekulasi tersebut"Saya ingin semuanya kembali mencurahkan perhatian pada rumor bahwa pasukan Kadhafi lah yang berupaya memecah belah pemberontak," tandas Abdel Jalil kepada wartawan setelah mengikuti pertemuan tertutup dengan anggota NTC.

Beberapa saat setelah pengumuman kematian Younes, dua mobil berisi penuh senjata anti pesawat udara dan setidaknya belasan pria bersenjata mendatangi Hotel Tibesti dimana pertemuan NTC dihelatSeorang saksi menyatakan mereka berusaha memasuki hotel dengan membawa senjataNamun, petugas keamanan berhasil menenangkan mereka dan membujuknya pergi"Mereka (pria bersenjata) berteriak "Kalian yang membunuh Younes"," tambahnya seraya menjelaskan bahwa yang disebut "kalian" adalah anggota NTC.

Di hari yang sama, setidaknya tiga ledakan keras mengguncang TripoliTelevisi Libya melaporkan, sejumlah pesawat NATO terbang di atas langit ibu kota dan tengah melancarkan serangan udaraStasiun televisi Al-Jamahiriya menambahkan, sejumlah target sipil menjadi korban serangan NATO tersebut.

Pemberontak Libya berhasil menguasai dua perkampungan dekat perbatasan dengan Tunisia, Kamis (28/7)Mereka terus meningkatkan serangan untuk segera menjatuhkan Kadhafi sebelum memasuki bulan Ramadan, pekan depan(cak/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pangkalan AL Meledak, Para Menteri Siprus Mundur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler