Anggap Polisi Memperburuk Situasi Kanjuruhan, KontraS Punya Saran untuk Polri dan TNI

Minggu, 02 Oktober 2022 – 22:40 WIB
KontraS mengecam tindakan polisi menembbakkan gas air mata di Stadion Kanjuruan seusai laga Arema FC vs Persebaya.. Foto Ilustrasi polisi. Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mengecam tindakan kepolisian menembakkan gas air mata di dalam Stadion Kanjuruhan, Malang seusai laga Arema FC melawan Persebaya, pada Sabtu (1/10).

Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti menyebut tembakan gas air mata itu membuat kondisi di dalam stadion makin buruk.

BACA JUGA: Tragedi Kanjuruhan, Syakur Ali Sarankan Kapolda Jatim & Kapolres Malang Mundur

“Aparat terbukti bukan menenangkan kondisi, tetapi memperburuk situasi,” ujar Fatia Maulidiyanti dalam keterangannya, Minggu (2/10).

Oleh karena itu, KontraS meminta Pemda Jawa Timur memfasilitssi pemulihan psikologis yang layak kepada korban maupun keluarganya.

BACA JUGA: Komnas HAM Selidiki Tragedi Kanjuruhan, Data dan Keterangan Sudah Dikumpulkan

KontraS juga meminta PSSI menunda seluruh pertandingan Liga 1 sampai pengusutan atas Tragedi Kanjuruhan usai.

“Kami mendesak Kapolri, Propam (Profesi dan Pengamanan) Polri untuk mengusut sekaligus mengevaluasi tindakan kepolisian yang memperburuk situasi di Stadion Kanjuruhan Malang,” kata Fatia.

BACA JUGA: KontraS Beberkan Sejumlah Pelanggaran Aparat Dalam Kerusuhan Kanjuruhan

Namun, Fatia tidak hanya menyoroti tindakan kepolisian. KontraS juga mendesak Panglima TNI dan Komandan Puspom TNI mengusut tentara yang terlibat kekerasan di Stadion Kanjuruhan Malang.

“Jamin ruang investigasi independen atas peristiwa tersebut guna menemukan fakta dan berikan rekomendasi supaya kejadian serupa tidak berulang,” tuturnya.

Ratusan orang tewas dalam insiden seusai laga Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10) malam. Pada laga itu, tim tuan rumah menelan kekalahan.

Aremania -julukan suporter Arema- yang tidak puas dengan hasil akhir laga diduga mulai merusuh dengan memasuki lapangan. Namun, polisi meresponsnya dengan tembakan gas air mata ke massa yang mengamuk.

Polisi juga menembakkan gas air mata ke tribune yang masih dipadati penonton. Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menyebut tembakan gas air mata tersebut membuat massa penonton berdesak-desakan menuju pintu keluar sehingga terjadi penumpukan.

"Dalam proses penumpukan itu terjadi sesak napas, kekurangan oksigen," kata Irjen Nico.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan jumlah korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan sebanyak 125 orang. Menurutnya, jumlah itu merupakan hasil verifikasi kepolisian dan Dinas Kesehatan Malang. (mcr4/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tragedi Kanjuruhan, Bambang Rukminto: Copot Kapolda Jatim & Kapolres Malang


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler