TENGGARONG - Kabel penyangga Jembatan Kartanegara yang lepas karena patahnya penggantung kabel utama, diduga disebabkan konstruksi jembatan yang tidak pernah diperiksaDugaan menguat setelah diketahui bahwa selama bertahun-tahun, pemeliharaan rutin tidak pernah dianggarkan si empunya jembatan; Pemkab Kutai Kartanegara.
Data yang dikumpulkan Kaltim Post (Grup JPNN), jembatan ini hanya diguyur tiga kali dana perbaikan --bukan pemeliharaan- selama satu dasawarsa ini
BACA JUGA: Mayat Mulai Bermunculan
Ketiganya yakni pada 2001 ketika jembatan baru diresmikanBACA JUGA: Jembatan Ambruk, Syaukani Tak Tahu
Selang beberapa tahun, perbaikan kembali dilakukan
BACA JUGA: IPDN Bantah Urusi Dana Studi Banding Kades
Kemudian perbaikan terakhir pada awal November 2011Menurut data Pemkab Kukar, jembatan itu mendapat lagi kucuran Rp 3 miliar untuk mendongkrak dan mengencangkan kabel penyanggaPT Bukaka kembali mendapat proyek tersebut didampingi PT Arsita sebagai konsultan pengawas.Namun demikian, tiga kegiatan itu dipastikan sebagai perbaikan, bukan pemeliharaan jembatanIni diperkuat oleh pernyataan mantan Ketua DPRD Kukar SalehuddinPolitikus yang menjadi legislator Kukar selama dua periode serta pernah mengetuai komisi yang membidangi pembangunan ini mengatakan, item biaya pemeliharaan jembatan tidak pernah dianggarkanSetahu dia, selama ini hanya berupa perbaikan lampu jembatan.
"Sejak 2004 saya jadi anggota Dewan, tidak pernah ada inspeksi terhadap safety dan konstruksi jembatan iniKalau yang dibilang pemeliharaan itu mengganti lampu yang hanya beberapa kali, itu bukan pemeliharaan," pastinya.
Sejumlah sumber Kaltim Post di DPRD maupun Pemkab Kukar mengiyakan informasi ituBahkan, tidak ada yang mengetahui siapa konsultan pengawas yang mengurusi pemeliharaan jembatan
Adapun Kepala Dinas PU Kukar Didi Ramyadi yang dikonfirmasi hal ini mengaku, tak ada biaya perawatan Jembatan Kartanegara saban tahunnyaSelama ini, katanya, APBD hanya menganggarkan perbaikan jembatan.
Namun begitu, Didi balik bertanya tentang perbedaan pemeliharaan dengan perbaikan"Sama saja kan?" Tentang siapa konsultan teknik yang mengurusi pemeliharaan tersebut, Didi mengaku tidak tahu"Saya baru beberapa bulan di Dinas PU," jawab dia
Pemeliharaan dan inspeksi rutin sejatinya bisa mencegah perubahan konstruksi yang melebihi toleransiItu dikatakan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kaltim Syahbandi"Barang tentu semua jembatan ada program perawatan rutin, termasuk inspeksi," jelasnya kepada harian ini, di Tenggarong
Dia menguraikan, perawatan dan perbaikan jembatan adalah berbedaPemeriksaan dalam perawatan rutin jembatan terdiri dari berbagai kegiatanMulai kadar korosi, pelumas pada sendi jembatan, konstruksi, hingga kekuatan dan kondisi aspalBiayanya bervariasi tetapi terukur"Anggarannya bisa diajukan dan dikerjakan baik kontraktor atau swakelola oleh Dinas PU," terangnya
Sedangkan perbaikan, lebih kepada kegiatan yang tidak dijadwalkanHanya dikerjakan ketika ada kerusakanTentang turunnya bentang panjang Jembatan Kartanegara, Syahbandi enggan berspekulasiNamun demikian, perawatan rutin dapat mencegah turunnya jembatan yang akhirnya harus didongkrak itu melebihi batas toleransi.
Dijelaskan pula, perusahaan yang mengerjakan pendongkrakan, pengencangan baut dan kabel, harus memiliki kualifikasi karena termasuk pekerjaan khususPerkakas mengencangkan baut tidak sembarangan"Kunci inggrisnya itu disebut kunci torsiAda pengukur ketegangan kabel di kunci itu," terangnya, lalu melanjutkan, "Setahu saya, PT Bukaka memang produsen bagian-bagian jembatan baja di Indonesia." (fel/*/adw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Daerah Bantu Kaltim Perjuangkan Tambahan DBH Migas
Redaktur : Tim Redaksi