jpnn.com - jpnn.com - Pelataran Pelabuhan Samarinda, Kalimantan Timur, kini bukan hanya tempat sandar dan menunggu keberangkatan kapal.
Ya, anggota Polsekta Kawasan Pelabuhan (KP) kini punya aktivitas mulia, yakni mengajar anak-anak putus sekolah.
BACA JUGA: Heroik! Brigadir Lalu Budi Terjun ke Jurang Bekuk DPO
DWI RESTU
SUARA nyanyian hingga teriakan menghiasi hampir setiap hari di Pelabuhan Samarinda. Sebulan lalu, Kompol Ervin Suryatna selaku kapolsekta KP di kawasan sandar kapal-kapal besar tujuan Sulawesi dan Kalimantan Utara itu, resah dan cemas melihat aktivitas anak-anak yang lalu lalang di pelabuhan.
BACA JUGA: Antasari: Satu Bulan Sekali akan Saya Tanya Lagi
Ide positif terlintas dan direalisasikan setelah melakukan pertemuan dengan anggotanya.
“Kenapa tidak kita bantu adik-adik untuk belajar bersama,” ujar perwira berpangkat melati satu itu.
BACA JUGA: Densus 88 Kena Batunya akibat Meneror Saudara
Bukan perkara mudah. Belasan anak itu mulanya takut dengan kedatangan aparat berseragam cokelat.
Bahkan, beberapa orangtua yang ada di situ sempat menolak adanya aktivitas anaknya bergabung dengan polisi.
“Ada yang sempat dipukul hingga akhirnya orangtua menemani anaknya belajar,” sebut Ervin.
Tak langsung bisa duduk bersama. Satu demi satu para anak-anak berumur 4-11 tahun itu diambil identitasnya.
Ada warga Samarinda, ada pula pendatang yang kebanyakan anak nelayan dari tanah Celebes. Kebanyakan mereka putus sekolah.
Satu per satu anggota Binmas Polsekta KP bergantian memberikan pelajaran kepada anak-anak di pelabuhan. Mulai berhitung, membaca, menulis, hingga keagamaan.
“Kami berikan yang dasar agar mereka cepat paham,” ujar perwira yang juga pernah menjabat kapolsekta Samarinda Utara itu.
Cukup sulit. Polisi sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan bagi masyarakat harus duduk bersama dan mengajarkan pelajaran di ruang terbuka.
“Biar dekat, kami belikan makanan dan minuman,” imbuh Ervin.
Tergerak dari dalam diri untuk memajukan mutu pendidikan anak bangsa, Ervin menilai, gerakan yang digagasnya itu adalah bersifat sosial.
Bahkan, perlengkapan belajar anak-anak sudah disiapkan. Dari buku dan peralatan lainnya secara gratis. Kegiatan itu dilakukan setiap Rabu dan Kamis, dua kali dalam sepekan.
Sejatinya, kegiatan positif itu membuat orangtua tak khawatir dengan aktivitas anaknya bersama petugas.
Ditegaskan Ervin, dalam pelaksanaannya, banyak masyarakat dan mahasiswa ingin terlibat dalam kegiatan tersebut.
“Ini sosial, demi pendidikan anak bangsa kita dan generasi masa depan semua,” pungkas Ervin, mantan Kanit IV bagian ekonomi di Polda Kaltim itu. (*/dra/er)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Belum Bisa Pulangkan 139 Anggotanya dari Sudan
Redaktur & Reporter : Soetomo