Heroik! Brigadir Lalu Budi Terjun ke Jurang Bekuk DPO

Kamis, 02 Februari 2017 – 00:07 WIB
BERI PENGHARGAAN : Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono saat memberikan penghargaan kepada Brigadir Lalu Budi Setiawan. Penghargaan tersebut diberikan di dasar jurang Telaga Dusun Gerantong Desa Loloan Kecamatan Bayan KLU, Senin lalu (30/1). Foto: Ali Ma’ shum/Radar Lombok/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Aksi Brigadir Lalu Budi Setiawan patut diacungi jempol. Anggota Bhabinkamtibmas Desa Sambi Elen Kecamatan Bayan Lombok Utara, NTBm itu mempertaruhkan nyawanya menengejar dan menangkap pelaku kejahatan yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Dia harus melompat ke jurang sedalam 16 meter untuk menangkap pelaku.

BACA JUGA: Antasari: Satu Bulan Sekali akan Saya Tanya Lagi

ALI MA’ SHUM— TANJUNG

Senin siang (30/1), Radar Lombok (Jawa Pos Group) bersama rombongan Polda NTB mendatangi Desa Sambi Elen Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara (KLU).

BACA JUGA: Densus 88 Kena Batunya akibat Meneror Saudara

Kedatangan Kapolda NTB dan rombongan ini untuk melihat langsung lokasi jurang yang dilompati oleh Brigadir Lalu Budi Setiawan saat menangkap DPO kasus dugaan penadahan barang curian.

Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono awalnya mendatangi kediaman Brigadir Lalu Budi Setiawan.

BACA JUGA: Polri Belum Bisa Pulangkan 139 Anggotanya dari Sudan

“Pokoknya saya mau turun langsung melihat jurang itu. Bagaimana pun caranya, karena saya sudah berjanji akan ke sana,’ ’ ujarnya kepada Kapolres Lombok Utara dan jajaran.

Hal itu dikatakan Kapolda setelah mendapat penjelasan bahwa jurang Telaga yang terletak di Dusun Batu Gerantong Desa Loloan Kecamatan Bayan tersebut memiliki akses yang sulit untuk dilalui.

Ditambah ada proses perbaikan jalan sehingga tidak mudah untuk dilalui. Namun Kapolda tetap bersikeras untuk datang langsung ke Jurang Telaga.

Rombongan pun memutar cukup jauh dan akhirnya tiba di atas jurang. “Ayo kita turun bersama-sama,” kata Kapolda.

Setibanya di dasar jurang jurang, Kapolda langsung memberikan piagam penghargaan kepada Brigadir Lalu Budi Setiawan.

Menurutnya, petugas yang melayani masyarakat adalah perwira pertama dan bintara. Petugas inilah yang kesehariannya selalu berada di lapangan.

Untuk itu, risiko yang paling berat ada di pundak para petugas ini. “Mungkin mereka celaka, bisa terkena senjata oleh tersangka, pelaku dan sebagainya. Maka resikonya pasti diterima oleh bintara perwira pertama yang ada di lapangan seperti Brigadir Lalu Budi Setiawan ini. Mereka inilah para pahlawan kepolsian,” ungkapnya.

Selaku pimpinan kepolisian di NTB, Umar mengaku bertugas untuk memberikan motivasi dan semangat bagi anggotanya yang sedang bertugas.

Salah satu bentuknya, sesaat setelah Brigadir Budi terluka saat mengejar tersangka dan jatuh ke dalam jurang, dirinya langsung membesuk Budi yang saat itu di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB.

“Saat itu saya juga sudah berjanji untuk memberikan dia penghargaan persis di tempat dia terjatuh,” tegasnya.

Hal ini tegasnya sebagai bentuk empatinya selaku pimpinan bahwa perjuangan Budi saat menangkap pelaku tidak sia-sia.

“Jenderal pun datang ke sini atas nama negara. Jadi nantinya sakitnya itu akan sembuh karena semangatnya tadi,” ungkapnya.

Kapolda berharap, apa yang sudah dilakukan oleh Brigadir Lalu Budi Setiawan bisa diikuti dan dijadikan motivasi oleh prajurit lainnya.

“Itu yang masih setengah-setengah dalam melayani masyarakat dan takut akan risikonya. Untuk diubah dan jangan takut lagi karena Tuhan akan melindingi kita semua. Itu sepanjang kita bekerja dengan mengharapkan ridho Tuhan dan jangan mengharapkan pujian manusia,” bebernya.

Brigadir Lalu Budi Setiawan sempat menceritakan kisahnya. Ini berawal dari informasi yang didapatnya dari Kapolsek Bayan tanggal 7 Januari lalu.

Informasi itu menyebut adanya DPO kasus penadahan yang menemui istrinya di Bayan.

“Pelakunya itu dari Sumbawa, informasi terkahir yang kita dapatkan saat itu dia mau bertemu dengan istrinya di Bayan,” jelasnya.

Selanjutnya dirinya bersama anggota lainnya meluncur ke TKP. Setelah sampai di TKP, ia bersama salah seorang rekannya melihat tersangka.

Ia lalu mengeluarkan tembakan peringatan kepada pelaku. ‘Tapi dia malah lari saat saya mengeluarkan tembakan peringatan,’ ’ katanya.

Bersama dua orang rekannya, Budi langsung mengejar pelaku. Diakuinya saat itu, medan pengejaran tidak begitu dikuasainya. Ditambah lagi dengan waktu yang sudah menunjukkan pukul 18.00 Wita.

“Larinya itu kita tidak tahu ke daerah mana. Pokoknya asal saya kejar saja. Masalah lainnya tidak saya pikirkan karena tersangka sudah berada di depan mata,’ ’ terangnya.

Pelaku disebutnya saat itu tiba-tiba menghilang. Salah satu rekannya yang ikut melakukan pengejaran juga sempat nyangkut di pepohonan.

Samar-samar ia mendengar rekannya melarang untuk melompat tapi diacuhkannya. Ternyata yang dilompatinya itu adalah sebuah jurang dengan kedalaman 16 meter.

“Sebenarnya tersangka yang jatuh duluan. Tapi saya tidak tahu sedalam itu jurangnya tapi saya lompat saja,” katanya.

Setelah itu, dirinya merasa sangat kesakitan di bagian punggungnya. Setelah sadar, dirinya bersusah payah mencari tersangka dengan merayap.

“Saya lalu tidur di atas dada pelaku. Akhirnya saya dekap tersangka dan teriak untuk memberitahu rekan-rekan kalau tersangka sudah saya tangkap,” imbuhnya.

Setelah itu, ia pun mengaku tidak sadarkan diri. Saat membuka mata, dirinya sudah berada di RSUD Provinsi NTB.

“Luka sih tidak ada tapi tulang belakang saya bergeser. Saat di rumah sakit juga sudah dijenguk oleh Kapolda,” tandasnya.(*)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... TNI-Polri Satu Visi Ikuti Perintah Komando


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Polisi   Polri  

Terpopuler