Anis: Masih Ada Tiga Serangan Lagi ke PKS

Yakin Serangan Malah Perkuat PKS

Jumat, 25 Maret 2011 – 06:15 WIB

JAKARTA - Internal Partai Keadilan Sejahtera saat ini mendapat ujian beratBerbagai serangan-serangan pihak luar ke sejumlah elit DPP PKS, nampaknya menjadi batu sandungan demi meraih target maksimal PKS di pemilu 2014

BACA JUGA: Mahfud MD : Pengajuan Capres Sebaiknya Tetap Dari Parpol

Sikap kritis dalam koalisi, nampaknya menjadi sasaran pihak lain untuk memojokkan PKS
Sasaran tembak kepada PKS makin bertambah, setelah mantan pendiri Partai Keadilan (nama lama PKS, red) Yusuf Supendi menunjukkan buruknya dinamika internal di tubuh PKS.

Tudingan yang disampaikan Yusuf, praktis mencoreng citra PKS sebagai partai bersih

BACA JUGA: MK Tak Bisa Batalkan Kemenangan Pelaku Politik Uang

Apalagi, Yusuf melaporkan sejumlah elit PKS, seperti Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dalam dugaan pelanggaran kode etik anggota dewan
Tak luput, Sekretaris Jenderal DPP PKS Anis Matta juga dilaporkan Yusup dalam dugaan tindak pidana korupsi di pemilihan Gubernur DKI pada 2007.

Dengan serangan-serangan dari berbagai pihak, PKS hingga kini masih bersifat pasif

BACA JUGA: PKB Tolak Capres Independen

Anis Matta saat ditemui kemarin menyatakan, serangan-serangan kepada PKS ini justru merupakan ujian bagus bagi partainyaAnis menyebut, serangan-serangan kepada DPP PKS masih akan berlanjut hingga sepanjang tahun ini"Serangan-serangan ini belum puncaknya, masih ada tiga serangan lagi," kata Anis.

Anis tidak membeberkan seperti apa serangan lanjutan kepada PKSPada intinya, serangan yang ada selama ini ditujukan kepada personalisasi elit di DPP PKSSerangan itu ingin mengesankan bahwa hanya segelintir elit itu yang selama ini menjalankan roda organisasi politik PKS"Padahal, sama sekali tidak ada personalisasi di PKS," kata Anis.

Menjelaskan pernyataannya, Anis menyatakan bahwa dengan menyerang individu di PKS, bukan berarti PKS akan goyah sebagai partaiSistem di PKS mengajarkan untuk selalu belajar pada hal-hal yang baru"Semakin banyak gempuran kepada PKS, justru PKS makin besar," ujarnya optimisDikatakan bahwa, terjadi perbedaan prinsip antara kaum muda di PKS, dengan kaum senior yang notabene pendiri awal PKSMenurut Anis, perbedaan pandangan antara tua dengan muda adalah hal yang biasaPKS tetap memiliki tujuan sama untuk terus berkembang sebagai partai.

Dia mencontohkan, jumlah kader DPP PKS yang pada awal mulanya mencapai 33 ribu orangKini, dengan konsep PKS yang baru, jumlah kader di PKS sudah menembus angka 800 ribu anggotaMenurut Anis, sistem lebih profesional yang menjadikan PKS saat ini lebih maju"Kalau tidak profesional, kita tidak akan maju," ujarnya.

Profesionalisme, lanjut Anis, menghindarkan sosok individu untuk menjadi simbol di PKSSetiap kader harus bisa memposisikan sebagai anggota partai yang sebenarnyaSeberapapun penting posisinya, kader partai bukanlah simbol yang merepresentasikan PKS secara keseluruhan"Tidak ada privilige (keistimewaan) terhadap individuJika ingin impunitas, dia pasti keluar," ujarnya.

Sebagai sebuah organisasi, lanjut Anis, PKS juga secara tegas menerapkan merit systemDalam arti, siapa yang memiliki keahlian, dialah yang memegang jabatan pentingTermasuk pula ketegasan PKS untuk memberikan sanksi"Siapa yang melanggar dia harus terima sanksi," lanjutnya.

Namun, bukan berarti PKS begitu saja mengeluarkan seorang kaderDalam jabatan seorang kader yang penting, PKS selalu menggunakan forum Dewan Kehormatan partai sebagai instrumenKeputusan Dewan Kehormatan PKS itulah yang menjadi pertimbangan Majelis Syura menetapkan keputusan akhir.

Hal itu yang juga terjadi, saat PKS memutuskan memecat sejumlah petinggi PKSSebut saja, mantan Wakil Presiden PKS Syamsul Balda, termasuk Yusuf Supendi yang saat itu menjabat Ketua Mahkamah Syariah Partai"Jadi keputusan akhirpun adalah keputusan organisasi, bukan individu," jelasnya panjang lebar.

Jika saat ini disebutkan perlu adanya islah di tubuh PKS, Anis menilai konsep itu salahSebab, yang terjadi saat ini adalah pernyataan orang yang melanggar aturan internal PKS"Islah itu hanya untuk perbedaan pendapat," tandasnya.

Keberadaan pihak lain di luar PKS terhadap tudingan yang disampaikan Yusuf, dibenarkan anggota Majelis Petimbangan Partai PKS SoeriptoMantan pejabat Badan Koordinasi Intelejen Negara (BAKIN) itu menyatakan, ada pihak yang memanfaatkan dan memainkan tudingan yang digulirkan Yusuf

"Kalau (ada pihak) di balik ini, tidak adaIni awalnya gerakan individual sajaCuma saya yakin ada yang memanfaatkan dan memainkannya," kata Soeripto, di Gedung DPR, kemarinPolitisi senior yang juga merupakan salah seorang pendiri PKS itu mengaku sudah mengantongi orang atau pihak yang memanfaatkan aksi Yusuf tersebutMeski, dia belum mau membebernya"Saya sudah mengantongi nama yang memanfaatkanCuman namanya ini masih di kantongSaya sembunyikan di siniHanya saya buka ke internal partai saja," bebernya, ringan.

Lantas apa sesungguhnya motivasi Yusuf? Menurut Soeripto, Yusuf memutuskan nekat menebar isu tentang sejumlah elit PKS karena sakit hati dan frustasiTerutama, terhadap partai yang kini tidak lagi menjadi bagian darinya"Karenanya, kami mengabaikan sajaSoal benar tidaknya, kita tunggu saja prosesnya, baik ke BK DPR atau ke penegak hukum," kata mantan anggota Komisi III DPR tersebut.

Pada bagian lain, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan PKS harus mampu mengklarifikasi masalah ini sampai benar -benar tuntasZuhro melihat apa yang dituduhkan Yusuf Supendi merupakan aib serius bagi PKS.

Apalagi, aduannya diserati data -data dan sudah sampai ke sejumlah lembaga resmi, seperti BK DPR dan KPK"Masalah Yusuf Supendi ini harus dituntaskan kalau PKS ingin menang pemilu mendatang, termasuk pilkada "pilkadaJangan sampai ini terus menimbulkan rumor di luar," ujar Zuhro di gedung parlemen, kemarin.

Dia sendiri tidak percaya konflik yang kini melanda PKS ini di design oleh kekuatan politik eksternal, apalagi intervensi penguasaZuhro beralasan PKS merupakan partai yang sangat solid"Ini partai dengan sistem stelsel yang jalan lho," katanyaZuhro juga menilai dikotomi kelompok tua dan kelompok muda dalam konteks Yusuf Supendi tidak relevanMenurut dia, langkah yang ditempuh pendiri PKS itu lebih merepresentasikan kegelisahan pribadi yang tidak puas terhadap model dan gaya politik PKS saat ini.

"Yusuf ini ingin PKS kembali ke khittah ruh PKDia melihat PKS sekarang kok sudah jauh bangetMulai kongres di Ritz Carlton, membuka pintu bagi AS, semua ini too much bagi pendirinyaSaya membacanya seperti itu," terang ZuhroDia percaya keputusan Yusuf untuk membuka masalah ini kepada publik tidak terkait kepentingan pribadiKarena resikonya terlalu besarBahkan, menyangkut keselamatan pribadi

"Saya melihat ini memang ada friksi di dalam PKSKeberanian Yusuf mengkristal dan percaya diri setelah melihat kemungkinan dukungan terhadap dirinya yang kuat, ketika membuka ketidakbenaran itu," kata Zuhro(bay/dyn/pri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MK Kuatkan Kemenangan Pelaku Politik Uang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler