Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyatakan kehadirannya di Makassar, Sulawesi Selatan, merupakan isyarat bahwa Australia menyadari betapa luasnya negara tetangga mereka, Indonesia.
"Ini kunjungan pertama seorang perdana menteri Australia ke Makassar," ujar PM Albanese tak lama setelah mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin, Selasa (07/06) siang waktu setempat.
BACA JUGA: Forum Negara-negara Pasifik Terancam Pecah, Australia Turun Tangan Membantu
Kepada wartawan, PM Albanese menyatakan Makassar adalah pusat keuangan terpenting dan kota terbesar di Indonesia Timur.
"Kunjungan saya ke sini untuk menggarisbawahi bahwa Pemerintah Australia sangat memahami betapa Indonesia adalah yang sangat luas," ujarnya.
BACA JUGA: PM Anthony Albanese Berusaha Perkuat Hubungan Bilateral dalam Kunjungan Pertama ke Indonesia
"Dan peluangnya sangat besar bagi kalangan pengusaha Australia untuk berinvestasi di sini," kata PM Albanese.
"Saya telah mengunjungi pabrik tepung terbesar kedua di dunia yang ada di Indonesia di mana gandum dari Australia diolah," katanya.
BACA JUGA: Pemilik Bisnis di Kawasan Regional Australia Sangat Berharap Backpacker Segera Kembali
PM Albanese mengaku sangat senang bisa datang ke Makassar, karena kota ini "memiliki hubungan ratusan tahun lamanya dengan masyarakat Yonglu di Arnhem Land" di Australia Utara.
Pemimpin Partai Buruh Australia ini mengungkapkan pihaknya meminta izin terlebih dahulu kepada Presiden Joko Widodo untuk berkunjung ke Makassar.
"Pemerintah Indonesia sangat senang ketika saya menyampaikan rencana untuk datang ke Makassar, karena saya ingin memastikan dan mengirimkan pesan bahwa Australia memahami besarnya negara Indonesia ini," jelasnya.
Dikatakan, Makassar memiliki masa depan yang cerah sejalan dengan perkembangan Indonesia di masa depan, menjadi satu dari lima ekonomi terbesar di dunia.
Saat memberikan kuliah umum di kampus Universitas Hasanuddin, PM Albanese mengatakan kunjungannya ke Makassar dirasa "tepat" mengingat adanya jejak sejarah perdagangan antara warga Makassar dengan suku Aborigin Australia.
"Saya meminta ketika kami sedang menyusun rencana kunjungan ini beberapa waktu yang lalu, bahwa Makassar akan menjadi tempat yang layak dikunjungi," katanya.
"Karena ratusan abad yang lalu, terdapat perdagangan yang berkembang di sepanjang jalur laut di sini [Makassar] dengan bagian utara Australia."
Dalam kesempatan tersebut, PM Albanese juga memperkenalkan dua menterinya yang beragama Islam, dan menekankan poin "keberagaman spektrum kepercayaan dan kebudayaan" dalam masyarakat Australia.
Menteri Industri dan Sains Ed Husic yang diperkenalkan Albanese turut serta dalam kunjungan ke Indonesia tersebut. Bahas perubahan iklim dan beasiswa
Berdasarkan diskusi dengan Presiden Jokowi kemarin (6/06), PM Albanese mengatakan kerjasama kedua negara terutama akan fokus kepada usaha mengatasi perubahan iklim.
"Saya ingin agar akses ke energi yang terjangkau, aman, dan bersih di wilayah kita dalam langkah menuju net zero bersama," ujarnya.
"Inilah mengapa pemerintahan saya akan mengembangkan kerjasama dengan Indonesia dalam isu perubahan iklim," katanya.
"Termasuk komitmen kami bekerjasama dengan Jakarta untuk membangun sektor energi yang bersih dan membuka peluang investasi dan perdagangan ramah lingkungan," ucap PM Albanese.
Australia berupaya mengurangi emisi sebesar 43 persen pada tahun 2030 dan menargetkan untuk mencapai 'net zero' atau netralitas karbon di tahun 2050.
PM Albanese juga mengatakan bahwa kemarin (6/06) dia telah mengumumkan 10 beasiswa baru bagi mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan studi S2 dan S3 nya di Australia dalam bidang studi yang berkaitan dengan prioritas G20 Indonesia.
"Secara spesifik mahasiswa ini akan melakukan penelitian di bidang arsitektur kesehatan global, energi terbarukan, dan transformasi digital dalam prioritas G20 Indonesia," katanya.
"Penelitian yang dilakukan mereka ini akan berkontribusi bagi perekonomian dan sektor pendidikan Indonesia dan terus mempererat hubungan kedua negara."
Ini merupakan kedelapan kalinya bagi Albanese untuk mengunjungi Indonesia sejak terpilih menjadi ketua partai oposisi Australia di tahun 2019.
Dalam kunjungan ini, PM Albanese didampingi Menteri Luar Negeri Penny Wong, Menteri Perdagangan Don Farrell dan Menteri Industri Ed Husic dan belasan pengusaha dari perusahaan besar Australia seperti Wesfarmers, Telstra dan Commonwealth Bank.
Setelah kunjungan ke Makassar, mereka akan bertolak kembali ke Australia hari ini (7/06).
Dalam masa pemerintahan sebelumnya, Julie Bishop yang saat itu menjabat sebagai Menlu Australia, juga pernah melakukan kunjungan resmi ke Makassar.
PM Albanese mengatakan ingin sering mengunjungi Indonesia, di mana dia merasa selalu "disambut dengan hangat".
Dia mengatakan akan kembali ke Indonesia bulan November untuk menghadiri KTT G-20 di Bali, yang sudah menimbulkan kontroversi dengan kemungkinan hadirnya Presiden Rusia Vladimir Putin.
Simak artikel lainnya di ABC Indonesia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pagi-pagi, Jokowi Sambut Kedatangan Orang Penting, Sepeda Khusus pun Dikeluarkan