Antiklimaks, Bukit Asam Batal Beli BUMI

Rabu, 26 November 2008 – 08:03 WIB
JAKARTA - Hasrat PT Tambang Batu bara Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk mengakuisisi saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berakhir antiklimaksDirut PTBA Sukrisno mengatakan, berdasar hasil uji tuntas (due diligence) yang dilakukan perseroan, alokasi dana untuk pembelian saham BUMI bakal memberatkan perusahaan

BACA JUGA: Menkeu Berharap Bunga Turun, Agar Sektor Riil Bergerak

''Jadi dibatalkan,'' ujarnya usai acara Investor Summit 2008 di Jakarta, Selasa (25/11).

Seperti diwartakan sebelumnya, PTBA rencananya bakal bergabung dengan Northstar Pacific, untuk mengakuisisi 35 persen atau 6,791 miliar saham BUMI dari PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) senilai USD 1,3 miliar.

Menurut Sukrisno, pembatalan tersebut didasari dua hal
Pertama, perseroan lebih memprioritaskan alokasi dana untuk proyek-proyek yang sudah mulai berjalan dan akan menyedot banyak dana di 2009

BACA JUGA: Rencana Merger, Pialang dan Manajer Investasi Konsolidasi

Kedua, harga saham BUMI yang masih berada di level rendah dibandingkan kesepakatan awal pembelian, bakal menyulitkan manajemen untuk mempertanggungjawabkannya pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Untuk alasan pertama, Sukrisno mengatakan, pihaknya memang lebih memilih untuk mengalokasikan dana pada proyek-proyek yang sudah berjalan dan dinilai bisa memberikan return (imbal hasil) yang lebih cepat
''Ini akan lebih berdampak pada kinerja,'' katanya.

Beberapa proyek yang menurut Sukrisno bakal diprioritaskan adalah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang Banjarsari (2x100 MW), PLTU mulut tambang Banko Tengah (4 x 600 MW), serta beberapa PLTU untuk kebutuhan internal PTBA

BACA JUGA: JK : Saat Krisis Negara Harus Lebih Boros

''Proyek ini saja bakal menyedot dana tak kurang dari Rp 1 triliun,'' terangnya''Kemudian, proyek pelabuhan batu bara juga butuh dana lebih dari Rp 1 triliun,'' imbuhnya.

Sukrisno mengakui, PTBA memang memiliki free cash senilai Rp 2,8 triliunNamun, lanjut dia, jika dana tersebut dialokasikan untuk membeli saham BUMI, maka pihaknya harus menutup kebutuhan dana proyek dan operasional melalui pinjaman''Dalam kondisi seperti ini, cost of money (bunga pinjaman, Red) sudah pasti tinggiJadi, bakal memberatkan,'' jelasnya.

Sementara itu, terkait rendahnya harga saham BUMI yang juga menjadi alasan pembatalan rencana keikutsertaan PTBA dalam konsorsium pembelian BUMI, Sukrisno mengatakan hal tersebut lebih disebabkan karena posisi PTBA sebagai BUMN''Kalau kami jadi ikut membeli dengan harga yang lebih tinggi dari harga di pasar saat ini, apakah bisa dipertanggungjawabkan,'' tanyanya.

Saat pengumuman rencana pembelian saham BUMI oleh Northstar Pacific pada 1 November lalu, dengan nilai USD 1,3 miliar untuk 6,791 miliar saham, maka harga per lembar saham jika menggunakan kurs Rp 10.000 per USD sekitar Rp 1.914 per sahamHarga tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan harga pasarPada perdagangan di BEI kemarin, meski sempat menguat 19,7 persen, saham BUMI masih ditutup pada level Rp 850 per saham.

Bagi Northstar Pacific, kata Sukrisno, harga tersebut mungkin bisa saja masuk dalam hitungan manajemen, sebab mereka adalah perusahaan swasta yang memiliki dana cukup dan rencana jangka panjang, serta tidak membutuhkan persetujuan dari pemegang saham pemerintah''Karena itu, mereka menyatakan terus (melanjutkan rencana akuisisi),'' ujarnya(owi/fan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Uni Eropa Perpanjang Larangan Terbang Selama Tiga Bulan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler