Antisipasi Teroris dari Filipina, Kapal Laut Bakal Dirazia

Rabu, 31 Mei 2017 – 09:22 WIB
Kapolda Maluku Utara, Brigjen (Pol) Tugas Dwi Apriyanto. Foto: Malut Post/JPNN.com

jpnn.com, TERNATE - Jajaran Korem 152 Babullah hingga kini terus melakukan pengawasan guna mengantisipasi kelompok teroris yang diprediksi bakal masuk ke Indonesia dari Filipina melalui Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara (Malut).

Komandan Korem (Danrem) 152 Babullah, Kolonel (Inf) Sachono mengatakan, sejauh ini pihaknya terus melakukan pengawasan di Malut terkait dugaan kelompok teroris yang masuk ke Malut.

BACA JUGA: Fokus Perangi Maute di Marawi, Duterte Batalkan Lawatan ke Luar Negeri

Menurutnya, antisipasi masuknya teroris ke Malut tersebut, pihaknya lebih fokus pada kabupaten Halmahera Utara (Halut).

“Pengawasan ini terus dilakukan oleh Lanal, baik Lanal Ternate maupun Morotai. Karena Kota Marawi yang telah diserang oleh pemerintah Filipina, jarak ke Sangir Talaut, Sulawesi Utara hanya 5 jam dan dari sana ke Tobelo Halut juga 5 jam. Jadi, total 10 jam dari Marawi ke Halut. Antisipasi ini lebih fokus ke Tobelo, Halut,” ungkap Sachono seperti dilansir Malut Post (Jawa Pos Group), Rabu(31/5).

BACA JUGA: 10 WNI di Marawi Minta Dipulangkan

Sachono mengaku hingga kini pihaknya belum menemukan indikasi keberadaan warga asing yang mencurigakan di Malut.

Ia menuturkan, dalam antisipasi itu, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan melibatkan Kepala Bandara, Syahbandar, Pemprov, Bea Cukai, Imigrasi, Kementerian Ketenagakerjaan, BIN, Polda dan Lanal untuk membahas sinergitas dan kerjasama demi menangkal para teroris dari Filipina yang masuk ke Malut.

BACA JUGA: Pasukan TNI Perketat Bandara, Intel Sudah Bergerak

Selain itu, antisipasi itu juga melibatkan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda untuk menangkal aliran radikal masuk di daerah, khususnya Halut agar tidak digunakan sebagai basis dari teroris maupun paham radikal.

Menurutnya, peran semua pihak dan kerja sama tiga pilar, Babinsa, Kades, Babinkamtibmas agar tingkatkan sistem peringatan dini dan pelaporan warga bila ada tamu atau orang asing selama 1 x 24 jam. Hal perlu agar setiap orang yang masuk ke wilayah dapat termonitor.

“Kita juga mengajak ustaz untuk meramaikan tausiyah ke masjid-masjid dengan memberikan pemahaman agama Islam yang benar untuk menangkal radikalisme merambah kepada umat yang akan direkrut oleh pihak teroris atau radikalisme,” ujarnya.

Sementara, Kapolda Malut Brigjen (Pol) Tugas Dwi Apriyanto mengatakan sejak peristiwa di Marawi, dirinya langsung memerintahkan para kapolres untuk terus melakukan razia setiap kapal yang masuk di semua pelabuhan di Malut.

“Saya juga sudah koordinasi dengan Danrem, Kabinda, Kakanwil Kumham (imigrasi) untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemantauan keluar masuknya WNI atau WNA ke Malut, khususnya yang datang maupun pergi ke Filipina,” terangnya.

Menurutnya, hal itu juga dibahas dalam rapat koordinasi bersama Intelijen, Imigrasi di Korem 152 Babullah, Selasa pagi kemarin untuk antisipasi hal tersebut.

“Peran serta masyarakat juga tidak kalah pentingnya untuk deteksi dan cegah dini,” tutupnya.(tr-04/jfr)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Filipina Serukan Militan Maute Menyerah..atau Mati!


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler