jpnn.com, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte membuktikan keseriusannya menangani militan Maute di Kota Marawi, Provinsi Lanao del Sur di Pulau Mindanao.
Setelah memotong kunjungannya ke Rusia, presiden yang sering mendapat sorotan miring dunia Barat karena kebrutalan memerangi narkobanya itu, membatalkan perjalanannya ke Tokyo.
BACA JUGA: 10 WNI di Marawi Minta Dipulangkan
Duterte sebelumnya dijadwalkan memberikan pidato dalam penutupan konferensi The Future of Asia di ibu kota Jepang tersebut pada 5-6 Juni.
"Kami menyesal untuk memberitahukan bahwa Presiden Filipina Rodrigo Duterte membatalkan kehadirannya di konferensi tahun ini," bunyi pernyataan penyelenggara Nikkei Inc di situs resminya.
BACA JUGA: Pasukan TNI Perketat Bandara, Intel Sudah Bergerak
Konferensi tersebut rencananya juga akan dihadiri Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, Perdana Menteri Laos Thongloun Sisoulith, dan Wakil Perdana Menteri Thailand Somid Jatusripitak.
Meskipun tidak ada pengumuman resmi dari Malacanang (istana kepresidenan Filipina), namun publik menilai keputusan Duterte itu dipengaruhi oleh situasi terkini di Marawi.
BACA JUGA: Filipina Serukan Militan Maute Menyerah..atau Mati!
Juru bicara kepresidenan Ernesto Abella hanya mengatakan, saat ini presiden menghadapi banyak situasi di dalam negeri, tanpa mengacu pada pengawasan operasi militer terhadap Maute di Marawi.
"Sejauh yang kami tahu, dia lebih suka tinggal (tidak ke luar negeri)," kata Abella seperti dilansir dari Philstar, Rabu (31/5). (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... WNI Dikabarkan Tewas dalam Pertempuran di Marawi, Masih Misteri
Redaktur & Reporter : Adek