jpnn.com - JAKARTA - Hampir sebulan polemik tentang Kapolri baru dan perseteruan KPK vs Polri bergulir dan mendominasi pemberitaan. Tak kunjung tuntasnya persoalan itu membuat kalangan aktivis antikorupsi mempertanyakan keberanian Presiden Joko Widodo untuk membatalkan pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri dan keberpihakan mantan Gubernur DKI itu pada langkah KPK menangani korupsi di petinggi kepolisian.
Menurut peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Ade Irawan, tak semestinya Jokowi -panggilan beken Joko Widodo- membiarkan masalah KPK vs Polri terus berlarut. Namun, sikap yang ditunjukkan Jokowi justru berbeda dengan pendahulunya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat mengatasi persoalan ‘Cicak Vs Buaya’.
BACA JUGA: Ini Alasan Permohonan Praperadilan Komjen Budi Dinilai Kurang Tepat
"Presiden seharusnya belajar dari pendahulunya, Pak SBY. Apa Pak Jokowi seberani Pak SBY dalam mengambil keputusan? Ya kita lihat saja," ujar Ade di Jakarta, Minggu, (8/9).
Menurut Ade, Presiden Jokowi justru menjadi pemicu semua polemik terkait Kapolri maupun perseteruan KPK vs Polri yang terjadi saat ini. Pasalnya, Jokowi pula yang pertama kali menentukan nama Komjen Budi Gunawan sebagai calon kapolri. Padahal, nama Budi sudah sejak awal ditolak publik karena diduga terkait dengan kepemilikan rekening gendut.
BACA JUGA: Ibarat RUU, BG Otomatis Kapolri setelah 30 Hari Sejak Persetujuan DPR
Ade pun mengingatkan Jokowi agar segera menyelesaikan persoalan itu. Terutama untuk mendinginkan perseteruan antara KPK vs Polri. "Kita tunggu, apa Pak Jokowi bisa berani juga seperti SBY," tandas Ade.(flo/jpnn)
BACA JUGA: Penetapan Tersangka Bukan Objek Praperadilan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Trio Macan Istana Digoyang Lagi
Redaktur : Tim Redaksi