Perusahaan Listrik Negara (PLN) berinovasiArea Pelayanan Jaringan (APJ) Bekasi menciptakan alat untuk mengantisipasi kerusakan trafo yang dipasang di gardu
BACA JUGA: Tempat-Tempat Wisata Lereng Merapi yang Terimbas Letusan
Alat itu tak hanya diakui oleh petinggi PLN, tapi juga presiden--------------------------------------------
THOMAS AQUANIO KUKUH - Bekasi
-------------------------------------------
TIM inovasi PLN APJ Bekasi tak menyangka hasil karyanya mendapat penghargaan yang luar biasa dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
BACA JUGA: Kisah Tim Heli TNI Menembus Medan Sulit di Lokasi Bencana Tsunami Mentawai
Pada 27 Juli lalu di Mataram, Dirut PLN Dahlan Iskan mempresentasikan hasil karya anak buahnya itu kepada SBYBACA JUGA: Memboyong Semangat Soekarno dari Guangzhou ke Riau
Kependekan dari Alat Investigasi Praktis Jaringan dan Distribusi."Saya sangat terharu saat ituTidak menyangka karya kami mendapat penghargaan dari presiden," ucap Asisten Manajer Distribusi APJ Bekasi Hari Santoso saat ditemui di ruang kerjanyaYa, Hari adalah salah seorang anggota tim itu.
Pria asal Surabaya tersebut lalu memaparkan dan memamerkan karya tim inovasi APJ BekasiSatu per satu Hari mengeluarkan alat yang tersimpan rapi di ruang kerjanyaPertama, dia mengeluarkan alat kecil yang tak lain adalah IP camera wireless mega pixelKamera kecil menyerupai closed circuit television (CCTV) itu bisa dikontrol dengan sistem wirelessTak ketinggalan, dia mengeluarkan laptop
Beberapa karyawannya lantas masuk membawa tripod yang bisa diulur hingga lebih dari sepuluh meterHari mulai merangkai alat-alat itu menjadi satu kesatuan"Nah, ini sudah jadi," ujarnya beberapa saat setelah rangkaian tersebut rampungCCTV hitam pun sudah terpasang di ujung tripod yang menjulang tinggi hampir mengenai langit-langit ruanganHari beraksiMenggunakan laptop 12 inci-nya, dia memerintah CCTV itu untuk bergerak
Bak kepala manusia, alat yang berfungsi sebagai kamera tersebut geleng-geleng ke kanan-kiri serta mengangguk ke bawah dan ke atas"Ini dikontrol dengan sistem wireless," terang alumnus SMA Trimurti Surabaya itu"Inilah yang disebut Alis Rindu," imbuhnya
Hari mengakui bahwa alat tersebut tampak sederhanaNamun, meski begitu, manfaat Alis Rindu sangat luar biasaDia menerangkan, Alis Rindu digunakan untuk memantau atau menginvestigasi kondisi trafo di gardu tiang portal maupun cantol yang banyak dijumpai di pinggir jalan"Investigasi jaringan adalah pekerjaan rutin kami," terangnya
Jika PLN tidak memantau secara rutin, akibatnya fatalSebab, bila trafo terlambat dipelihara, akan terjadi kerusakanBahkan tak jarang, lantaran pemeliharaan terlambat, trafo meledakNah, kalau telanjur rusak parah, trafo tidak bisa diperbaiki di lokasi dan harus menunggu trafo lain dari gudang"Itu membutuhkan waktu lamaKan yang rugi juga masyarakat," ucapnya.
Dia menceritakan, sebelum Alis Rindu ditemukan, investigasi dilakukan dengan cara manualYakni, petugas yang turun ke lapangan menggunakan tangga fiber lipat di mobil operasionalDengan tangga itu, petugas memeriksa kondisi trafo yang tergantungenurut Hari, pemeriksaan manual dengan tangga fiber mempunyai banyak kelemahanSalah satunya, jumlah mobil operasional yang dimiliki tidak memungkinkanJadi, banyak trafo yang tidak terkontrol
Bukan itu sajaDemi keamanan, saat pemeriksaan berlangsung, aliran listrik harus dipadamkan beberapa saatDia menyatakan, itulah salah satu penyebab adanya pemadaman listrikBukannya ada kerusakan, tapi petugas sedang merawat gardu"Dulu kami sering mendapat komplainItu memang mengganggu pelayanan," kata pria asli Jojoran, Surabaya, tersebut
Apalagi setiap investigasi membutuhkan waktu berjam-jamSedikitnya dua jamMulai pemadaman, mempersiapkan tangga, tenaga, pemasangan alat-alat keselamatan, memindah-mindahkan tangga, pemotretan, dan lainnya"Trafo biasanya rusak karena ada kebocoran oli sehingga suhunya meningkatJika tidak segera ditangani, risikonya bisa meledak," tegasnya
Nah, indikasi kerusakan alat yang berfungsi menurunkan tegangan menengah 20 ribu volt ke tegangan rendah 220 volt sehingga listrik bisa dinikmati di rumah-rumah itu bisa ditangkap kasatmata"Biasanya gosong-gosong karena mengeluarkan karbon," jelasnyaHari menuturkan, jumlah trafo di seluruh Bekasi tak sedikitMencapai 3.489 trafoPada 2010, APJ Bekasi mematok target hanya 10 persen trafo yang "diizinkan" untuk rusak"Kami semakin terpacu (berinovasi) karena tantangannya sangat berat," ujarnya.
Tim itu terus berpikir untuk membuat sebuah alat yang bisa mengambil data berupa gambar atau foto trafoTerlebih, pengambilan data itu dapat dikendalikan dari tempat yang aman tanpa mengganggu pelayanan konsumenKerja keras itu membuahkan hasilAkhirnya, Januari 2010, tim inovasi yang diketuai Agung Nugraha, manajer APJ Bekasi, berhasil menemukan alat investigasi gardu yang berbasis pada tripod dan kameraMereka lalu memberinya nama Alis Rindu
Awalnya, alat tersebut sangat sederhanaKamera hanya bisa bergerak mengangguk ke atas dan ke bawah"Waktu itu belum bisa tolah-tolehMakanya, kami perbaiki terus sampai seperti sekarang," ucap pria kelahiran 1968 ituInovasi tim tersebut sampai juga ke telinga Dahlan IskanCeritanya, orang nomor satu di PLN itu tiba-tiba datang ke kantor APJ Bekasi"Seperti biasa, Dirut selalu safari ke kantor-kantor PLN tanpa pemberitahuan," ungkapnya.
Nah, saat itulah Hari dan beberapa rekannya memberitahukan temuan tersebut"Ternyata, Dirut sangat tertarik," kata alumnus Teknik Elektro Universitas Brawijaya Malang tersebutAkhirnya, 13 Juli, tim inovasi APJ Bekasi mendapat undangan untuk mempresentasikan penemuan itu di Kantor Pusat PLN, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta SelatanDi depan Dahlan Iskan dan seluruh jajaran direksi PLN, tim tersebut mempresentasikan Alis RinduHasilnya, Alis Rindu tak hanya mendapat pujianNamun, direksi berencana memperbanyaknya dan disebarkan ke seluruh Indonesia.
Hari lalu menceritakan kelebihan lain Alis RinduDengan alat yang dibuat dengan biaya Rp 10 juta tersebut, APJ Bekasi telah berhasil menghemat Rp 5 miliarSebab, kerusakan bisa diminimalkan, biaya operasional bisa ditekan, dan lainnya.
Selain itu, penggunaan Alis Rindu sangat menghemat waktuJika cara manual memakan waktu lebih dari dua jam, penggunaan Alis Rindu hanya membutuhkan sekitar 20 menitPengangkutannya pun cukup praktisTak perlu dengan mobil operasional, tapi hanya menggunakan motor dan bisa dilakukan oleh dua petugas.
Dalam sehari, satu unit Alis Rindu bisa memantau sedikitnya lima trafo di tempat berbedaAPJ Bekasi membawahkan 10 unit pelayanan jaringan (UPJ)Satu UPJ memiliki lebih dari dua unit Alis RinduSetelah dianggap berhasil, kini APJ Bekasi berjuang untuk mematenkan Alis Rindu"Sudah kami daftarkanSekarang masih menunggu," ujar pria yang berulang tahun setiap 8 Juli tersebut
Asep Supriyatna, salah seorang petugas investigasi di lapangan, menyatakan sangat terbantu oleh Alis RinduPria yang sehari-hari memantau trafo-trafo itu mengaku kini tidak perlu repot-repot lagi memanjat tangga untuk mengambil dataSebab, semua digantikan oleh tripod aluminium"Kami tidak perlu lagi memanjat dan semua bisa dikerjakan dengan cepat," ungkapnya.
Dia menyatakan, salah satu yang dikhawatirkan saat menginvestigasi secara manual adalah risiko jatuh dan kecelakaan lain karena tegangan tinggi trafo(*/c5/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengikuti Peringatan Hari Pahlawan di KBRI Yangon, Myanmar
Redaktur : Tim Redaksi