Arbi: Lucu kalau PAN Anti Korupsi

Rabu, 04 Maret 2009 – 18:31 WIB
JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI), Arbi Sanit menilai pernyataan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Soetrisno Bachir, yang memproklamirkan PAN adalah partai anti korupsi, merupakan pernyataan lucuApalagi pernyataan itu dilontarkan sesudah salah satu kadernya Abdul Hadi Djamal tertangkap tangan oleh KPK dalam kasus dugaan suap pembangunan sejumlah proyek di lingkungan Departemen Perhubungan di kawasan Indonesia Timur.

“Lucu saja, jika mendengar sebuah partai yang salah satu ketuanya tertangkap tangan oleh KPK dalam kasus korupsi, terus menggadang-gadangkan diri sebagai partai anti korupsi

BACA JUGA: Wiranto: Stimulus Ekonomi Tak Berpihak pada Rakyat

Tindakan pemecatan yang dilakukan DPP PAN terhadap Hadi Djamal juga hanya kepura-puraan,” ujar Arbi kepada pers, di DPR RI, Jakarta, Rabu (4/3).

Kepura-puraan PAN itu, lanjut Arbi, bisa dilihat dari pernyataan Soetrisno Bachir yang menegaskan bahwa PAN tetap akan memberikan bantuan pembelaan kepada kadernya tersebut
“Ini jadi tidak meyakinkan

BACA JUGA: Akbar Yakin Lolos Seleksi Tujuh Bakal Capres

Kok, dipecat karena alasan kasus korupsi, tapi dibela juga
Terus bilang bahwa PAN tegas dan bebas korupsi,” kritiknya.

Membela seorang yang tertangkap tangan dan malah berstatus ketua, menurut Arbi pula, justru akan jadi bumerang untuk citra PAN di masyarakat

BACA JUGA: Akbar: Kembalikan Golkar ke Jalurnya

"Kalau anggota biasa masih lebih mending dibela," imbuhnya.

Dikatakan Arbi, jika ingin konsisten mencitrakan bahwa PAN jujur, justru perlu tindakan tegas“Apalagi jika digembar-gemborkan PAN sebagai partai terbuka dan tidak membebani kadernya yang menjadi caleg dengan biayaMasa menjadi caleg sudah gratis gitu saja masih korupsiIni kan keterlaluan,” imbuhnya.

Hal senada juga dilontarkan oleh pengamat politik dari Universitas Paramadina, Bima Arya SugiartoMenurutnya, penegasan PAN yang tidak mengenakan biaya apapun kepada caleg-calegnya hanyalah formalitas semataBima yakin ada biaya-biaya informal yang harus dikeluarkan oleh seluruh caleg PAN.

“Pernyataan bahwa tidak ada biaya untuk pencaleg-an itu kan formalnya, tapi informalnya, pasti ada biaya yang dibebankan kepada caleg-calegnya ituPara caleg pasti diwajibkan untuk membiayai partaiKalau tidak, maka tak mungkin seorang ketua sampai mau melakukan hal itu,” ujar Bima.

Bima pun sependapat bahwa keputusan DPP PAN untuk tetap memberikan pembelaan kepada Abdul Hadi Djamal akan berdampak buruk pada citra PAN di masa-masa menjelang pemilu seperti saat iniMasyarakat akan menilai bahwa ada unsur pembelaan yang terlalu kuat yang dilakukan DPP PAN.

Dengan kasus ini, Bima memprediksi potensi swing voters yang tadinya akan memilih PAN tentunya akan memilih partai lain“Pasti akan berpengaruh pada perolehan suara PAN dalam pemilu 2009 ini, apalagi jika langkah-langkahnya tidak dipercaya masyarakat pemilih,” tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir dalam jumpa pers yang dilakukan oleh DPP PAN menyatakan sikap politik PAN terkait kasus tersebutPertama berupa permintaan maaf PAN terhadap seluruh rakyat Indonesia atas peristiwa iniKemudian yang kedua, DPP PAN menerima pengunduran diri Abdul Djamal sekaligus memecatnya dari PAN(fas/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PAN Fokus ke Pemilih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler