jpnn.com, JAKARTA - Mangkirnya Amien Rais dari panggilan Polda Metro Jaya terkait kasus Ratna Sarumpaet, dinilai sangat merugikan pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.
Pasalnya, Amien merupakan Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres – cawapres nomor urut 02 itu.
BACA JUGA: Pengamat: Pilpres Sudah Berakhir, Kemenangan Ada di..
Menurut Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi, paling tidak memengaruhi persepsi masyarakat bahwa kubu Prabowo - Sandi tidak berani bertanggung jawab ketika sebuah kebohongan terungkap.
"Jadi, kesannya itu elite-elite pendukung Prabowo-Sandi hanya 'rajin' memproduksi kecaman terhadap semua hal yang punya potensi merusak reputasi pemerintah. Namun malas ketika diminta pertanggungjawaban terhadap statement yang meresahkan masyarakat," ujar Ari kepada JPNN, Senin (8/10).
BACA JUGA: Ratna Sarumpaet Siap Ladeni Laporan Gerindra
Pengajar di Universitas Indonesia ini menilai, kubu Prabowo - Sandi perlu melakukan terobosan. Sebagai langkah pertama, ikut mendorong agar Amien Rais bersedia memenuhi panggilan Polda Metro Jaya untuk diperiksa terkait kasus Ratna.
Langkah lain, mengganti tokoh-tokoh yang belakangan ini dinilai kurang produktif memberikan keterangan kepada masyarakat.
BACA JUGA: Pengamat Sebut Gaya Kampanye Prabowo-Sandi Kian Membosankan
Kubu Prabowo - Sandi harus mampu mencari tokoh yang benar-benar paham permasalahan yang dihadapi masyarakat. Jangan hanya berbicara untuk menyerang kubu Jokowi.
BACA JUGA: Tim Prabowo Kerahkan 300 Pengacara untuk Kawal Amien Rais
"Saya kira, sepanjang kubu Prabowo - Sandi memakai juru bicara seperti Dahnil Anzar Simanjuntak, Hanum Rais, Andi Areif, Rachland Nasidik, Ferdinand Hutahean, Fadli Zon, Amien Rais, Eggy Sudjana, Natalious Pigay, Rachel Maryam misalnya, hanya akan menurunkan elektabilitas Prabowo - Sandi," pungkas Ari.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra Laporkan Ratna Sarumpaet ke Polda Metro Jaya
Redaktur & Reporter : Ken Girsang