AS Niat Serang Syria Tiga Hari

Rencanakan Menggunakan Rudal pada 50 Target

Senin, 09 September 2013 – 07:50 WIB

jpnn.com - WASHINGTON - Setelah melakukan berbagai diskusi, Amerika Serikat (AS) merencanakan serangan ke Syria selama tiga hari atau lebih lama daripada perkiraan awal. Para ahli strategi perang saat ini sedang merancang serangan intensif menggunakan rudal pada sedikitnya 50 target utama di Syria.  

 

Los Angeles Times mengutip dua sumber yang dekat dengan rencana tersebut melansir, Gedung Putih telah meminta tim ahli membuat daftar target lebih luas di luar yang ada sebelumnya, yakni di 50 titik. Perpanjangan waktu serangan itu dibuat untuk mengantisipasi jika target yang dibidik meleset.

BACA JUGA: Ditodong Pistol di Istana, Pangeran Andrew Dikira Maling

Saat ini, ahli strategi di Pentagon mempertimbangkan penyerangan dengan pesawat jet pembom Angkatan Udara dan lima kapal perang penghancur yang tengah berpatroli di Laut Mediterania. Dalam serangan itu, rudal laut-ke-darat dan udara-ke-darat bakal digunakan. Serangan tersebut akan dilancarkan dari jarak jauh di luar jangkauan pertahanan udara Syria.

BACA JUGA: Tony Abott Terpilih Sebagai PM Baru Australia

Kapal induk USS Nimitz dengan satu kapal penjelajah dan tiga penghancur, yang saat ini ditempatkan di Laut Merah, juga disiagakan untuk menembak rudal ke Syria.

"Akan ada beberapa kali gempuran dan sebuah evaluasi dari masing-masing serangan. Namun, semua akan dilakukan dalam 72 jam dan sebuah indikasi jelas jika kami telah selesai menyerang," terang seorang petinggi Dephan AS yang mengetahui rencana tersebut kepada Times.
 
Penyusunan strategi perang tersebut muncul menjelang penyampaian pernyataan pribadi Presiden AS Barack Obama kepada publik negeri adidaya tersebut. Selain itu, pemerintah AS meminta persetujuan Kongres untuk melancarkan serangan ke Syria pada 10 September.

BACA JUGA: Aksi Protes Separo Bugil

Obama dijadwalkan akan merekam wawancara dengan pembawa acara dari tiga jaringan televisi utama di AS. Yakni, PBS, CNN, dan Fox News. Hasil wawancara yang disiarkan pada Senin malam (9/9) akan menjadi pemaparan awal Obama di depan parlemen pada Selasa (10/9).

Obama menegaskan, AS bakal melancarkan sebuah serangan terbatas. Caranya, mengurangi jumlah pesawat tempur untuk menjatuhkan bom ke wilayah Syria.

Meski muncul keraguan bahwa serangan terbatas AS itu akan mampu mengalahkan kemampuan militer Syria, salah seorang sumber mengungkapkan bahwa operasi yang telah direncanakan tersesbut hanya bertujuan untuk "unjuk kekuatan" dalam beberapa hari dan tidak akan mengubah situasi di lapangan secara fundamental.

"Serangan tidak akan berimplikasi secara strategis pada kondisi terakhir dalam perang sipil Syria. Rakyat Syria akan menyelesaikan sendiri meski perang harus berlanjut dua tahun lagi," tambah seorang sumber lain.

Pencarian dukungan untuk menyerang Syria juga dilakukan Menteri Luar Negeri AS John Kerry saat melawat ke Eropa. Di Paris, Kerry bertemu dengan para pemimpin negara yang tergabung dalam Liga Arab.

Sebelumnya, Kerry mengklaim bahwa negara yang siap mengambil langkah militer terhadap Syria bersama AS telah bertambah menjadi "double digits" atau lebih dari sepuluh. Namun, daftar negara itu belum bakal diumumkan.

Prancis sangat mendukung intervensi militer ke Syria setelah dugaan penggunaan senjata kimia oleh tentara pemerintah pekan lalu. Tetapi, Paris memilih menunggu laporan para ahli senjata PBB sebelum mengambil langkah militer.

Niat bulat AS untuk menyerang Syria ditengarai juga dipicu penyelidikan mendalam mengenai serangan bom kimia yang menewaskan 1.429 orang. Sebanyak 426 di antaranya terdiri atas anak-anak. Dalam penyelidikan tersebut, diungkapkan video mengenaskan mengenai korban-korban yang tewas tanpa luka di tubuh mereka. (Los Angeles Times/BBC/AFP/cak/c14/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiap Jam, Seorang Perempuan Tewas Lantaran Mahar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler