JAKARTA - Format penyederhanaan partai politik dengan model asimilasi seperti diwacanakan Partai Demokrat dinilai lebih realistis dibanding pola konfederasi yang diusulkan Partai Amanat Nasuional (PAN)Model asimilasi lebih pas untuk partai-partai kecil yang tidak memenuhi syarat parliamentary threshold (PT) atau ambang batas parlemen.
Pendapat itu dikemukakan pengamat politik dari Indobarometer M Qodari jketika dihubungi kemarin
BACA JUGA: KPU Kalteng Bantah Dukung KPU Kobar
”Saya kira asimilasi itu cukup bisa menjawab problem kenaikan syarat PT yang tak terhindari dalam rangka penyederhanaan partaiBagaimana proses alamiah asimilasi partai dari yang kecil ke yang ini tidak saling merugikan, menurut Qodari, kunci utamanya jangan berpikir soal penyelamatan suara yang hilang
BACA JUGA: Tiga Nama Calon Ketua Fraksi Demokrat
”Wacana asimilasi harus dilihat dari semangat penyederhanaan partai, antara lain, akan menjawab problem ketidakefektifan kinerja partai dan jalannya pemerintahan sebagaimana disorot banyak kalangan,” ulas Qodari.Sebelumnya, wacana tentang asimilasi itu digulirkan Wakil Sekjen Partai Demokrat Saan Mustafa sebagai jawaban lain terhadap tuntutan penyederhanaan partai, terutama karena adanya rencana kenaikan ambang batas parlemen dari 2,5 persen pada 2009 menjadi 5 persen pada Pemilu 2014
Sementara, Sekjen Partai Keadilan Sejahteran (PKS) Anis Matta berpendapat PKS pada prinsipnya mendukung semangat penyederhanaan partai
BACA JUGA: Anggota DPR Tolak Potong Gaji
Soal apa nama dari penyederhanaan itu menjadi masalah kedua”Saya mendukung semangat perlunya penyederhanaan partaiSoal nama silahkanDan, penyederhanaan ini tak terhindarkanAgar lebih efektif, salah satunya dengan dinaikkan dulu PT-nya, lalu partai yang tak memenuhi syarat PT bisa bergabung ke partai yang memenuhi syarat,” kata Anis.Di tempat terpisah, pengamat politik dari UI Boni Hargens berpendapat baik asimilasi, fusi atau konfederasi adalah bentuk dari penyederhanaan partaiJika tujuannya untuk membangun dinamika politik yang efektif dan tepat sasaran untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara, harus didukung penuhNamun, asimilasi atau penggabungan parpol yang ada harus memiliki nilai yang samaYakni, basis ideologi yang sama, serta visi dan misi yang seiring sejalan.
”Yang jelas, jangan sampai penggabungan partai ini ini semata-mata karena perhitungan pragmatis lantaran adanya tsunami politik yang menimpa sejumlah partaiMemang ada beda dengan model fusi di era orde baru, di mana penggabungan itu terjadi karena yang melakukan adalah negara lewat pemberlakuan kebijakan yang dipaksakanSedangkan asimilasi datang dari partai sendiri, sehingga lebih memiliki ruang kebebasan untuk menentukan,” jelas Boni(did)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Politisi Demokrat Usul Kasus Century Ditutup
Redaktur : Tim Redaksi