Astaga...Jual Ganja Dapat Layanan Seks

Jumat, 22 April 2016 – 08:48 WIB
Pemaparan hasil penelitian KPA, di kantor KPA Jayapura. Foto: dok/Cenderawasih Pos

jpnn.com - JAYAPURA - Komisi Penanggulangan AIDS Nasional di Papua dan Papua Barat memiliki hasil penelitian yang sangat memprihatinkan. Dalam pemaparannya di kantor KPA, Jayapura, Kamis (21/4), disinyalir terjadi barter ganja dengan pelayanan seks.

Anggota Tim Gabungan KPA Nasional, Nikodemus Freddy dari Yayasan Kerti Praja Bali mengatakan, barter ganja antara pembawa ganja dari Papua New Guinea (PNG) dengan pelayanan seks, diketahui dari responden di Kota Jayapura. “Itu hanya satu respons yang kami tanya dan hanya di Kota Jayapura, di daerah lain belum ditemukan,” kata Nikodemus, seperti dikutip dari Cenderawasih Pos, Jumat (22/4).

BACA JUGA: 5 Tahun Bercinta dengan Istri Orang, Akhirnya Ketahuan di Kamar Mandi

Untuk informasi terkait HIV-AIDS, Freddy mengakui informasi yang diterima masyarakat di Papua jauh lebih banyak dibanding di daerah lain di Pulau Jawa. Namun sayangnya, meskipun informasi yang diterima masyarakat sudah banyak, tetapi kasus HIV-AIDS di Papua terus naik. 

Dr. Ayu dari Universitas Udayana mengatakan, tim yang ditugaskan oleh KPA Nasional yaitu untuk melakukan studi pendahuluan terkait pekerja seks jalanan (PSK) dan pria yang berhubungan seks dengan pria atau lelaki seks lelaki (LSL). 

BACA JUGA: Batam Penting Bagi Amerika

“Fenomena yang kami temukan di sini sangat menarik bila dibandingkan dengan fenomena di Bali. Terutama menyangkut penggunaan minol dan narkoba pada PSJ dan LSL yang masih sangat tertutup,” tuturnya.

Menanggapi hasil penelitian ini, Sekretaris KPA Kota Jayapura, Binton Nainggolan mengaku prihatin dengan temuan-temuan dari Tim Gabungan yang ditugaskan KPA Nasional. Dari pemaparan yang disampaikan, Binton menyebutkan ada dua fenomena yang sangat memprihatinkan yang ditemukan oleh tim gabungan. 

BACA JUGA: Dalami Kasus Bansos, Bupati Natuna Ilyas Sabli Diperiksa

“Fenomena yang sangat memprihatinkan, ganja dibarter dengan seks. Fenomena kedua yaitu prilaku LSL ternyata bukan hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi sudah masuk di kabupaten dan kota di Papua. Ini fenomena yang sangat mengejutkan,” ucap Binton dengan nada prihatin. (oel/nat/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wait and See, Bro! Bakal Ada Tersangka Lagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler