jpnn.com - JAKARTA - Rombongan Istana dicecar Komisi II DPR soal penanganan bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di Sumatera dan Kalimantan, dalam rapat kerja pada Selasa (13/10). Yang dipersoalkan DPR tidak lain lambannya penanganan yang dilakukan pemerintah.
Namun, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo, Menteri Sekretaris Negara (Pratikno), membela diri. Mereka menyatakan pemerintah telah mengerahkan sumber daya nasional dalam memadamkan api di 7 provinsi terdampak. Hanya saja musim kemarau/Elnino menyulitkan pemadaman api yang menyebar di lahan gambut.
BACA JUGA: Menyedihkan... Rehabilitasi Narkoba Ternyata Jadi Permainan Oknum Polisi
"Presiden tiap minggu ada di lapangan, sehingga persoalan di lapangan sudah dipahami pemerintah. Kenapa ini lama? Karena kemarau saat ini kemarau (Elnino-red) terpanjang. Jadi selain ada yang membakar ada juga secara alamiah mereka terbakar dengan sendirinya," kata Pramono Anung.
Pramono juga menjawab pertanyaan Anggota Komisi II Sukirman, soal alasan pemerintah belum menetapkan kabut asap sebagai bencana nasional Pramono menyebutkan status itu biasanya ditetapkan Presiden setelah menerima masukan dari BNPB.
BACA JUGA: KPU: Menyusun DPT yang Akurat Tidak Mudah
Namun, Ia berjanji akan membahas masalah ini dalam rapat kabinet dengan Presiden. "Tentunya masukan rekan-rekan sekalian akan kami bawa dalam ratas, karena penanganan ini terbesar dalam sejaran Republik Indonesia. Banyak personil diturunkan, sudah 22 ribu. Ini belum bencana nasional, tapi tindakan sudah skala nasional," jelasnya.
Politikus PDI Perjuangan itu juga menyampaikan bahwa pemerintah fokus untuk penyelesaian jangka panjang. Ke depan, perusahaan yang terdampak atau tidak, mereka diwajibkan menangani kebakaran lahan.
BACA JUGA: Menteri Doyan Ribut, Pimpinan DPR Sindir Jokowi
Kemudian, pemerintah sedang menyiapkan manajemen aliran air agar lahan gambut tetap basah. Cara ini sudah diterapkan di Jambi, dan Kapuas, dan hasilnya juga mengatasi Karlahut. "Selain langkah-langkah pemadaman, membuat manajemen pengalihan air agar lahan tetap basah, modifikasi cuaca," jelasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bos Invore Gas Dijemput Polisi
Redaktur : Tim Redaksi