BACA JUGA: Golkar Suarakan Lagi Anggaran Berdasarkan Dapil
Sementara beberapa fraksi lainnya mendesak pemerintah untuk lebih berani memperbaiki ketetapan asumsi makro tersebut.Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP), RAPBN 2011 akan mengambil dasar perhitungan dari beberapa elemen (asumsi)
Terkait hal itu, Fraksi Partai Golkar (FPG) dengan juru bicara Mahyudin ST MM, menegaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi 6,3 persen tergolong masih rendah, serta belum mencerminkan keinginan pemerintah untuk bekerja lebih keras lagi
BACA JUGA: Pertamina Tarik 2 Juta Tabung Melon
"Harusnya, dengan pertumbuhan ekonomi di 2010 yang bisa melampaui target 5,8 persen, maka pertumbuhan ekonomi yang paling realistis di 2011 adalah 6,5 persenSementara, target inflasi pemerintah sebesar 5,3 persen di RAPBN 2011, juga dipandang masih bisa ditekan hingga 5 persen
BACA JUGA: BI Usulkan Pembentukan Dewan Pengawasan Otonom
Demikian juga dengan suku bunga SBI 3 bulan yang 6,5 persen, dinilai seharunya bisa turun menjadi sekitar 6,3 persenTarget lifting minyak pun, dinilai tidak ideal bila hanya 970 ribu barel per hariSedangkan nilai tukar rupiah yang diusulkan Fraksi Partai Demokrat adalah sebesar Rp 9.100, dan bukan Rp 9.300 seperti yang ditetapkan pemerintah.Komentar senada juga datang dari F-PDIPMelalui juru bicaranya, Utut Adianto, F-PDIP menilai bahwa pidato Presiden RI dalam penyampaian RAPBN 2011 beserta nota keuangannya, sangat jauh dari realitas sebenarnya di masyarakatAsumsi makro dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen pun dinilai tidak mencerminkan realitas tingkat kesejahteraan masyarakat.
"F-PDIP mendesak pemerintah (untuk) tidak terpaku pada angka pertumbuhan ekonomi di atas kertasTapi, bagaimana (agar) pertumbuhan ekonomi ini bisa berkualitasInflasi 5,3 persen, mengindikasikan pemerintah sengaja mencari celah amanNilai tukar rupiah Rp 9.300 per USD, hanya mempertimbangkan kondisi dunia usaha yang pro-kapitalisTarget lifting 970 barel per hari, (juga) dinilai dalam target rendahMaka dari itu, F-PDIP mendesak pemerintah harus mampu menaikkan target 1 juta barel per hari," jelas Utut.
Sedangkan dari F-PKS, juru bicaranya Ecky Awal Mucharom, menjelaskan bahwa asumsi makro yang digunakan pemerintah untuk menyusun RAPBN 2011 harusnya memang dapat lebih baik lagi"PKS memandang bahwa target pertumbuhan ekonomi harusnya bisa lebih ke 6,5 persen sampai ke 7 persenIni sesuai dengan asumsi 2010 yang bisa mencapai 6 persen, dan pulihnya perekonomian global khususnya di kawasan Asia," kata Ecky pula(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Darmin Tegas Tolak OJK
Redaktur : Tim Redaksi