Fahmi menyebutkan, persoalan krisis listrik di tanah air, termasuk di Kaltim, umumnya disebabkan persoalan regulasi dan pendanaan
BACA JUGA: Rumah Incumbent Akan Digeledah Polisi
Karena itu, untuk mengatasi krisis listrik kadang perlu waktu bertahun-tahunBACA JUGA: Mantan Anggota Dewan Kuasai Mobil Dinas
"Ini sekaligus sebagai upaya melakukan penataan birokrasi dan regulasi, sehingga semua hambatan dan kendala bisa dibicarakan intensif," sambungnya.PLN mengaku juga ingin segera mengatasi persoalan krisis listrik di beberapa daerah
Fahmi mencontohkan instansi dimaksud misalnya Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara dan Departemen Keuangan
BACA JUGA: 1.000 Ha Sawah Terancam Gagal Tanam
"Kalau kami, maunya cepat," tegas FahmiDikatakannya pula, saat ini Kaltim dan Riau masuk dalam program percepatan penambahan pembangkit sesuai keinginan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Sementara itu, Gubernur Awang Faroek menyebut bahwa Kaltim hingga kini memerlukan daftar tunggu warga yang belum menikmati listrik sebesar 76 megawatt (MW)Angka ini terus bertambah, bahkan diprediksi kebutuhan listrik Kaltim pada 2014 mencapai 1.000 MW.
Awang menegaskan, wajar kiranya jika Kaltim menuntut pasokan listrik memadaiApalagi karena provinsi ini sendiri merupakan penghasil gas dan batubara"Karena itu, kami sempat kaget kalau Kaltim tak masuk dalam program penambahan pembangkit," sebutnya.
Disampaikan Awang, di Kaltim sendiri cukup banyak perusahaan yang mengajukan menjadi Independent Power Producer (IPP)Namun tidak ada yang berjalan dengan baik"Satu-satunya perusahaan IPP yang jalan di Kaltim hanya PT Cahaya Fajar Kaltim," sebut Awang.
Sementara itu, Direktur Utama PT Cahaya Fajar Kaltim, Zainal Muttaqin, menyampaikan bahwa perusahaan pembangkit listrik milik Jawa Pos Group itu dalam enam bulan terakhir sudah berhasil memenuhi target pasokan listrik sesuai perjanjian jual-beli daya dengan PLN"Kami masuk ke Sistem Mahakam sejak Desember 2008," sebut Zainal.
Namun, Zainal mengaku bahwa perusahaan tersebut masih mengalami kerugian, serta berharap ada kenaikan harga beli dari PLN"Walau rugi, kami harus jalan terusKalau tidak jalan, kami juga akan semakin sakit karena kena penaltiKami sekarang maju tak gentar," sebutnya.
Untuk selanjutnya, Zainal berharap bisa mendapatkan izin menambah pembangkit lagi sebesar 100 MW"Jika diizinkan, akan mulai dibangun Januari," sebutnyaZainal mengaku yakin, pada saatnya nanti PLN akan menaikkan harga beli, agar perusahaan ini tak terus merugi(eff/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dukun Palsu Raup Rp13 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi