jpnn.com, YANGON - Aung San Suu Kyi kembali menunjukkan bahwa dia bukan lagi seorang pejuang HAM dan demokrasi yang dulu dikenal dunia. Alih-alih membantu etnis Rohingya, wanita yang kini menjabat sebagai penasihat negara itu malah mempersulit kerja PBB dan lembaga kemanusiaan lain di Myanmar.
Kantor penasihat negara yang dipimpin Suu Kyi menuding relawan kemanusiaan di Myanmar membantu kelompok militan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA). Penyebabnya adalah temuan biskuit bantuan PBB di sarang ARSA.
BACA JUGA: Eks Sekjen PBB Minta Myanmar Berhenti Menindas Rohingya
Tudingan tersebut tengah diselidiki. Namun, situasi memanas dan jaminan keamanan yang tidak memadai membuat PBB dan lembaga-lembaga kemanusiaan internasional terpaksa menarik ratusan personel mereka dari Myanmar.
Padahal, saat ini mereka sedang sangat dibutuhkan oleh etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine. Mengingat sejak pekan lalu militer Myanmar kembali gencar mempersekusi kelompok tersebut.
Terang saja banyak relawan berang karena tuduhan Suu Kyi. Menurut mereka, pernyataan itu berbahaya dan tidak patut.
BACA JUGA: Indonesia Dukung Perdamaian di Rakhine State
”Tudingan Suu Kyi pada para relawan sangat tidak bertanggung jawab,” ujar Wakil Direktur Human Rights Watch (HRW) Asia Phil Robertson.
Suu Kyi memang sejak lama dikritik pegiat HAM dunia karena memilih bungkam soal isu Rohingya. Dia terang-terangan tak mau mengecam kekerasan yang dilakukan tentara Myanmar terhadap etnis muslim tersebut.
BACA JUGA: Ikon Demokrasi Itu Sebut Tak Ada Genosida Rohingya
Suu Kyi bahkan membantah etnis Rohingya dipersekusi. Padahal, banyak dokumentasi terpercaya yang mengatakan sebaliknya.
Pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama mengaku sudah berkali-kali meminta Suu Kyi untuk membantu etnis Rohingya. Namun, pemenang Nobel Perdamaian 1991 itu tetap bergeming. (Reuters/AFP/AlJazeera/sha/c21/any/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengungsi Rohingya Kembali Tapi Bukan Untuk Menetap
Redaktur & Reporter : Adil