Pemerintah Australia telah mencapai kesepakatan dengan perusahaan obat-obatan Amerika Serikat Moderna untuk membeli 25 juta dosis vaksin COVID-19.
Sementara itu salah satu negara bagian di Amerika Serikat Ohio, pemerintah setempat menawarkan hadiah dan beasiswa bernilai jutaan dolar agar semakin banyak warga mau divaksinasi COVID-19.
BACA JUGA: Korban Tewas Bertambah Seiring Peningkatan Konflik Palestina-Israel
Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt hari Kamis (13/05) mengukuhkan adanya perjanjian di mana satu juta dosis vaksin akan tiba bulan September, disusul sembilan juta dosis di bulan Desember.
Greg Hunt juga mengatakan telah berdiskusi dengan sektor swasta untuk memproduksi vaksin mRNA seperti Pfizer dan Moderna di Australia.
BACA JUGA: Pengalaman Warga Indonesia Mengurus Pemakaman Anggota Keluarganya di Australia
Saat ini Australia belum memiliki kemampuan untuk memproduksi vaksin sendiri sehingga harus mengimpor vaksin mRNA dari Amerika Serikat atau Eropa.
Moderna mengatakan bahwa perusahaan itu akan menyediakan 25 juta dosis vaksin mRNA, dengan 10 juta dosis di antaranya yang dinyatakan efektif menangani varian virus corona yang sudah ada, akan tiba tahun 2021.
BACA JUGA: Australia Kemungkinan Buka Perbatasan Internasional Mulai Pertengahan 2022
Sisa 15 juta dosis vaksin akan tiba di tahun 2022.
Moderna mengatakan akan segera mengajukan permohonan agar mendapat persetujuan badan pemberi lisensi obat-obatan di Australia bernama Therapeutic Goods Administration (TGA).
Bila lolos uji coba, maka Moderna akan mengikuti jejak AstraZeneca dan Pfizer sebagai vaksin yang bisa digunakan di Australia.
Greg Hunt mengatakan vaksin Moderna sudah disetujui penggunaannya di Inggris, Kanada, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Singapura.
Dia juga mengatakan bahwa Moderna juga akan dilengkapi penangkal varian baru di tahun 2022.
Sejauh ini menurut Greg Hunt, sekitar 2,7 juta warga Australia sudah mendapatkan vaksin, itu berarti sekitar 10 persen dari jumlah penduduk keseluruhan. Insentif dan beasiswa bagi warga di Amerika Serikat
Sementara itu di negara bagian Ohio di Amerika Serikat, gubernur Mike DeWine menawarkan hadiah jutaan dolar dan juga beasiswa masuk ke perguruan tinggi untuk menarik minat warga agar mau divaksinasi.
Mulai tanggal 26 Mei, nama dari warga yang mendapatkan paling tidak dosis pertama vaksinasi, akan dimasukkan ke dalam undian, di mana pemenangnya akan mendapat hadiah 1 juta dolar setiap hari Rabu selama lima minggu.
Selain pemenang lotre, negara bagian juga akan memberikan beasiswa penuh selama empat tahun bagi lima orang untuk kuliah di universitas negeri di sana.
Hadiah ini akan diberikan kepada warga Ohio yang berusia di bawah 18 tahun.
Dana untuk lotre dan beasiswa tersebut akan diambil dari anggaran pandemi dari pemerintah pusat.
Kegiatan ini akan berlangsung menjelang berakhirnya pembatasan COVID-19 di negara bagian tersebut pada tanggal 2 Juni.
Sementara itu di Washington, Presiden Joe Biden mendesak para orang tua untuk melakukan vaksinasi terhadap anak-anak mereka setelah pihak berwenang menyetujui penggunaan vaksin Pfizer bagi anak-anak yang berusia antara 12-15 tahun.
"Harapan saya jika vaksin ini sudah memiliki izin, orangtua dapat memanfaatkannya dan membawa anaknya untuk divaksinasi," ujar Presiden Biden.
"Ini adalah satu langkah besar dalam perang melawan pandemi.”
Beberapa negara bagian termasuk Georgia, Delaware dan Arkansas sudah mulai melakukan vaksinasi terhadap para remaja ini.
Saat ini sekitar 30 persen warga Amerika sudah mendapatkan vaksinasi sepenuhnya, yaitu dua dosis.
Namun tingkat vaksinasi ini menurun dalam beberapa pekan terakhir.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari artikel ABC News yang bisa dibaca di sini dan sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa Indonesia Menyambut Pelonggaran Pembatasan Jam Kerja di Australia Meski Masih Butuh Dukungan Lebih