Australia Selatan memiliki persediaan uranium terbanyak di benua Australia. Komisi khusus Nuklir di Australia kini mencoba menginvestigasi kemungkinan negara bagian tersebut memanfaatkan tenaga nuklir di masa depan.
Komisi Royal Tenaga Nukir Australia baru-baru ini telah melakukan konsultasi dengan sejumlah komunitas di pedalaman, kawasan, dan perkotaan Adelaide.
BACA JUGA: Kasus Bunuh Diri Tinggi, Australia Perlu Segera Reformasi Layanan Kesehatan Mental
Tujuan konsultasi ini berkaitan dengan upaya komisi untuk mengeksplorasi, memproses, membangkitkan listrik, dan penyimpanan serta penanganan limbah jika uranium akan digunakan sebagai tenaga nuklir.
Dalam konsultasi ini warga bisa mendapatkan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada komisi tersebut, termasuk pada mantan gubernur Kevin Scarce.
BACA JUGA: Pakar Psikolog dan Dokter Anak Desak Penahanan Pencari Suaka Diakhiri
Komunitas lahan Anangu Pitjantjatjara Yankunytjatjara (APY), telah mengajukan sejumlah pertanyaan berkaitan rencana pengembangan tenaga uranium.
Setelah bertemu di University of Adelaide, perwakilan dari komunitas APY, Karina Lester menyatakan banyak kawasan pedalaman di Australia Selatan khawatir dimana limbah dari nuklir akan disimpan.
BACA JUGA: Telantarkan 2 Anjingnya, Warga Canberra Dilarang Pelihara Binatang 10 Tahun
"Kemungkinan yang baik adalah limbah tidak dibuang di kawasan perkotaan Adelaide, tapi mungkin di Port Augusta, yang harus ditinjau status kepemilika lahan tersebut," ujar Lester.
Uji coba nuklir pernah dilakukan di Maralinga pada akhir tahun1950 dan awal 1960. Tetapi uji coba tersebut menimbulkan kekhawatiran diantara komunitas Aborigin.
Lester juga menyatakan masalah tersebut telah didiskusikan dalam berbagai kampanye sebelumnya.
"Ini adalah masalah yang sudah kita bicarakan sekitar 10 dan 20 tahun lalu, jadi ada sejarahnya apa yang tidak didengarkan."Salah satu kawasan pengembangan tenaga nuklir di Australia Selatan. Foto: Reuters, Benoit Tessier.
Di kawasan Riverland, sekitar 250 kilometer dari kota Adelaide, tokoh wanita Aborigin, Cheryl Knowles juga mempertanyakan masalah ini.
"Kita khawatir limbah nuklir akan mengkontaminasi sungai Murray," ujarnya.
Tapi diantara warga, ada pula yang setuju dengan rencana ini. Seperti yang diutarakan Victor Tan, seorang perawat.
"Mungkin saya salah, tapi saya mendukung pengembangan tenaga nuklir di masa depan," ujar Tan.
Sementara itu, ahli pertanian Phillipa Rowland, mengatakan resiko dari pengembangan nuklir, terutama masalah limbahnya harus dipertimbangkan secara seksama.
"Saya telah bekerja dalam bidang penanganan resiko pestisida dalam delapan tahun terakhir. Sehingga saya tahu adanya resiko dari kombinasi frekuensi dan konsekuensi," ujarnya.
Komisi Royal memiliki batas waktu hingga hari ini (26/05) untuk melaporkan hasil temuannya di lapangan.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Helikopter Ini Jatuh di Daratan Es Antartika Karena Pilot Alami Disorientasi Tempat