Para ilmuwan di Australia sudah mengisolasi enzim dari bakteri tanah yang dapat mengubah udara menjadi listrik, yang bisa dikembangkan menjadi sumber daya terbarukan dan digunakan di perangkat kecil.

Penelitian Monash University, yang diterbitkan dalam jurnal Nature dan telah melewati proses 'peer review', menunjukkan enzim yang disebut "Huc" dapat mengubah sejumlah kecil hidrogen yang ada di udara menjadi arus listrik.

BACA JUGA: Penipuan di Facebook Marketplace Makin Marak, Ini Cara untuk Menghindarinya

Enzim adalah sejenis protein yang dapat mempercepat reaksi kimia dalam sel.

'Huc' adalah "baterai alami", kata para ilmuwan.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Setahun Penjara untuk Terdakwa Kasus Kanjuruhan yang Tewaskan Ratusan Orang

Meski penelitian mereka masih dalam tahap awal, penemuan mereka berpotensi menjadi sumber daya berbiaya rendah untuk benda-benda elektronik kecil.

"Kami telah menunjukkan ketika mengisolasi [Huc] di laboratorium, kami dapat memasukkannya ke sirkuit listrik dan menghasilkan listrik," kata Rhys Grinter, salah satu peneliti.

BACA JUGA: 8 Besar Piala Asia U-20: Jepang Sempurna, Juara Bertahan Gugur

Hanya perangkat yang sangat kecil yang dapat diberdayakan dengan cara ini, karena kadar hidrogen di udara sangat rendah, yakni hanya 0,00005 persen, jelasnya.

Objek yang lebih besar akan membutuhkan sumber eksternal hidrogen untuk menambah daya listrik.

"Kami melihat hal-hal yang sangat kecil seperti monitor biometrik atau sensor lingkungan yang memerlukan tingkat daya yang berkelanjutan," kata Dr Grinter.

"Namun jika memberi enzim lebih banyak hidrogen, maka akan menghasilkan lebih banyak tenaga.

"Dalam zat-zat, seperti sel bahan bakar, ini berpotensi menghasilkan daya yang cukup untuk menyalakan jam tangan atau smartphone."

"Ini adalah impian", kata Dr Grinter, untuk mengembangkan sumber daya yang tidak membutuhkan terlalu banyak untuk mempertahankannya, karena "pada dasarnya secara pasif menggerakkan dirinya sendiri dari udara".

Dia mengatakan rencana selanjutnya adalah untuk meningkatkan produksi enzim, kemudian bekerja dengan para insinyur untuk merancang perangkat yang ditenagai penggunaan udara oleh enzim.Memberdayakan perangkat kecil dengan 'jangkauan besar'

Robert Willows dari Macquarie University, yang juga baru mendirikan perusahaan energi hidrogen, mengatakan para peneliti Monash telah membuat penemuan signifikan soal enzim untuk menghasilkan listirk berbahan hidrogen.

Namun dia mengatakan ide untuk menghasilkan tenaga dari udara tipis masih "terlampau bersemangat".

"Itu benar-benar cakupan yang besar," kata pakar energi hidrogen tersebut.

"Mereka mengusulkannya agar bisa digunakan untuk menghasilkan listrik dari udara. Ini bisa jadi [ide yang] terlalu luas," katanya.

"Tidak ada hidrogen yang cukup di udara yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik."

"Untuk sesuatu yang memiliki persyaratan sangat kecil saat ini, itu mungkin bisa dilakukan, tapi untuk sesuatu seperti jam tangan ... rasanya tidak akan berhasil."

Signifikansi utama dari temuan ilmiah, yang didukung sepenuhnya oleh Profesor Willows, adalah para ilmuwan berhasil menghasilkan listrik dengan adanya oksigen.

Biasanya bakteri yang membuat hidrogen terlalu sensitif terhadap oksigen.

"Pekerjaan ini [memberikan] ide tentang bagaimana membuat enzim ini tidak peka terhadap oksigen," katanya.Teknologi dapat merevolusi kehidupan sehari-hari

Director of future lower-energy electronics technology di Monash University, Michael Fuhrer, yang tidak terlibat dalam penelitian enzim, mengatakan sumber energi murah untuk perangkat pintar dapat mengubah teknologi saat ini.

"Pikirkan ada sensor yang menempel di sisi botol susu Anda di lemari es, dan memberi tahu Alexa, atau perangkat pintar apa pun, jika susu Anda telah habis dan Anda perlu membeli susu saat sedang berada di toko," kata Profesor Fuhrer.

"Jika Anda bisa memproduksinya dengan harga 5 sen maka itu mungkin bermanfaat.

"Gagasan ini terkadang disebut internet of things, yakni ingin semuanya terhubung ke internet."

Profesor Fuhrer mengatakan penelitian terbaru ini menjadi hal baru baginya, tapi mengekstraksi sejumlah kecil energi dari lingkungan sekitar merupakan area penelitian yang aktif dan terus berkembang.

"Ini baru langkah pertama dan kedengarannya menarik."

Artikel ini diproduksi oleh Erwin Renaldi dari laporan ABC News

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dunia Hari Ini: Pertandingan Liga Champions Terlambat karena Kemacetan London

Berita Terkait