Awal Koalisi Merah-Kuning

Jumat, 13 Maret 2009 – 08:13 WIB
SIAP KOALISI- Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memperlihatkan kesepakatan hasil pertemuan mereka di Jl Imam Bonjol 66 Jakarta. Kesepakatan itu berisi antara lain melakukan komunikasi politik antara PDIP dan Partai Golkar yang lebih baik dan menyukseskan Pemilu 2009 secara jujur, adil, langsung, umum, bebas, rahasia dengan elegan dan bermartabat. Foto: RAKA DENNY/JAWAPOS
JAKARTA - Pertemuan politik pertama Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla belum menghasilkan keputusan strategisKedua pemimpin partai besar itu hanya membahas hal-hal umum seperti kesepakatan untuk mengadakan pemilu secara damai, belum sampai pada tahap koalisi.

Pertemuan Megawati dan Jusuf Kalla berlangsung tertutup selama 30 menit di sebuah rumah di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat

BACA JUGA: Mobil Pemilih Cegah Golput

Kalla yang bertindak sebagai tuan rumah datang menyambut Mega yang datang bersama putrinya, Puan Maharani, menumpang Mercedes-Benz S500 B8434 BS
Kalla beberapa menit sebelumnya datang ke tempat pertemuan dengan VW Caravelle hitam B 8293 FD.

Keduanya lantas beranjak ke ruang tengah berukuran 6 x 12 meter

BACA JUGA: Salah, Presiden dan Wapres Cuti Untuk Pemilu Legislatif

Kalla dan Mega duduk semeja bersama Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI Perjuangan Taufiq Kiemas serta Ketua Dewan Penasihat DPP Partai Golkar Surya Paloh.

Di meja lain, duduk Sekjen PDI Perjuangan Pramono Anung, Ketua Bappilu PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, Sekjen Partai Golkar Soemarsono, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono, dan Ketua Bappilu Partai Golkar Burhanudin Napitupulu.

Pembicaraan berlangsung santai sembari menikmati makan siang
Hidangan yang tersaji di meja, antara lain, nasi goreng, jus stroberi, gado-gado, opor, tahu gejrot, dan soto ayam

BACA JUGA: Pertemuan Mega-JK Dianggap Sebatas Dinamika

"Kami berdua tadi makan enakSaya paling suka makan nasi goreng kampungSaya bilang ke Pak Kalla, saya makan nasi goreng kampung karena nasi kampung yang paling enak," ujar Mega dalam keterangan pers seusai pertemuan.

Pertemuan singkat tersebut menghasilkan lima komitmen yang rilisnya dibagikan kepada wartawan sebelum keduanya menggelar keterangan persLima kesepakatan tersebut adalah, pertama, membangun pemerintahan yang kuat untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat.

Kedua, memperkuat sistem pemerintahan presidensial sesuai amanat UUD 1945 yang memiliki basis dukungan yang kukuh di DPRKetiga, memperkuat sistem ekonomi untuk melaksanakan program ekonomi yang berdaulat, mandiri, serta berorientasi pada kepentingan rakyat.

Keempat, mempererat komunikasi politik PDI Perjuangan dan Partai Golkar sebagai perwujudan tanggung jawab dua partai politik terbesar hasil Pemilu 1999 dan Pemilu 2004Terakhir, menyukseskan pelaksanaan Pemilu 2009 secara jujur, adil, langsung, umum, bebas dan rahasia serta aman dan bermartabat.

Kesepakatan tersebut ditandatangani langsung oleh Jusuf Kalla dan Megawati tanpa menyertakan jabatan masing-masingKesepakatan itu dibacakan secara bergantian oleh Sekjen Golkar Soemarsono dan Sekjen PDIP Pramono Anung Wibowo.

Mega menyatakan, pertemuan tertutup tersebut sama sekali tidak menyinggung rencana membangun koalisi menghadapi pilpres 2009Melainkan membahas masalah golput serta upaya mempertahankan pemilu yang jujur dan adil.

"Kami berdua akan instruksikan kepada warga, baik kader maupun masyarakat, untuk melakukan pemilu dengan baikJangan golputGunakan hak pilih sebaik mungkin karena itu yang akan memajukan proses demokrasi di masa mendatang," tegas mantan presiden tersebut.

Mega berharap pertemuan silaturahmi itu bisa mendorong penciptaan suasana pemilu yang aman dan tertib bagi rakyat IndonesiaSukses Pemilu 2004 yang berlangsung mulus tanpa kekerasan bisa dipertahankan pada pemilu tahun ini dan masa-masa mendatang"Semua tahu, kulminasi akan ada pada pilpres Juli nantiApa pun juga yang terjadi di pengujung 2009, itu merupakan proses yang dinamikanya cukup tinggiWalau suasana politik hangat, kita berusaha agar tenang dan damai," ungkapnya.

Mega mengakui, pertemuan tersebut bisa saja menjadi awal dari koalisi antara PDI Perjuangan dan Partai GolkarNamun, keputusan untuk koalisi atau tidak diserahkan pada mekanisme internal partai masing-masing"Ini suatu awal pertemuan dua tokoh dan pengurus dari dua partaiSetelah ini akan tetap terjadi komunikasi dan keputusan akhirnya akan diserahkan pada masing-masing DPP," tutur Mega.

Pada kesempatan tersebut, Kalla mengungkapkan, keputusan koalisi bukan berada di tangan ketua umum, melainkan di tangan peserta rapimnas khusus DPP Partai GolkarDPP hanya bertugas menjalin komunikasi dengan semua partaiNamun, keputusan akhir untuk koalisi dengan partai mana akan ditetapkan setelah pemilu legislatif.

"Kami membicarakan soal kesepakatan dua partai untuk menciptakan pemilu damai, tidak membicarakan di luar itu," tegasnya.

Meski Golkar masih malu-malu menyatakan kesediaan untuk berkoalisi, kubu PDI Perjuangan menilai pertemuan tersebut merupakan awal dari koalisi pada pemilu presiden dan pemerintahan mendatang"Arahnya pasti koalisiKami ingin Golkar dan PDIP bersama-sama di pemilu presiden dan pemerintahanSiapa presiden dan wakilnya, diserahkan melalui mekanisme internal partai masing-masingJadi, sabar saja," ujar Ketua DPP PDIP Arif Budimanta.

Menurut dia, kedua partai bercita-cita sama, yaitu membangun pemerintahan yang kuatCaranya, mewujudkan sistem presidensial dengan basis dukungan parlemen yang kuat"Sebelum pemilu legislatif, kami tetap berusaha sendiri-sendiriCaleg dari kedua partai juga tetap berkompetisi di bawah," ungkapnya.

Menanggapi pertemuan Kalla dengan Megawati, calon presiden Prabowo Subianto menganggap itu hal yang positifMenurut dia, pertemuan antarelite partai politik sangat penting"Saya menilai pertemuan itu baik untuk mencari solusi antar persoalan bangsa," katanya seusai menghadiri Forum Rembug Buruh Nasional di Hotel Grand Cempaka kemarin.

Pertemuan dua parpol besar tersebut, menurut Prabowo, juga akan dilihat positif oleh masyarakatPemimpin yang lain, kata dia, bisa melakukan hal serupa"Yang terpenting tujuannya untuk kepentingan bangsa, bukan semata-mata kekuasaan," tegasnya.

Dia belum melihat pertemuan PDIP-Golkar sebagai embrio koalisiSebab, pertemuan kedua parpol tersebut baru tahap awalWacana blok-blok yang ada sekarang ini, kata dia, juga baru sebatas wacanaSemua baru akan terlihat setelah pemilihan umum legislatif 9 April nanti.

"Kami juga melakukan komunikasi dengan partai lainSaya juga aktif berkomunikasi dengan pimpinan lain, tapi tidak selalu diumumkanIni kan demokrasi, harus saling berkomunikasi," paparnya.

Pertemuan Megawati dengan Kalla tidak memiliki indikasi adanya koalisiSebab, kedua partai memiliki visi yang sama sekali berbedaSelain itu, dua partai tersebut sudah mendeklarasikan ketua umum masing-masing sebagai capres.

Hal tersebut dikatakan pengamat politik LIPI Indria Samego dan guru besar Politik UIN Syarief Hidayatullah Bachtiar Effendi dalam diskusi di Rumah Makan Tiga Putri, Jakarta, kemarin"Dua partai itu jelas sangat berbedaVisi dan misi mereka bertolak belakangPDIP itu kekiri-kirian, sementara Golkar itu kan partai pemerintahMereka menganut developmentalismeItu tidak bisa ketemu," ujarnya.

Malahan, kata dia, Partai Golkar secara visi dan misi lebih dekat untuk berkoalisi dengan Partai DemokratNamun, itu tidak mungkin dilakukanDengan gencarnya pemberitaan dan komitmen yang diucapkan JK berkali-kali, kembalinya JK ke SBY justru akan menjatuhkan kredibilitas JK"Publik akan melihat, ini belum jadi pejabat saja tidak konsisten, apalagi kalau sudah menjabatKredibilitas politik JK akan jatuh," tegasnya.

Bachtiar menilai, pertemuan itu hanya untuk menunjukkan bahwa Golkar memiliki kemampuan untuk menggalang dukungan melawan SBY"Istilahnya, itu untuk mencitrakan bahwa Golkar mendapat banyak dukungan," katanya.

Hal senada diungkapkan Indria SamegoMenurut dia, PDIP sangat diuntungkan oleh pecahnya kongsi antara SBY dan JKHal itu membuat perjuangan melawan sang incumbent lebih mudahSebab, dukungan dari partai pemenang Pemilu 2004 tersebut tidak lagi ke SBY.

Dia menuturkan, PDIP melihat ada keretakan antara duet SBY-JKMereka dengan cepat membaca itu dan langsung menggagas pertemuan tersebut"Bila Golkar benar-benar meninggalkan SBY, SBY seperti kehilangan salah satu sayapnyaAkan lebih mudah bagi PDIP untuk melawan dia," ungkapnya.

Namun, Indria memuji gerakan politik yang dilakukan JKPertemuan itu, kata dia, belum pernah terjadi di Indonesia"Kita tidak pernah melihat ini sebelumnyaAda partai pemerintah yang menemui tokoh partai oposisiKecuali di negara maju, itu tidak pernah terjadiIni merupakan terobosan silaturahmi politik yang luar biasa dari JK," tegasnya.

Dia menambahkan, pertemuan tersebut menjadi strategi pencitraan yang jitu dari kedua partaiTanpa harus beriklan dengan biaya besar, semua media di Indonesia meliputnya sebagai berita besar"Semakin lama, para pemilih akan terpengaruh untuk memilih partai dan orang-orang itu," katanya(noe/tom/aga/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampanye Terus, SBY Cenderung Narsis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler