jpnn.com - jpnn.com - Mengunjungi Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) rasanya tidak lengkap tanpa menyempatkan diri berkunjung ke Taman Doa Mater Dolorosa, tempat di mana ribuan umat Katolik setiap tahun "berziarah" mengikuti prosesi jalan salib, saat Paskah tiba.
Ken Girsang - Larantuka
BACA JUGA: Salut..Usia 99 Tahun, Kakek Ini Masih Jualan Keliling
Begitu melangkah memasuki area taman doa yang terletak di Jalan Basuki Rachmat tersebut, aura kenyamanan langsung menyeruak menyapa.
Letaknya yang persis di tepi pantai, menghantarkan perasaan seakan awan terasa begitu dekat. Memayungi setiap orang yang datang memanjatkan doa, atau sekadar menikmati panorama alam yang ada.
BACA JUGA: Serka Junaedy, Raup Untung saat Harga Cabai Melambung
Apalagi pagi itu, sekitar akhir Desember lalu, cuaca cukup cerah. Membuat kaki enggan buru-buru meninggalkan taman yang menjadi salah satu ikon kebanggaan masyarakat NTT tersebut.
Lamunan pun sejenak menerawang, membayangkan betapa khusuknya ribuan umat Katolik dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara, melaksanakan sejumlah prosesi keagamaan Semana Santa, atau pekan Kudus selama Paskah.
BACA JUGA: Nah, Ini Komunitas Ibu-ibu...Unik
Di Taman Mater Dolorosa atau yang berarti Bunda Dukacita, terdapat sekitar 12 bangunan rumah-rumah doa.
Pada tiap bangunan terdapat pahatan-pahatan lukisan mengisahkan perjalanan Yesus menuju penyaliban.
Hingga kemudian di ujung dari 12 bangunan terdapat patung Yesus disalib dan patung besar bercat putih, menggambarkan Bunda Maria tengah memangku Yesus yang tengah terbaring.
Wajah Bunda Maria terlihat sedih, memandang ke arah Yesus yang tengah terbaring di pangkuan. Persis menghadap sebuah altar besar dengan tulisan Mater Dolorosa.
"Setiap Paskah, biasanya semua rumah doa akan dihiasi cahaya lilin dan bunga-bunga. Saat malam itu benar-benar sangat khusuk," ujar Paul, salah seorang warga Flores yang telah bermukim di Jakarta.
Menurut pria paruh baya yang kebetulan juga tengah berkunjung ke Larantuka tersebut, patung Bunda Maria memangku Yesus merupakan salah satu benda bersejarah.
Dibawa dua orang misionaris asal Portugis, Gaspardo Espirito Santo dan Agostinhode Madalena, sekitar abad 16 lalu.
Di Larantuka juga terdapat sebuah Gereja Katedral bersejarah. Letaknya berseberangan dengan Taman Mater Dolorosa, persis membelakangi Gunung Ile Mandiri.
Oleh masyarakat setempat, gereja ini dikenal dengan sebutan Kapel Tuan Ana.
Bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke lokasi ini, tidak begitu sulit. Dari pusat kota cukup menggunakan angkutan umum menuju Pelabuhan Larantuka.
Setibanya di pelabuhan, bangunan terlihat jelas. Selain itu, wisatawan juga bisa bertanya ke masyarakat setempat. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ternak 1.500 Ekor Puyuh, Hasilkan Rp 6 Juta per Bulan
Redaktur & Reporter : Ken Girsang