JAKARTA - Peneliti Pusat Studi Sumberdaya Regional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Erwiza Erman mengatakan telah terjadi persekongkolan antara kepala daerah dan para pengusaha tambang di daerahMenurutnya, persekongkolan itu diawali dari komitmen saat para kepala daerah mencalonkan diri dan menjadi penyumbang saat kampanye.
“Saling memperoleh keuntungan sehingga terjadi perselingkuhan
BACA JUGA: Suara Napi Menangkan Putri Syaukani
Ini dibangun dari komitmen-komitmen tertentu yang terlihat sebelumdan sesudah PilkadaKetika terjadi persekongkolan, kata Erwiza, hanya kepentingan individu yang terlindugi karena kepala daerah yang terpilih hanya memikirkan balas jasa sehingga keseriusan dalam melayani kepentingan publik dipertanyakan
BACA JUGA: Persaingan Antar Bapak Turun ke Anak
“Apakah orang yang terpilih akan melakukan pelayanan publik dengan baik?” katanya.Saat terpilih kepala daerah tak lagi memperhatikan kepentingan masyarakatnya
BACA JUGA: Ratu Ekstasi Nyalon, Mendagri Pasrah
”Ada politik pembiaran karena balas budi,” katanya.Karena itu, Erwiza menyarankan agar masyarakat di daerah yang mempunyai potensi tambang melakukan kontrak politik dengan para calon kepala daerah sehingga bisa menjadi pegangan masyarakat untuk ditagih ketika terpilih.
”Masing-masing pihak harus mengutarakan visi dan misinya dan duduk bersama, dengan melakukan kontrak politikKomunikasi yang seimbang dan harus ada kontrak politik sehingga bisa ditagih oleh masyarakat,” ujarnya.
Fenomena seperti ini kata Erwiza sudah terjadi sejak dulu dan menjadi pengulangan sejarahDicontohkan saat tender tambang minyak di Jambi yang berlarut-larutSaat diumumkan pemenangnya ternyata perusahaan yang membawa banyak uang untuk menyogok perusahaan daerah.
Demikian halnya yang terjadi pada tambang timah di Belitung pada zaman KolonialKata dia, ada beberapa pejabat yang dimutasi karena tidak berkolaborasi dengan perusahaan tambang dan lebih membela kepentingan masyarakat.
”Kalau pejabat daerah itu agak bertentangan dengan perusahaan, maka akan dimutasikanKasus sejarah tambah timah di Belitung ternyata ada beberapa birokrat kolonial yang di mutasikan ke daerah lain karena berlawanan dengan perusahaan,” ungkapnya(awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Visi-Misi Calon Kepala Daerah Amburadul
Redaktur : Tim Redaksi